Santri di Kuningan Dianiaya Senior

Sosok H Santri di Kuningan yang Tewas Dianiaya Oleh 18 Seniornya, Alami Luka Lebam Sekujur Tubuh

Kronologi santri di Kuningan dianiaya teman hingga tewas, alami luka lebam sekujur tubuh.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
Tribuncirebon.com/Ahmad Ripai
Sosok H Santri di Kuningan yang Tewas Dianiaya Oleh 18 Seniornya, Alami Luka Lebam Sekujur Tubuh pelaku hingga tewas. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah sosok santri yang menjadi korban dianiaya oleh 18 santri hingga tewas.

Diketahui, peristiwa ini terjadi di Pondok Pesantren Husnul Khotimah yang terletak di Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, Kuningan.

Akibat penganiayaan tersebut, tubuh korban dan beberapa organ korban mengalami luka-luka termasuk muncul warna aneh akibat luka lebam.

Hebohnya informasi demikian itu tertera di sejumlah akun sosial media, seperti dalam akun Instagram atas nama gennrabani123.

Teramati foto yang dipasang dalam beranda Instagram miliknya itu menunjukkan sosok korban perundungan yang meninggal, setelah mendapat perawatan medis di pusat pelayanan kesehatan pemerintah setempat.

Terlihat foto korban berlatar hitam putih itu bertuliskan, usut tuntas korban tampak tertera di bagian atas foto tersebut.

Sedangkan, caption berbeda di bagian bawah itu bertuliskan penjarakan para biadab.

Namun setelah ditelusuri akun tersebut tidak ditemukan.

Lantas siapakah sosok korban ini ?

Viral Santri Ponpes Husnul Khotimah Kuningan Tewas Dianiaya Senior, 18 Orang Diamankan Polisi
Viral Santri Ponpes Husnul Khotimah Kuningan Tewas Dianiaya Senior, 18 Orang Diamankan Polisi (Kolase Tribunsumsel.com/ Tribuncirebon.com)

Korban diketahui berinisial H yang saat ini berusia 18 tahun.

Ia merupakan santri di Pondok Pesantren Husnul Khotimah di Kecamatan Jalaksana, Kuningan.

Insiden meninggalnya salah seorang santri di pondok pesantren, diduga akibat tindakan kekerasan senior itu langsung membuat Kapolres Kuningan AKBP Willy Andrian angkat bicara.

"Kematian santri diduga akibat tindak kekerasan, benar dan petugas kepolisian masih melakukan penyelidikan," kata Kapolres AKBP Willy Andrian saat berbincang dengan Tribun melalui sambungan selulernya, Rabu (6/12/2023). Dikutip dari TribunCirebon.com

Gerbang Ponpes Husnul Khotimah Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksaana, Kuningan. Foto diambil beberapa waktu lalu.
Gerbang Ponpes Husnul Khotimah Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksaana, Kuningan. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Ahmad Ripai/Tribuncirebon.com)

AKBP Willy Andrian menyebut untuk pengungkapan keterangan dalam kasus tersebut.

"Kami sudah mengamankan sejumlah terduga pelaku lebih dari satu," katanya.

Baca juga: Viral Santri Ponpes Husnul Khotimah Kuningan Tewas Dianiaya Senior, Tubuh Lebam, 18 Orang Diamankan

Penangkapan terhadap terduga pelaku, kata Willy Andrian menyebut ada sebanyak 18 anak yang terlibat dalam dugaan kasus perundungan

Namun yang ditahan hanya 6, sementara beberapa di antaranya ditangani Lembaga Perlindungan Anak atau
karena masih anak-anak.

"Dari jumlah belasan santri yang diamankan itu tidak semua.

Sebab yang terlibat itu masih terdapat usia anak, sedang untuk yang ditahan dalam pemenuhan Penyelidikan itu ada sebanyak 6 santri yang masuk batas usia dewasa," katanya.

Gerbang Ponpes Husnul Khotimah Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksaana, Kuningan. Foto diambil beberapa waktu lalu.
Gerbang Ponpes Husnul Khotimah Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksaana, Kuningan. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Ahmad Ripai/Tribuncirebon.com)

Baca juga: Ternyata Ini Alasan Fitria Ngotot Bertahan dengan RA Bukan Tak Mau Diputuskan, Takutkan Hal Ini

Penjelasan Pihak Ponpes

Pengurus ponpes, Sanwani membenarkan kejadian itu menimpa salah seorang peserta didik.

Permasalahan itu sudah mendapat penanganan dari pihak kepolisian.

"Untuk kasus hingga ada santri meninggal itu sudah ditangani Polres."

"Ini saya juga barusan dari Mapolres," kata Sanwani saat mengawali perbincangan dengan TribunCirebon.com melalui sambungan selulernya, Rabu (6/12/2023).

Kejadian ini membuat pihak pesantren merasa kaget.

Pasalnya, kegiatan belajar yang berlangsung di pondok pesantren itu sudah puluhan tahun dan tidak terjadi apapun.

"Iya, kami jelas terkejut dengan kejadian sekarang,"

"Sebab selama pelaksanaan kegiatan pendidikan lebih dari 30 tahun,

kejadian ini tidak ada sama sekali muncul dan baru kali ini saja," katanya.

Atas kejadian ini, kata Sanwani mengungkap bahwa ini merupakan ketentuan sekaligus ujian bagi korban.

"Kami anggap kejadian ini ketentuan dan ujian. Semoga semua permalasahan bisa terselesaikan," katanya.

 

 

 

 

Baca berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved