Hari Pahlawan 2023

3 Contoh Cerpen Bertemakan Hari Pahlawan Paling Menarik Untuk Tugas di Sekolah Tingkat SD/SMP/SMA

Jika Anda membutuhkan referensinya, maka dapat menggunakan artikel yang ada dalam artikel ini sebagai contoh dan panduan. Berikut 3 contoh teks cerpe

Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Abu Hurairah
TRIBUNSUMSEL.COM
3 Contoh Cerpen Bertemakan Hari Pahlawan Paling Menarik Untuk Tugas di Sekolah Tingkat SD/SMP 

TRIBUNSUMSEL.COM - Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional, biasanya Guru di sekolah akan memberikan tugas kepada siswanya untuk membuat cerita pendek (cerpen) bertemakan pahlawan.

Jika Anda membutuhkan referensinya, maka dapat menggunakan artikel yang ada dalam artikel ini sebagai contoh dan panduan.

Berikut 3 contoh teks cerpen bertemakan Hari Pahlawan Nasional untuk tugas di sekolah tingkat SD dan SMP.

Teks Cerpen Hari Pahlawan Nasional

#Contoh Pertama

Judul: Tanda Kecil dari Seorang Pahlawan

Pagi itu, di desa kecil yang terletak di pinggiran kota, seorang anak laki-laki bernama Rizky terbangun dengan semangat yang tinggi. Hari ini adalah tanggal 17 Agustus, hari kemerdekaan negara tercintanya, Indonesia. Meskipun masih muda, Rizky merasa antusias untuk ikut merayakan hari besar tersebut.

Desa mereka merayakan kemerdekaan dengan mengadakan perlombaan permainan tradisional. Rizky dan teman-teman sepermainannya bersemangat mengikuti perlombaan lari karung, makan kerupuk, dan balap karung. Namun, di tengah euforia meriah, Rizky melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.

Seorang kakek tua dengan wajah bersahaja berdiri di pinggir lapangan. Dia tampak tersenyum melihat anak-anak riang berlarian dan bermain. Rambut putihnya yang mulai menipis tergerai oleh angin. Rizky penasaran, siapakah kakek itu?

Setelah perlombaan selesai, Rizky mendekati kakek tua itu dengan penuh rasa hormat. Kakek itu menyambutnya dengan hangat. Mereka pun mulai berbincang.

"Selamat pagi, Nak. Apa yang membuatmu datang sendirian?" tanya kakek itu dengan ramah.

"Saya melihat Anda tadi, Kakek. Anda sepertinya menikmati permainan kami," kata Rizky sambil tersenyum.

Kakek itu mengangguk, "Ya, Nak. Saya senang melihat anak-anak begitu ceria. Ini mengingatkan saya pada masa muda dulu, ketika kami memperjuangkan kemerdekaan."

Rizky terkejut. "Anda adalah pahlawan, Kakek?"

Kakek itu tersenyum lembut. "Haha, tidak sehebat pahlawan yang dikenal banyak orang, Nak. Tapi saya ikut berjuang untuk kemerdekaan tanah air ini. Setiap orang memiliki peran penting dalam sejarah."

Rizky merasa terinspirasi. "Apa pesan dari pengalaman Anda, Kakek?"

Kakek itu berpikir sejenak, lalu berkata, "Pesan saya adalah jangan pernah meremehkan peran kecil. Meskipun hanya tanda kecil, tapi jika semua orang melakukan bagian mereka, itu bisa menghasilkan perubahan besar. Setiap tindakan baik dan usaha untuk memajukan negeri adalah bentuk kepahlawanan."

Mendengar kata-kata bijak kakek itu, Rizky merasa semakin bersemangat. Dia menyadari bahwa menjadi pahlawan tidak selalu berarti melakukan hal-hal besar, tetapi bisa juga melalui tindakan-tindakan kecil yang membantu orang lain dan memajukan bangsanya.

Saat upacara bendera berlangsung, Rizky merasa bangga berdiri di tengah-tengah kerumunan. Dia melihat kakek tua itu mengangkat tangan kanannya, menunjukkan penghormatan kepada sang Merah Putih. Rizky tahu bahwa tangan kakek itu pernah mengibarkan bendera yang sama di medan perang dulu.

Dalam hati, Rizky bersumpah akan terus belajar dan berusaha, agar suatu hari nanti dia juga bisa menjadi pahlawan, seperti kakek tua yang menginspirasinya dengan tanda kecil namun bermakna.

Baca juga: Apakah Hari Pahlawan 10 November 2023 Libur? Begini Penjelasan Menurut SKB

#Contoh Kedua

Judul: Kisah Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien adalah Pahlawan Nasional Indonesia yang lahir pada tahun 1848 di kerajaan Aceh. Ia terlahir dari garis keluarga bangsawan yang mengutamakan pentingnya pendidikan agama untuk keluarganya.

Cut Nyak Dien terlahir dari orang tua bernama Teuku Santa Setia dan Putri Uleebalang Lampagar. Ia di karuniai seorang putra dari hasil pernikahannya dengan Ibrahim Lamnaga.

Lalu ia memiliki putra kedua dengan pernikahan keduanya bersama Teuku Umar bernama Cut Gambang.

Cut Nyak Dien memukul mundur para penjajah Belanda bukan tanpa halangan. Cut Nyak Dien dan Teuku Umar di ketahui melancarkan taktik Hed Veraad.

Taktik Hed Veraad ini memaksa pasangan suami istri tersebut pura-pura bergabung dengan penjajah Belanda.

Kemudian setelah mengetahui rencana Belanda Cut Nyak Dien melancarkan aksinya untuk merebut kekuasaan dari tangan penjajah.

Namun, Teuku Umar gagal pada saat menyerang pasukan Belanda dan kalah. Tonggak perjuangan melawan penjajah kemudian dilanjutkan oleh Cut Nyak Dien yang kala itu berusia masih sangat muda.

Namun, sayangnya Belanda mampu menangkapnya di Beutong Le Sageu.

Namun, perjuangan Cut Nyak Dien untuk Indonesia telah tercatat sebagai pahlawan nasional. Dan ia merupakan salah satu nama pahlawan yang terkenal di Indonesia.

Baca juga: 3 Contoh Naskah Pidato Hari Pahlawan Nasional 10 November 2023 Cocok Jadi Referensi

#Contoh Ketiga

Judul: Pahlawan di Jaman Sekarang” (Muhammad Afiat)

Beberapa tahun yang lalu (1945)…

“Prajurit! kita harus membalas perbuatan penjajah kepada Negara kita, agar anak cucu kita di masa depan dapat hidup dengan aman, tentram, dan damai. MERDEKA ATAU MATI!” ujar komandan tim.

Dan mereka pun menjawab, “Baik! Pak!”

Dan mereka pun bergegas ke markas musuh dengan persenjataan yang seadanya dan secukupnya yang mereka punya.

Mereka membunuh satu persatu penjaga markas lawan, hingga akhirnya perang besar pun dimulai…

“Prajurit! Mundur! Persenjataan kita masih belum lengkap, sedangkan musuh kita memiliki persenjataan yang lengkap dan canggih, hati-hati dengan tanknya! Apalagi dengan pesawat tempurnya, kita tidak boleh mati di sini, kita adalah orang terpilih untuk mengusir penjajah dan melindungi tempat lahir kita!” ujar komandan tim.

Sedangkan prajurit lain dengan wajah yang ketakutan dan penuh semangat menjawab. “Baik! Pak!”

Dan kemudian komandan tim berkata. “Kita berdiri di sini, kita bercucuran darah di sini, kita mati bersama-sama di sini, UNTUK APA?”

Seluruh pasukan menjawab. “Untuk membuat anak cucu kita di masa depan nanti dapat hidup dengan tenang, tentram, dan damai,”

Dan kemudian komandan timnya berkata. “Bagus! Selain itu?”

Salah satu prajurit menjawab. “Untuk melindungi tempat lahir kita dan tempat kita tumbuh dewasa!”

“Ya, benar sekali! Kita adalah orang yang terpilih untuk melindungi tempat tinggal kita. Kita tidak boleh mengecewakan yang lain.” ujar komandan tim. Kemudian prajurit menjawab. “Baik! Pak!”

Komandan tim berkata. “Pertama, kita harus mengatur strategi terlebih dahulu. Kamu, kamu, kamu, kamu, kamu, dan kamu. Kalian menjaga bagian selatan, jika perlu bantuan nyalakan saja kembang api kalian,” Prajurit yang terpilih berkata. “Baik! Pak!”

“Untuk kalian yang masih hidup, saya meminta tolong agar menceritakan kepada anak cucu kalian, saya ingin mereka mengetahui betapa susahnya kitamelindungi negeri ini,” ujar komandan tim. Dan yang lain menjawab. “Baik! Pak!”

Setelah mengatur strategi, mereka pun memulai penyerangan…

Prajurit yang masih bertahan berkata: “Akhirnya, perjuangan kita tidak sia-sia, terimakasih kapten, terimakasih semuanya, maaf aku tak bisa menyelamatkan kalian.”

Dan proklamasi kemerdekaan dibacakan dengan lantang oleh presiden di masa itu…

Kemudian pahlawan yang gugur di medan peperangan dimakamkan di makam pahlawan di kota tersebut…

Pada tahun 2020…

Berita hoax di mana-mana, kasus pembullyan, kasus korupsi yang merajarela, wakil rakyat yang berkhianat dan mengingkari janjinya, kasus narkoba, pergaulan bebas yang merusak moral anak, banyak anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang baik, dan lain-lain

“Hey bro, lagi ngapain?” ucap teman sekelasku, Rehan.

Kemudian aku menjawab. “Lagi belajar tentang sejarah nih,”

“Halah ngapain belajar, buang-buang waktu aja.” ucap Rehan.

“Kukasih tau ya… Kita sebagai generasi muda, kita harus menjadi pahlawan, pahlawan di jaman sekarang memiliki arti yang berbeda dengan jaman dahulu, kalau jaman dahulu, kita berjuang sampai keringat bercucuran darah. Kalau jaman sekarang, kita hanya tingal belajar, agar masa depan Negara kita cerah.” ucapku.

Kemudian Rehan menjawab. “Ooo gitu ya, mulai sekarang aku coba belajar dengan giat biar jadi pahlawan deh.”

“Nah, gitu dong. Agar perjuangan pahlawan kita dahulu tidak sia-sia.” ucapku.

Prajurit yang selamat dari peperangan berkunjung ke makam teman seperjuangannya dan kaptennya…

“Kapten, aku sudah melaksanakan tugasku untuk memberi tahu ke anak cucuku,” ucap sang prajurit.

“Hey kawan, andai kalian tahu keadaan negeri kita sekarang, mungkin kau akan sedih,” ucap prajurit tersebut.

Kemudian prajurit tersebut melanjutkan perkataannya. “Benar kata presiden kita dahulu, bahwa perjuangan kita lebih mudah karena melawan penjajah, sedangkan perjuangan generasi sekarang lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”

“Mungkin aku akan segera menyusulmu, sahabatku.”

Baca berita dan artikel lainnya di google news.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved