Breaking News

Hari Guru Nasional 2023

5 Contoh Cerpen Tentang Guru yang Inspiratif untuk Peringati Hari Guru Nasional 2023

Artikel ini berisi 5 contoh cerpen tentang guru untuk peringati Hari Guru Nasional 2023.

Tribun Sumsel
Ilustrasi Guru. Daftar 5 contoh cerpen tentang guru untuk peringati Hari Guru Nasional 2023. 

TRIBUNSUMSEL.COM- Berikut contoh cerpen terbaik untuk guru yang haru dan gambarkan perjuangan sang pahlawan tanpa tanda jasa. Cerpen ini juga bisa dibacakan saat moment hari guru atau saat ulang tahun gurumu.

Biasanya cerpen bertema guru akan menjadi tugas sekolah maupun dijadikan kegiatan lomba dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional 25 November

Inilah kumpulan cerpen atau cerita pendek dari beberapa sumber, tentang Hari Guru yang singkat namun tetap menarik, cocok jadi referensi tugas di sekolah.

 

1.  Guru Terbaikku

Bu Ismaya adalah guru matematika terbaik di sekolahku. Dia memiliki cara unik dan tak biasa yang membuat pelajaran menjadi menarik dan mudah dipahami. Guru yang akrab disapa Bu Maya itu sangat sabar dan baik kepada murid-muridnya. Dia selalu bersedia membantu kami yang kesulitan dalam memahami mata pelajaran matematika. Aku masih ingat ketika pertama kali masuk kelas Bu Maya. Aku sangat gugup, karena aku tahu bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Namun, Bu Maya langsung membuatku merasa nyaman. Dia tersenyum dan terbuka kepada kami semua. Dia memperkenalkan dirinya dengan ramah.


Bu Maya memulai pelajaran dengan menjelaskan materi dengan jelas dan ringkas. Dia juga menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang unik seperti permainan, kuis, dan diskusi kelompok. Hal ini membuat pelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Ketika aku kesulitan mengerjakan soal, Bu Maya tidak langsung memberiku jawaban. Justru, dia membimbingku untuk menemukan jawabannya sendiri. Dia mengajarkanku cara berpikir kritis dan memecahkan masalah.

Bu Maya juga sangat peduli dengan kehidupan kami di luar sekolah. Dia sering menanyakan kabar kami dan memberikan kami nasihat yang baik. Dia juga mendorong kami untuk mengikuti berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler agar kami bisa mengembangkan potensi kami. Aku sangat bersyukur bisa menjadi murid Bu Maya. Dia telah mengajarkanku banyak hal, tidak hanya tentang matematika, tetapi juga tentang kehidupan. Bu Maya adalah guru terbaik yang pernah aku temui.

Suatu hari, aku mengikuti lomba matematika tingkat kabupaten. Aku sangat gugup, karena aku tahu bahwa pesertanya pasti sangat hebat. Namun, aku teringat nasihat Bu Maya, agar aku selalu percaya diri dan pantang menyerah. Ketika itu, aku mengerjakan soal-soal lomba dengan sebaik mungkin. Setelah lomba selesai, aku merasa puas dengan apa yang telah kulakukan. Beberapa hari kemudian, aku mendapat kabar bahwa aku memenangkan lomba tersebut. Aku sangat senang dan bangga!

Aku langsung pergi ke sekolah untuk menemui Bu Maya dan memberitahukan kabar gembira ini. Bu Maya tersenyum lebar dan memelukku. Dia berkata bahwa dirinya sangat bangga padaku. Aku tahu bahwa aku tidak akan bisa mencapai prestasi ini tanpa bimbingan Bu Maya. Dia adalah guru terbaik yang atk pernah aku lupakan. Terima kasih Bu Maya…


2. Pak Budi Guru yang Sabar

Pak Budi adalah seorang guru yang sangat sabar. Dia mengajar kelas 6 di sebuah SD di desa terpencil. Murid-murid di kelasnya berasal dari berbagai latar belakang keluarga. Bahkan, ada beberapa murid yang memiliki kesulitan dalam belajar. Selama mengajar, Pak Budi tidak pernah menyerah pada murid-muridnya. Dia selalu berusaha mencari cara yang terbaik untuk membantu mereka belajar. Dia juga sering memberikan motivasi kepada mereka untuk tidak mudah menyerah.

“Ingat, kejarlah ilmu sampai ke negeri China. Jangan mudah menyerah mengejar cita-cita,” ujar kata-kata Pak Budi yang selalu kuingat.

Suatu hari, ada seorang murid bernama Joni yang sangat sulit dalam belajar bahasa Inggris. Joni sering tidak mengerjakan tugas dan nilainya selalu jelek. Pak Budi sudah mencoba berbagai cara untuk membantunya, tetapi Joni tetap saja tidak menunjukkan kemajuan. Kendati demikian, Pak Budi tidak putus asa. Dia terus membimbing Joni dengan sabar. Dia juga sering memberikan Joni tugas tambahan yang lebih mudah agar bisa menguasai materi bahasa Inggris secara bertahap.

“Selama kamu belajar dengan tekun, Insya Allah kamu bisa menyelesaikannya dengan baik,” kata Pak Budi pada Joni.

Akhirnya, setelah beberapa bulan berusaha, Joni mulai menunjukkan kemajuan. Dia mulai mengerjakan tugas dan nilainya pun membaik. Pak Budi sangat senang melihat kemajuan Joni. Dia terus memotivasi Joni untuk terus belajar dan berusaha. Di akhir tahun ajaran, Joni berhasil mendapatkan nilai yang baik dalam pelajaran bahasa Inggris. Dia sangat senang dan berterima kasih kepada Pak Budi karena telah membantunya belajar. Pak Budi adalah seorang guru yang sangat sabar dan telaten. Dia selalu berusaha yang terbaik untuk membantu murid-muridnya belajar.
Beberapa tahun setelah kelulusan, Joni melanjutkan studi ke luar negeri tepatnya di Manchester. Mendengar kabar Joni telah sukses, Pak Budi terharu dan bangga kepadanya


3. Guru yang Menginspirasi

Di sebuah sekolah kecil di desa terpencil, ada seorang guru bernama Ibu Nunung. Ibu Nunung adalah guru yang selalu ceria dan penuh semangat. Walaupun dia sudah mengajar selama puluhan tahun, semangat untuk mendidik anak-anak di desa terpencil itu tak pernah pudar. Setiap hari, Ibu Nunung datang ke sekolah dengan bersepeda sambil tersenyum cerah di wajahnya. Dia selalu siap untuk mengajar dan membimbing murid-muridnya. Tak hanya itu, dia juga selalu mendengarkan cerita dan masalah para muridnya dengan penuh perhatian. Murid-muridnya merasa nyaman berbicara padanya, dan mereka menganggapnya sebagai teman sekaligus guru.

Salah satu murid favorit Ibu Nunung adalah seorang anak bernama Riko. Riko adalah anak yang pendiam dan sering kali merasa kurang percaya diri. Namun, Ibu Nunung selalu mendukungnya. Dia memberikan kata-kata semangat dan dorongan kepada Riko setiap hari.

“Kamu bisa melakukannya, Riko,” kata Ibu Nunung.

“Percayalah pada dirimu sendiri.”

Ibu Nunung juga sering mengadakan kegiatan ekstrakurikuler untuk murid-muridnya. Dia mengajar mereka tentang seni, musik tradisional, dan berbagai keterampilan lainnya. Melalui kegiatan-kegiatan ini, Ibu Nunung membantu murid-muridnya menemukan bakat dan minat mereka sendiri.  Suatu hari, Riko tiba-tiba menghadap Ibu Nunung dengan senyum besar di wajahnya.

“Ibu Nunung,” katanya, “saya ingin bermain biola. Apakah Ibu bisa mengajar saya?”

Tentu saja, Ibu Nunung sangat senang mendengarnya. Dia segera memulai pelajaran biola dengan Riko. Ibu Nunung tidak hanya mengajar teknik-teknik dasar bermain biola, tetapi juga mengajarkan Riko tentang kesabaran dan ketekunan.

“Semua hal memerlukan waktu, Riko,” kata Ibu Nunung.

“Yang penting adalah tidak pernah menyerah.”

Beberapa bulan kemudian, Riko tampil dalam konser sekolah. Dia memainkan biola dengan indah dan penuh semangat. Ibu Nunung duduk di barisan depan dengan mata berkaca-kaca karena merasa bangga dengan prestasi muridnya.

Cerita tentang Ibu Nunung yang menginspirasi tidak hanya terbatas pada Riko. Setiap murid di sekolah itu merasa beruntung memiliki seorang guru seperti Ibu Nunung. Dia tidak hanya mengajar mereka pelajaran, tetapi juga mengajar mereka tentang nilai-nilai seperti kepercayaan diri, kesabaran, dan ketekunan.

Ibu Nunung adalah contoh guru yang tidak hanya memberikan pengetahuan kepada murid-muridnya, tetapi juga memberikan inspirasi dan dorongan untuk meraih impian mereka. Dia adalah pahlawan dalam dunia pendidikan yang selalu berusaha membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi para siswanya.


4.  Guruku Juga Ibuku

Aku berdiri di panggung itu dengan menerima piala juga sertifikat lomba yang telah ku ikuti. Tampak semua orang memuji atas kemenangan yang ku raih pada lomba melukis tersebut. Aku bisa merasakan kebahagiaanku. "Pluk." Seperti ada yang memukul pundak, tetapi aku menghiraukannya. "Shena! Bisa bisanya kamu tidur saat jam kelas. Mimpi apa lagi kamu? Cepat ambil buku matematika dan berdiri di depan papan tulis!" Bu Wina terkenal dengan ketegasannya, jadi wajar bila ia marah melihatku tidur saat jam pelajaran. Aku maju ke depan sambil menggerutu dalam diam. Huh, mengapa tadi hanya mimpi? Apakah mimpi itu tidak bisa terjadi di hidupku? Sudahlah. Akui saja kenyataannya, aku memang tidak memiliki kelebihan apapun dalam diri sendiri.

Keesokannya, aku dihukum berdiri di tengah lapangan karena tertidur lagi dan tidak mengerjakan tugas. Satu sekolah memandangku dengan tajam ketika waktu istirahat. Aku seperti menjadi pusat perhatian mereka. Malu? Tidak sama sekali. Sebab ini kesalahanku sendiri. Jam istirahat pun telah usai, kini aku diperbolehkan mengikuti pelajaran selanjutnya. Aku pun mulai memasuki kelas. "Wah, tukang tidur udah datang!" "Eh gimana Shen berdiri di lapangannya? Panas ya, Haha." "Sepertinya memang pantas panas-panasan di lapangan deh, biar tambah gosong mukanya. Canda ya Shen, jangan baper." Sebenarnya kata-kata tersebut udah terbiasa dilontarkan dari mulut mereka. Dari awal, mereka sudah menjauh dariku. Tidak ada yang ingin berteman. Memang sakit, tapi marah juga bukan solusi menghadapinya. Pak Andi pun masuk ke kelas dan memulai pelajaran seni budaya. Kami diberikan tugas untuk melukis. Saat jam pulang sekolah, Pak Andi memberikan hasil dari lukisan kami. "Jadi, lukisan terbaik yang akan ditempel di madding sekolah adalah lukisan Revana dan Shena. Lukisan kalian semua sudah bagus, tetapi Bapak memilih yang terlihat paling berbakat dalam melukis ya. Sekarang kalian boleh pulang." Aku bersyukur dan tersenyum mendengarnya. Akhirnya ada guru yang mengapresiasi hasil lukisanku. "Asik, ada yang lukisannya terbaik nih. Hasilnya biasa aja padahal hehe." Mereka tidak berhenti mengejekku. Aku terdiam dan langsung pulang. Tak tahan, aku menangis seketika.

Hari ini aku dipanggil oleh Bu Wina ke kantor.

"Ada apa ya bu?"

"Jadi gini Shen, kamu itu banyak masalah di kelas. Banyak guru yang bilang, kamu jarang mengumpulkan tugas, suka ketiduran dan sekarang nilai kamu turun dari yang biasanya. Kamu sebenarnya kenapa? Kalau ada masalah bilang ke ibu, Shen."

"Sebenarnya bu, saya ingin banget cerita tapi ngga tau sama siapa. Alasan saya akhir-akhir ini berubah, karena kedua orangtua saya bercerai bu. Saya tinggal bersama Ibu saya, jadi setiap sore juga harus bantu jualan sampai malam. Saya juga selalu dimarahi sama ibu, makanya saya sekarang ngga ada semangat belajar, suka ngantuk dan ngga ngerjain tugas. Saya lelah, bu. Disekolah saya juga sering di bodyshaming, diejek dan ngga ada yang mau berteman sama saya. Saya minta maaf, saya gagal jadi seorang anak, murid dan teman, bu." Air mataku tak sengaja keluar saat menjelaskannya. Bu Wina langsung memelukku erat. Ia terisak mendengar jawabanku. "Seharusnya Ibu yang gagal menjadi guru, Shen. Ibu ngga mengerti keadaan kalian bagaimana. Ibu juga ngga menduga ternyata murid Ibu suka bullying gini. Ibu akan bicarakan masalah ini kepada pihak sekolah agar mengedukasi murid dan memberi pengertian kepada ibumu ya. Untuk pembelajarannya, Ibu akan memberi waktu tambahan untuk mengajari kamu. Kamu jangan menyerah, Ibu sayang sama kamu, Shena." Suasananya kini menjadi pecah. Ini pertama kalinya aku bisa merasakan kasih sayang walaupun dari seorang guru. Tetapi saat itu, aku sudah menganggapnya seperti seorang ibu kandung.

Beberapa minggu berlalu. Perlahan, kehidupanku terarah lebih baik. Karena Ibuku sendiri yang sudah tidak memperdulikanku dan sepakat boleh tinggal bersama Bu Wina, maka sekarang aku hidup bersamanya. Aku bersyukur karena telah dipertemukan oleh seorang guru sekaligus sebagai ibuku dan mau menerimaku menjadi anaknya. Dan dari edukasi sekolah tentang bullying dan bodyshaming kepada murid, kini teman sekelasku mau saling berteman dan meminta maaf kepadaku. Karena Bu Wina, aku juga mulai bersosialisasi dan berbuat baik kepada orang lain serta termotivasi untuk semangat dalam belajar. Aku juga disuruh oleh Bu Wina melatih bakat melukisku. Hingga suatu hari, aku membalas jasa Bu Wina dengan membanggakannya karena aku telah memenangkan lomba melukis. Aku mendapatkan juara pertama  tingkat nasional. Mimpiku kala itu menjadi nyata. Dewasa nanti, akan kubuktikan bahwa aku bisa menjadi orang sukses dan membahagiakan Ibu kandungku serta Bu Wina. Akan lebih banyak ku balas jasa kebaikan mereka.  Walaupun Ibu kandungku sendiri sudah menjauh, tetapi ia tetap sebagai orang yang melahirkan serta merawatku sampai sekarang dan guruku sendiri yang merubah menjadi lebih baik.

Selamat Hari Guru Nasional!

Pahlawan tanpa tanda jasa yang sebenarnya. Terimakasih banyak atas jasa yang engkau berikan, kesabaranmu dan ilmu yang bermanfaat. Semoga selalu dilindungi di setiap langkah dan perjuanganmu.


5.  Guruku Motivasi Hidupku

Tidak terasa sebentar lagi tanggal 25 November. Dimana semua siswa Indonesia akan memperingati hari guru. Jika aku melihat jasa para guru, itu sangat berjasa sekali bagiku. Guru tidak pernah lelah untuk memberikan semua ilmunya, yang kelak akan bermanfaat untukku di masa depan. Tanpa guru aku bukanlah siapa-siapa. Bukan orang yang berpendidikan. Juga bukan orang yang mempunyai prestasi. Guru adalah ibu kedua bagiku. Tempat aku berdialog dan tempat aku bersosialisasi.

“Wayo!! Kamu sedang mikiri apa?” Ika menepuk pundaku sambil mengagetkan aku.
“Apaan sih, kaget tahu.” Jawabku yang penuh dengan kekesalan.
“Oh iya, kamu tahu tidak. Sebentar lagi sekolah kita akan memperingati hari guru. Kalau boleh tahu guru Favorit kamu siapa?”

Tetttt.. tettt.. tett Bel tanda masuk berbunyi. Aku tidak sempat menjawab pertanyaan yang dilontarkan Ika tadi. Aku langsung bergegas masuk, karena pelajaran akan dimulai. Saat aku mengingat semua jasa guru. Aku teringat dengan sosok guru yang memotivasi hidupku. Guru itu bernama Ibu Sity. Tetapi ia lebih suka dipanggil Bunda.
“Assalamualaikum anak-anak.” Ibu Sity menyambut semua siswanya dengan ucapan dan senyuman.
“Waalaikumsalam Bunda.” Jawaban yang diucapkan oleh semua siswa dengan semangat.

Ibu Sity adalah guru yang selalu dinanti-nanti kehadirannya. Banyak motivasi yang selalu ia sampaikan. Motivasi itu yang sangat berguna sekali bagiku dan teman-temanku semua. Kadang aku berpikir apa motivasi hidupku di masa depan. “Apakah aku bisa menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang banyak?” Namun ketika aku mengingat kata-kata Ibu Sity. Aku belajar untuk mengintropeksi diriku. “Orang yang dikatakan fisiknya tidak sempurna saja bisa menjadi orang yang sukses dan tidak pantang menyerah. Kenapa aku yang dikatakan sempurna tidak mau berusaha dan berdoa. Hanya bisa menyerah dengan keadaan.

Aku mencoba merenungi semua kata-kata yang dilontarkan Ibu Sity. Hingga terbawa aku ke dalam lamunan yang tidak tahu akhirnya.
“Raa..Ra..araaa” Ika memanggilku berkali-berkali dengan nada yang mulai kesal.
Aku bergegas melihatnya sambil berkata. “Ada apa Ika? Kenapa teriak-teriak begitu?”
“Aku memanggil kamu sedari tadi. Kamu belum menjawab pertanyaanku Ra!! Siapa guru Favorit kamu?” Ika masih penasaran dengan jawabanku.
“Guru Favorit aku Ibu Sity, Ika.”
“Dia baik iya Ra..”
“Tentu. Ibu Sity selalu memotivasi hidupku. Membuatku mengerti kenapa ilmu sangat berguna sekali di masa depan.” Aku menatap Ika dengan senyuman.

Guru itu ibarat lilin. Ia rela terbakar, demi menerangi masa depan anak muridnya. Dan guru mempunyai 1001 cara agar siswanya kelak menjadi orang yang berguna bagi Nusa dan Bangsa. Walaupun sudah lelah, guru tidak pernah memperlihatkannya kepada siswa-siswanya. Karena ia tidak ingin siswanya menjadi orang yang selalu menyerah. Peran guru sangatlah penting bagi Pendidikan. Guru tidak pernah meminta imbalan sedikit pun dari siswanya, meski ia sudah mengajar berpuluh-puluh tahun.

Baca juga: 35 Kata-kata Permintaan Maaf untuk Guru di Sekolah, Cocok Diberikan Saat Hari Guru Nasional 2023

Baca juga: 17 Contoh Kritik dan Saran Untuk Guru yang Baik dan Sopan Cocok Bagikan Saat Hari Guru Nasional 2023

Baca juga: 10 Ide Lomba dan Kegiatan Memperingati Hari Guru Nasional 2023, Kreatif Serta Bermanfaat

Demikian 5 contoh cerpen tentang guru untuk peringati Hari Guru Nasional 2023.

Baca artikel dan berita Tribun Sumsel lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved