Sosok dr Djaja Surya Atmadja Dokter yang Sebut Tak Temukan Sianida di Jenazah Mirna, Karir Mentereng

- Keterampilan dan kompetensi di bidang pengawetan jenazah khususnya estetika

- Mengikuti pelatihan Patologi Neuro Forensik dan polimorfisme DNA di Kobe University School of Medicine, Kobe, Jepang 1989-1990

- Mengikuti pelatihan database DNA di laboratorium DNA Biro Investigasi Kementerian Kehakiman, Taipei, Taiwan (Republik Tiongkok) 2005 dan 2006,

- Bersama bersama dr Evi Untoro membangun database DNA penduduk Indonesia CODIS 13 (Kedokteran Hukum 2009; 9: S203-5)

Baca juga: Penampilan Jessica Wongso dalam Wawancara Film Dokumenter Ice Cold, Disebut Tak Ada Izin Wawancara

Baca juga: Nasib Akbar Sarosa Guru PAI Hukum Murid Tak Sholat, Dituntut Rp 50 Juta Karena Pukul Tangan Siswa

Keahlian:

- Pendidikan dan penelitian kedokteran

- Patologi Forensik

- Antropologi Forensik

- Kedokteran Forensik Klinik

- Biologi Molekuler Forensik

- Kesehatan/Hukum Kedokteran

Sementara pada kasus kopi sianida, dr Djaja adalah satu di antara dokter yang menangani jenazah Mirna dan juga menjadi saksi ahli dari pihak Jessica Wongso.

Pada kasus Jessica Wongso, dr Djaja menyebut bahwa Mirna Salihin bukan tewas karena sianida.

Di tahun 2016 silam ia tegas membantah jika memang tak ditemukan sianida ditubuh Mirna.

Kini, setelah film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso tayang, dr Djaja kembali jadi sorotan dan tampil di YouTube dr Richard Lee.