Siswa SD Dibully Hingga Kepalanya Pecah
Reaksi Kepsek SD Pekalongan Kasus Siswa Luka di Kepala Dibanting Teman Viral, Sebut Masalah Selesai
Sosok kepala sekolah dasar (SD) di Pekalongan kini menanggapi soal kasus siswa luka di kepala usai dibanting temannya, sebut masalah sudah selesai...
Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Moch Krisna
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
TRIBUNSUMSEL.COM - Sosok kepala sekolah dasar (SD) di Pekalongan kini menanggapi soal kasus siswa luka di kepala usai dibanting temannya.
Diketahui jika Dunawi, sang Kepsek mengaku heran kasus tersebut viral lantaran masalah siswanya luka di kepala usai dibanting temannya sudah selesai.
Dilansir dari Tribun Jateng, Dunawi selaku Kepala Sekolah tempat keduanya menimba ilmu mengatakan bahwa kasus ini sebenarnya sudah dianggap selesai.
Sebab pasca kejadian, pada Rabu (1/11/2023) pihak sekolah telah mengadakan pertemuan dengan orangtua kedua siswa yang bersangkutan.
Dalam pertemuan itu, baik antara orangtua pelaku dan korban sudah sama-sama sepakat untuk berdamai.
Bahkan mereka juga sepakat untuk tidak meneruskan hal ini ke jalur hukum, dan biaya pengobatan MFZ ditanggung orangtua SAH.
Dunawi mengatakan jika keduanya sudah sama-sama menekan surat perjanjian.
Ia pun menyebut, secara hitam putih kasus ini sudah dianggap selesai sehingga sangat disayangkan bisa viral di media sosial.
"Memang berita ini sangat membingungkan buat saya," kata Dunawi, dilansir dari TribunJateng, Jumat (3/11/2023).
"Tetapi lambat laun, kita sudah berpikir panjang lebar, ternyata aduan-aduan di masyarakat kita tanggapi dengan lapang dada, sabar," tambahnya.
Baca juga: Kisah Pilu Siswa SD di Pekalongan, Kepala Luka Usai Dibanting Teman, Ngaku ke Ibu Gegara Jatuh
Ia menjelaskan, pada saat peristiwa terjadi pihaknya langsung membawa korban ke puskesmas setempat untuk mendapat penanganan.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya tindak lanjut dari peristiwa ini.
Ia mengakui, ketika itu memang pihaknya belum menemui orangtua korban secara langsung di rumah untuk membicarakan masalah tersebut.
Akan tetapi menurut pengakuannya, pihak sekolah sudah menghubungi orangtua korban.
Karena mendapat kabar anaknya hendak dibawa ke dokter, orangtua MFZ ketika itu langsung mengajak untuk bertemu di puskesmas tempat sang anak dapat penanganan.
Pihak sekolah menyebut, telah melakukan pendampingan terhadap pengobatan korban sampai anak tersebut kembali ke sekolah.
"Memang satu kendala, pihak sekolah belum ke rumah korban. Karena waktu itu korban memang sedang mau dibawa ke dokter. Jadi ketemu di sana," ucapnya.

Lebih jauh, sebelumnya kasus siswa dibanting oleh temannya hingga kepalanya pecah viral, dilansir dari akun instagram @pekalonganinfo, Jumat (3/11/2023).
Dalam unggahan tersebut menceritakan peristiwa kurang menyenangkan dari seorang siswa kelas 6 SD dari teman temannya.
Disebutkan jika saat itu sang bocah mengalami pecah di bagian kepala karena dibanting teman-temannya saat disekolah.
Hal tersebut terungkap lewat penuturan sang ibu.
Ia menyebut bahwa peristiwa bermula saat anak-anak bermain di jam kosong hari Senin (30/10/23) pukul 11.00 WIB.
Awalnya mereka bermain berantem-beranteman, namun salah seorang siswa yang kebetulan sudah lama mengikuti karate bermain dengan kurang wajar.
Ia membanting temanya ke lantai hingga 3x.
Pada bantingan ke-2 kepala temanya itu terkena bangku, dan yang ke-3 ia banting lagi temanya sampai di jedotin ke lantai sampai kepalanya keluar darah.
Setelah kejadian itu gurunya datang dan ada beberapa murid yang menceritakan kronologinya.
Namun kejadian ini sama sekali tidak diberitahukan kepada orangtua murid yang bersangkutan.
Saat itu anaknya pulang diantar teman-temanya dengan sudah menggunakan seragam pramuka.
Namun ketika ditanya dimana seragam putihnya mereka hanya menjawab banyak darahnya jadi di cuci di sekolah.
Saat ditanyakan lagi kenapa kepalanya diperban, anaknya menjawab jatuh saat lari.
Baca juga: Kode Promo GoFood Hari Ini 5 November 2023, Diskon Hingga 35 Persen, Hemat 70 Ribu dan Ada Cashback
Baca juga: Alasan Yoris Tak Setujui Danu jadi JC Kasus Subang, Tak Terima Lihat Rekontruksi Jasad Ibu Diseret
Sampai akhirnya di sore hari, beberapa orangtua murid lain datang ke rumahnya dan menceritakan kronologi kejadian sebenarnya bahwa anaknya dibanting oleh temanya di sekolah.
Keesokan harinya ibu tersebut mengkonfirmasi kejadian itu ke pihak sekolah dan hanya dijawab "semua sudah diselesaikan baik-baik dan anaknya sudah bermain lagi".
Peristiwa seperti ini sebenarnya bukan pertama kali, saat bermain di rumah anaknya juga pernah diajak berantem-beranteman dan sudah dibanting 2x namun anaknya pergi dan tidak meladeni.
Atas peristiwa itu, Ibu murid tersebut memohon agar pihak sekolah berani menegur dengan tegas terhadap anak tersebut agar tidak kejadian hal serupa lagi.
Saat ini ibu tersebut sudah memeriksakan kondisi luka di bagian kepala anaknya.
Menurut dokter jika ingin mengetahui kondisi detilnya maka akan diberikan surat rujukan untuk dilakukan CT scan.
Namun karena ada kendala biaya dan belum adanya BPJS, saran tersebut tidak dilanjutkan.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Pekalongan Ipda Suwarti saat dihubungi Tribunjateng.com, Jum'at (3/11/2023) membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Betul mas, kemarin anggota Polsek Sragi, sudah ke rumah korban. Hal ini menindaklanjuti adanya postingan di media sosial. Sehingga, anggota langsung menuju ke rumah korban," katanya.
Menurutnya, direncanakan hari ini anggota Polsek Sragi aku ke sekolah tempat korban bersekolah.
"Hari ini anggota Polsek akan ke sekolah SDN 3 Sragi," ujarnya.
Pihaknya juga menambahkan, mediasi pertama tidak melibatkan polisi dan tidak dilaporkan ke polisi.
"Setelah ada postingan di medsos dari polsek langsung bergerak mendatangi korban," tambahnya.
Baca juga berita lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.