Berita Lubuklinggau

ODGJ Banyak Berkeliaran Di Lubuklinggau, Dinsos Sebut Kiriman Dari Kabupaten Lain

Akhir-akhir ini jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) atau awam disebut orang gila di Kota Lubuklinggau Semakin semakin banyak.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM/EKO HEPRONIS
ODGJ saat melintas di terminal Pasar Atas dekat stasiun di Kota Lubuklinggau, Minggu (12/11/2023). 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU -- Akhir-akhir ini jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kota Lubuklinggau Semakin semakin banyak.

Pantauan Tribunsumsel.com, mulai dari Simpang RCA menuju arah masjid Agung As-salam hingga wilayah Kenanga II Kecamatan Lubuklinggau Utara II banyak dijumpai orang gila melintas di tengah jalan.

Jumlahnya yang semakin bertambah banyak ini membuat warga mulai resah, karena dikhawatirkan akan menggangu pengendara dan masyarakat.

Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Lubuklinggau, Fahmi Zuhriansyah mengatakan, banyak ODGJ di Lubuklinggau merupakan 'kiriman' dari daerah lain.

"Sejauh ini banyak (orang gila) kiriman dari daerah sekitar (kabupaten lain), seharusnya diantar ke panti rehabilitasi ini malah dikirim ke kita (Lubuklinggau)," ujar Fahmi saat memberikan keterangan pada wartawan, Minggu (12/11/2023).

Baca juga: Keluarga Siti Marbiah Buka Paksa Rumah yang Dihibahkan, Keberadaan AY Si Anak Angkat Kini Misteri

Fahmi bercerita masalah banyak ODGJ kiriman ini bukan pihaknya mengarang cerita, karena pihaknya pernah melihat sendiri dan banyak laporan dari masyarakat secara langsung ke Dinsos.

"Seperti ada yang sengaja di buang di rel kereta dan itu dilaporkan masyarakat," ungkapnya.

Fahmi pun menyebutkan selama ini pihaknya sudah banyak menangani masalah ODGJ di Lubuklinggau, bahkan ada beberapa ODGJ yang dikirim ke Palembang untuk ditangani.

"Yang  kita tangani ada empat sampai lima orang, seperti kemarin ada yang sakit. Yang sakit itu kita rawat kemudian  kita kirim ke Palembang ke panti punya Sumsel," ungkapnya.

Menurut Fahmi kendala penanganan selama ini adalah anggaran yang terbatas, kemudian masalah kendaraan operasional. Namun, tahun ini pihaknya sudah mengajukan pengadaan operasional sebagai  kendaraan antar jemput  ke rumah sakit.

"Kendalanya anggaran, terus rumah sakit jiwa tidak ada, ditambah kendaraan operasional juga tidak, tapi sudah kami ajukan ke Pemkot, supaya ada kendaraan operasional sendiri," ujarnya.

Sementara untuk ODGJ yang ditangani di rumah bukan tanggung jawab Dinsos, melainkan penanganannya di tangani oleh Dinas Kesehatan (Dinkes).

Sedangkan untuk pengemis di Lubuklinggau juga sama bukan asli Lubuklinggau, rata-rata dari kabupaten lain, karena kondisi ekonomi dan kelemahan pengawasan dari keluarga mereka pilih ngemis.

"Setiap tertangkap selalu kami tawarkan untuk buat KTP dan BPJS, tapi rata-rata mereka tidak mau, mereka juga mau diberi pelatihan tapi keluarganya tidak mau, ujungnya kembali ke jalan," ujarnya.  

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved