Bocah 12 Tahun Bunuh Teman SMP di Garut

Detik-detik Kejamnya Siswa SMP di Garut Habisi Teman Karena Kena Smash Saat Main Voli Ditusuk Cutter

Agum Gumelar ditemukan meninggal dunia di Sungai Cimanuk pada Jumat, 3 November 2023 setelah sepekan hilang sejak Senin, 30 Oktober 2023. 

Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com
Detik-detik Kejamnya Siswa SMP di Garut Habisi Teman Karena Kena Smash Saat Main Voli Ditusuk Cutter 

TRIBUNSUMSEL.COM - Detik-detik mengerikan terjadi saat bocah SMP di Garut tega menghabisi temannya.

Masalahnya sepele, korban dihabisi karena melakukan smash saat bermain voli.

Diketahui, anak 12 tahun itu diketahui menghabisi nyawa kawannya sendiri, Agum Gumelar yang berusia 13 tahun.

Korban diketahui dilaporkan hilang sejak akhir Oktober 2023.

Agum Gumelar ditemukan meninggal dunia di Sungai Cimanuk pada Jumat, 3 November 2023 setelah sepekan hilang sejak Senin, 30 Oktober 2023. 

Pembunuh Agum Gumelar tak lain kawan mainnya sendiri.

Kejadian itu dipicu setelah tersangka terhantam bola voli di bagian kepala sebanyak tiga kali oleh korban.

Tersangka yang memendam dendam akhirnya gelap mata hingga menghabisi temannya sendiri dengan sebilah cutter di bagian leher dan tangan.

Sepulang main voli, tersangka dan korban kemudian berenang di Sungai Cimanuk, di kawasan Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Di sungai itu ada fakta baru dari hasil pemeriksaan polisi, korban ternyata disebut sempat hanyut lalu ditolong oleh tersangka.

Setelah berada di pinggir sungai, tersangka lalu menghabisi korban hingga kehilangan nyawa.

"Ya. Kalo dari sementara, ada keterangan seperti itu (sempat menolong korban yang hanyut)," ujar Kasat Reskrim Polres Garut AKP Ari Rinaldo di Mapolres Garut, Senin (6/11/2023) dikutip dari TribunJabar.id

"Dilakukan penolongan dan tangannya memegang, dan satu lagi menghunuskan cutter, posisinya yang satu (tersangka) di atas, yang satu (korban) di bawah," lanjutnya.

Peristiwa tragis itu kemudian berlalu selama sepekan, keluarga korban sempat melaporkan lalu menyebarkan kabar bahwa anaknya hilang.

Jasad korban kemudian ditemukan sudah dalam keadaan membusuk di pinggir Sungai Cimanuk tidak jauh dari lokasi kejadian.

Setelah diselidiki, polisi akhirnya menetapkan seorang tersangka yang ternyata merupakan temannya sendiri, bahkan satu sekolah dengan korban.

"Ya (mereka) di sekolah yang sama," ucap Ari.

Baca juga: Sosok ABH Bocah 12 Tahun di Garut Bunuh Teman SMP Gegara Sakit Hati Wajah Kena Bola Voli

Baca juga: Motif Bocah 12 Tahun Bunuh Teman SMP, Demdam Gegara Wajah Kena Bola Voli 3 Kali

Detik-detik Pembunuhan

Agum Gumelar ditemukan meninggal dunia di Sungai Cimanuk pada Jumat, 3 November 2023, setelah sepekan hilang sejak Senin, 30 Oktober 2023. 

Saat diautopsi, terungkap jika bocah 13 tahun itu tewas karena luka sayatan di leher.

Polisi langsung bergerak dan mendapatkan informasi kalau Agum Gumelar pamit main voli bersama temannya.

Dia diketahui sempat singgah di sebuah warung tapi tak pernah sampai ke rumah.

Ternyata, Agum Gumelar tewas dibunuh kawannya sendiri yang bahkan masih satu sekolah.

Kasat Reskrim Polres Garut, Polda Jabar, AKP Ari Rinaldo mengatakan, bocah SMP tersebut sebelumnya sempat bermain voli bersama tersangka.

"Ada rentetan (peristiwa) tadi mulai dari main voli yang bolanya mengenai muka anak yang berhadapan dengan hukum sebanyak tiga kali," ujarnya kepada awak media di Mapolres Garut, Senin (6/11/2023).

Kronologi Bocah SMP di Garut Ditemukan Tewas Dibunuh Teman, Pelaku Tak Terima Kena Bola Voli
Kronologi Bocah SMP di Garut Ditemukan Tewas Dibunuh Teman, Pelaku Tak Terima Kena Bola Voli (TribunJabar.id/Dok - Polsek Cibiuk)

Ia menuturkan, akibat kejadian tersebut tersangka merasa sakit hati kemudian menaruh dendam kepada korban.

Setelah bermain voli, mereka kemudian menyimpan bola voli ke rumah, setelah itu korban kemudian berenang di Sungai Cimanuk bersama tersangka.

"Terus anak ini membawa cutter dan menemani mandi bareng," ungkapnya.

Setelah berenang, korban kemudian menepi ke pinggir sungai sembari memegangi batu.

Di saat korban beristirahat, tersangka diketahui melancarkan aksinya dengan langsung menyayatkan cutter ke leher dan tangan korban.

AKP Ari menuturkan, tidak ada pertengkaran di antara korban dan tersangka dalam kejadian tersebut.

"Cuma tidak terima saja, pas mandi ada kesempatan maka dilaksanakanlah," ucapnya.

Ia menuturkan, korban dan tersangka saat itu diketahui tidak berenang berdua, di tempat lain ada satu orang temannya yang menemani mereka berdua.

Dari hasil pemeriksaan, temannya itu tidak mengetahui kejadian mengenaskan tersebut.

"Temannya itu tidak mengetahui tentang kejadiannya seperti apa," ungkap Ari.

Setelah peristiwa itu, tersangka dan satu orang temannya kemudian pulang ke rumah masing-masing.

Setelah beberapa waktu, pihak keluarga korban sempat melaporkan anaknya hilang, setelah sepakan bocah SMP tersebut ditemukan sudah tidak bernyawa di Sungai Cimanuk.

"Ada hal-hal yang tidak bisa kita ungkapkan, ini masih dalam proses penyidikan," ucap Ari.

Bocah berusia 12 tahun yang tega mengakhiri nyawa temannya sendiri karena motif sakit hati. berinisial ABH(12) siswa SMP di Garut, Jabar
Bocah berusia 12 tahun yang tega mengakhiri nyawa temannya sendiri karena motif sakit hati. berinisial ABH(12) siswa SMP di Garut, Jabar (TribunJabar.id/Dok - Polsek Cibiuk)

Timbulkan Trauma

Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPA) Kabupaten Garut Rahmat Wibawa mengatakan, kejadian tersebut akan menimbulkan trauma mendalam bagi keluarga korban.

Ia menyebut keluarga korban harus segera mendapat pendampingan berupa trauma healing setelah terbentur oleh kejadian tersebut.

"Kita akan dampingi keluarga korban, yang jelas mereka trauma dan harus mendapat pendampingan dari kami," ungkapnya saat dihubungi Tribunjabar.id, Selasa (7/11/2023).

Ia menuturkan, di Kabupaten Garut sendiri telah ada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak.

Peraturan tersebut menurutnya harus kembali digencarkan pelaksanaannya melalui penyuluhan dan sosialisasi di daerah-daerah.

Setiap desa dan kelurahan di Garut menurutnya sudah dibentuk grup dalam upaya melindungi perempuan dan anak-anak.

Namun, kata Rahmat, grup tersebut sumber daya di desa terbatas, seperti tidak adanya psikolog atau pengacara, sehingga kewenangannya hanya memberikan sosialisasi.

"Ini harus ada kebijakan yang sifatnya sosialisasi secara masif. Artinya satuan tugas yang ada di tingkat desa dan kelurahan itu harus kerja semua, bukan hanya saja diam," ungkapnya.

Rahmat menjelaskan, saat ini sosialisasi tidak hanya dilakukan dengan mengumpulkan banyak orang, tapi bisa dengan penggunaan media elektronik dan internet.

Hal tersebut bisa lebih tepat sasaran lantaran anak jaman sekarang sangat dekat dekat internet.

"Anak-anak milenial itu cenderung bisa menikmati media tersebut, nah kita bisa masukan edukasi di sana, walaupun acara forum juga bisa dilakukan," ucap Rahmat.

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved