Arti Kata Bahasa Arab

Arti Millata Ibrahima Hanifa, Kutipan Surat An-Nahl Ayat 123 Teladan Nabi Ibrahim Seorang yang Hanif

Nabi Ibrahim merupakan sosok yang tidak pernah sedikitpun meragukan ketuhanan Allah. Dia tidak pernah menyembah selain Allah.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
Arti Ittabi' Millata Ibrāhīma Hanīfā, Kutipan Surat An-Nahl Ayat 123, Teladan Nabi Ibrahim Seorang yang Hanif 

TRIBUNSUMSEL.COM --Arti Ittabi' Millata Ibrāhīma Hanīfā, Kutipan Surat An-Nahl Ayat 123, Teladan Nabi Ibrahim Seorang yang Hanif.

Kalimat ittabi' Millata Ibrāhīma Hanīfā adalah kutipan surat An Nahl ayat 123.
Berikut bacaan selengkapnya

Surat An Nahl ayat 123 dan arti:


ثُمَّ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ أَنِ ٱتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ

Arab-Latin:
ṡumma auḥainā ilaika anittabi' millata ibrāhīma ḥanīfā, wa mā kāna minal-musyrikīn

Artinya:
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.


Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Kemudian kami wahyukan kepadamu (wahai rasul), agar kamu mengikuti ajaran islam sebagaimana ibrahim telah mengikutinya dan agar kamu istiqamah (lurus) diatasnya. Dan jangan menyimpang darinya. Sesungguhnya ibrahim bukanlah termasuk orang-orang musyrik yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah.

???? Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

123. Lalu Kami mewahyukan kepadamu wahai nabi untuk mengikuti millah (keyakinan) Ibrahim dalam bertauhid dan berdakwah dengan halus, berpaling dari agama lain dan menghadap kepada agama yang benar, beribadah hanya kepada Allah dan tidak termasuk orang-orang musyrik, melainkan menjadi teladan bagi orang-orang yang bertauhid, berbeda dengan anggapan orang-orang Musyrik Quraisy bahwa mereka mengikuti millah Ibrahim

Sifat Teladan Nabi Ibrahim AS


1. Memegang teguh akidah dan syariat

Dilansir dari laman Islam NU, Nabi Ibrahim sebagaimana nabi-nabi yang lain adalah ma’shum (selalu dijaga oleh Allah) dari kufur atau syirik, dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil, baik sebelum maupun setelah diangkat menjadi nabi.

Nabi Ibrahim merupakan sosok yang tidak pernah sedikitpun meragukan ketuhanan Allah. Dia tidak pernah menyembah selain Allah, tidak pernah berdusta dan Nabi Ibrahim tidak pernah memintakan ampunan dosa kepada Allah untuk ayahnya yang musyrik.

2. Mengajarkan ketauhidan

Hal itu tercermin tatkala Nabi Ibrahim mengajak ayahnya untuk masuk ke dalam agama Islam sebagaimana diceritakan dalam QS al-An’am ayat 41-44. Dengan menjaga adabnya ia menjelaskan dengan santun kepada ayahnya mengenai ketauhidan.

Diketahui saat itu ayah dari Nabi Ibrahim merupakan penyembah berhala, Ibrahim mengajak ayahnya untuk menyembah kepada Allah semata, satu-satunya tuhan yang berhak dan wajib disembah.

3. Beramar ma’ruf nahi munkar

Nabi Ibrahim telah diberi hujjah yang kuat oleh Allah ta’ala sehingga selalu dapat mematahkan berbagai dalih yang dilontarkan oleh musuh-musuh Islam ketika berdebat.

Karena memiliki hujjah yang kuat inilah, Nabi Ibrahim berhasil membungkam para penduduk daerah Harraan yang menganggap bulan, bintang dan matahari sebagai tuhan.

4. Takut kepada Allah

Hal itu dibuktikan ketika Raja Namrud hendak melemparkannya ke dalam api yang berkobar-kobar, Nabi Ibrahim tidak gentar sedikit pun. Ia yakin sepenuhnya bahwa Allah akan menolong hamba-Nya yang memperjuangkan agama-Nya.

5. Berserah diri kepada Allah

Pada peristiwa di mana Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail yang masih bayi di Mekah yang tandus dan tiada sumber air. Karena takwa dan tawakal yang tertanam kuat di hati Ibrahim dan Hajar, akhirnya Ibrahim meninggalkan keduanya karena menjalankan perintah Allah, dan Hajar rela ditinggal di tempat itu.

6. Menjalankan perintah Allah

Terbukti ketika Allah mewahyukan Ibrahim lewat mimpi, untuk menyembelih putra yang sangat ia cintai (Ismail), tanpa ragu ia bersegera menjalankan perintah itu.

Lalu dengan kemantapan dan keteguhan hati, Nabi Ismail menjawab dengan jawaban yang menunjukkan bahwa kecintaannya kepada Allah jauh melebihi kecintaannya kepada jiwa dan dirinya sendiri

“Ismail menjawab: “Wahai ayahku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, in sya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS ash-Shaffat: 102).

Sayyidah Hajar, sang ibu juga dengan kelapangan jiwa menyilakan Nabi Ibrahim bersegera menjalankan perintah itu. Inilah sebuah potret keluarga saleh yang lebih mengutamakan perintah Allah dibandingkan dengan apapun selainnya.

Itulah arti Ittabi' Millata Ibrāhīma Hanīfā, Kutipan Surat An-Nahl Ayat 123 dan Sifat Teladan Nabi Ibrahim seorang yang hanif.

Baca juga: Arti Takhayul dan Khurafat Adalah, Sebutan Istilah Mitos dalam Islam, Penjelasan, Dalil dan Hukumnya

Baca juga: Arti La Ilaha Illallah Al-Malikul Haqqul Mubin, Lafadz Doa Qobiltu Ijazah, Mudah Diamalkan & Manfaat

Baca juga: Arti Warabbuka Alamu Bilmufsidin Surat Yunus Ayat 40-41 Allah Maha Tahu Orang yang Berbuat Kerusakan

Baca juga: Arti Dakwah, Dakwah Islam, Syiar, Syiar Islam Adalah, Jenis-jenis, Ruang Lingkup dan Dalilnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved