Arti Kata Bahasa Arab

Arti Taawun dalam Islam, Manfaat dan Dalilnya, Ada 4 Kelompok Manusia dalam Urusan Tolong Menolong

Ta’awun ini telah menjadi ajaran utama dalam agama Islam. Perintah taawun ada dalam  firman Allah SWT dalam Alquran

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
Grafis MG Tribunsumsel.com/Dimas/Rafli
Arti taawun dalam Islam, manfaat dan dalilnya, ada 4 kelompok manusia dalam urusan tolong menolong. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti taawun dalam Islam, manfaat dan dalilnya, ada 4 kelompok manusia dalam urusan tolong menolong.

Kata “Ta’awun” ini berasal dari Bahasa Arab yang memiliki arti tolong-menolong, gotong royong, atau saling membantu kepada sesama.

Ta’awun salah satu sifat yang terpuji dan wajib untuk dilaksanakan dan telah menjadi ciri khas umat muslim sejak zaman Rasulullah SAW.

Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), tolong-menolong ini dapat juga didefinisikan sebagai meminta bantuan dan membantu meringankan beban.

Ta’awun ini telah menjadi ajaran utama dalam agama Islam. Perintah taawun ada dalam  firman Allah SWT dalam Alquran.

Surah Al-Maidah ayat 2

... وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ...

“... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ...”, yaitu perintah untuk “ta'âwun (tolong-menolong)” dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.


Surat Al-Mujadalah ayat 9, yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُحِلُّوا۟ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ وَلَا ٱلشَّهْرَ ٱلْحَرَامَ وَلَا ٱلْهَدْىَ وَلَا ٱلْقَلَٰٓئِدَ وَلَآ ءَآمِّينَ ٱلْبَيْتَ ٱلْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّن رَّبِّهِمْ وَرِضْوَٰنًا ۚ وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَٱصْطَادُوا۟ ۚ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ أَن صَدُّوكُمْ عَنِ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ أَن تَعْتَدُوا۟ ۘ وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu.

Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah ayat 2)

Ada empat kelompok manusia dalam perihal ta’âwun ini. Yaitu:

1. Orang yang memberi pertolongan dan juga meminta tolong


Yaitu orang yang memberi pertolongan dan juga minta tolong. Orang ini memiliki sikap timbal balik dan inshaf (keseimbangan). Ia laksanakan kewajibannya, ia juga mengambil apa yang menjadi haknya. Ia seperti orang yang berhutang ketika sangat butuh, dan menghutangi orang lain ketika sedang dalam kecukupan.

2. Orang yang tidak mau menolong dan juga tidak meminta tolong

Ia ibarat orang yang hidup sendirian dan terasing. Tidak mendapatkan kebaikan, tetapi juga tidak mendapatkan kejelekan orang. Dia tidak dicela karena tidak pernah mengganggu, tetapi tidak pernah mendapatkan kebaikan dan ucapan terima kasih karena tidak melakukan sesuatu untuk orang lain. Namun posisinya lebih dekat pada posisi tercela.

3. Orang yang maunya minta tolong tapi tidak mau menolong

i Ia adalah orang yang paling tercela, terhina, dan terendah. Ia sama sekali tidak punya semangat berbuat baik dan tidak punya perasaan khawatir mengganggu orang.

Tidak ada kebaikan yang diharapkan dari orang tipe ini. Maka cukuplah seseorang dianggap hina jika ketidakberadaannya membuat orang lain lega dan merdeka.

Ia tidak mendapatkan loyalitas dan ukhuwah. Di masyarakat, ia malah sering menjadi penyakit (‘biang kerok’) dan racun yang mengganggu.

4. Orang yang selalu menolong orang lain dan tidak meminta balasan

Istilahnya dalam bahasa Arab: Yû’in wa Lâ Yasta’în

Yaitu orang yang selalu menolong orang lain, namun dia tidak meminta balasan pertolongan mereka. Ini merupakan orang yang paling mulia dan berhak mendapatkan pujian.

Dia telah melakukan dua kebaikan dalam hal ini, yaitu memberi pertolongan dan menahan diri dari mengganggu orang. Tidak pernah merasa berat di dalam memberi bantuan dan tidak pernah mau berpangku tangan ketika ada orang lain butuh pertolongan.

Jadilah orang yang keempat, orang yang ringan tangan untuk menolong tanpa pamrih. Karena dia mengetahui bahwa, berbuat baik itu adalah untuk diri sendiri dan  Allah yang akan membalas segala perbuatan baiknya.

Firman Allah SWT dalam Surat Al-Isra’ ayat 7 :

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.”

Kebaikan untuk orang lain akan mendatangkan kebaikan untuk diri sendiri. Sebaliknya, perbuatan buruk kepada orang lain juga akan mendatangkan keburukan bagi siapapun yang melakukannya.

Itulah arti taawun dalam Islam, manfaat dan dalilnya, ada 4 kelompok manusia dalam urusan tolong menolong.

Baca juga: Arti Hayya Alas Sholah Hayya Alal Falah, Lafadz Azan Memanggil Orang Sholat dan Hukum Menjawab Azan

Baca juga: Arti Al Ulama Warasatul Anbiya, Hadits Rasulullah tentang Kedudukan Ulama, Guru adalah Pewaris Nabi

Baca juga: Arti Nazar Adalah, Janji yang Diucapkan saat Miliki Keinginan, Contoh Nazar yang Sah & yang Dilarang

Baca juga: Arti Allahumma Anzilir Rahmata Walmaghfirata Doa untuk Guru yang Telah Meninggal Mohon Ampunan Allah

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved