seputar islam
Doa Setelah Sholat dan Melunasi Hutang, Wasiat Rasulullah SAW kepada Sahabatnya Mu’adz bin Jabal
Mu'adz bin Jabal terkenal sebagai cendekiawan dengan wawasannya yang luas dan pemahaman yang mendalam dalam ilmu fiqh
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM — Doa Setelah Sholat dan Melunasi Utang, Wasiat Rasulullah SAW kepada Sahabatnya Mu’adz bin Jabal.
Nabi Muhammad memiliki sahabat-sahabat yang sangat dicintainya. Ada banyak pesan dan nasihat yang diberikan, salah satunya kepada Muadz bin Jabal, sahabat yang termasuk Assabiqunal Awwalun, atau orang yang pertama memeluk Islam.
Diriwayatkan, Rasulullah SAW pernah memberi wasiat berupa doa setelah sholat kepada Sahabat Muadz bin Jabal.
Setelah mengatakan demikian, Rasulullah bersabda kembali, ‘Aku berpesan kepadamu, wahai Muadz: Jangan sampai kamu meninggalkan setiap selesai melaksanakan shalat supaya membaca:
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allâhumma aínnî 'alâ dzikrika wa syukrika wa husni 'ibâdatik
Artinya:
'Ya Allah, semoga Engkau memberi pertolongan kepada kami untuk bisa selalu ingat (dzikir) kepada-Mu, syukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu’." (Al-Hâfidz Abȗ Dâwud bin al-Asy'ats al-Azdiy as-Sijistâniy, Sunan Abî Dâwud, Dârur Risâlah al-Alamiyyah, Beirut, 2009, juz 2, halaman 631)
Doa Melunasi Hutang
Kisah lainnya, diceritakan bahwa ada seorang sahabat bernama Muadz Bin Jabal harus bersembunyi di dalam rumahnya karena ditagih hutanya. Bahkan, saat itu sahabat Muadz bin Jamal tidak menunaikan salat Jumat karena menghindari orang yang menagih hutang.
Nabi Muhammad SAW mengajari doa sahabat Muadz bin Jamal agar lunas dari hutang, dengan membaca membaca sebaris doa :
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنزعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Qulillāhumma mālikal-mulki tu`til-mulka man tasyā`u wa tanzi'ul-mulka mim man tasyā`u wa tu'izzu man tasyā`u wa tużillu man tasyā`, biyadikal-khaīr, innaka 'alā kulli syai`ing qadīr. Tụlijul-laila fin-nahāri wa tụlijun-nahāra fil-laili wa tukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa tukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa tarzuqu man tasyā`u bigairi ḥisāb
Artinya:
“Katakanlah:
“Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)”.
Doa itu diabadikan dalam Surat Ali Imran ayat 26-27.
Sebelum Muadz berangkat ke Yaman pun, Nabi seolah tengah menguji kelayakan kepadanya dengan beberapa pertanyaan.
Mendengar jawaban mantap seperti itu dari Muadz, Nabi kemudian bersabda: “Alhamdulillahilladzi waffaqa rasula Rasulillahi lima yurdhi Rasulallah,”. Nabi berpesan juga kepada Muadz: “Innaka sata’ti qauman ahla kitaabin fa idza ji’tahum fad’uhum ila an yasyhaduu an laa ilaha illallah wa anna Muhammadan Rasulullah.
Yang artinya:
“Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani). Berhati-hatilah menyangkut doa orang yang teraniaya, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah,”.
Dr Aidh Abdullah Al Qarni dalam bukunya La Tahzan mengatakan tiap kalimat yang dipunyai oleh seseorang di antara mereka lebih baik daripada dunia dan segala isinya.
Abu Bakar radhiallahu Anhu pernah meminta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk mengajarinya sebuah doa.
“Robbi innii zholamtu nafsii zulman katsiiro, wa laa yaghfirudz dzunuuba illa anta, fagfir lii magfirotan min indika warhamni, innaka antal ghofuurur rohii.”
“Ya Allah sesungguhnya aku telah berbuat zalim kepada diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak, dan tidak ada yang mengampuni dosa, kecuali Engkau maka ampunilah dosaku dengan pengampunan dari sisimu dan sayangilah aku.
“Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepadaMu keteguhan dalam melaksanakan agama, ketetapan di atas petunjuk, kemampuan untuk mensyukuri nikmat-Mu dan kebagusan dalam beribadah kepada-Mu.
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan menyukai ampunan, maka ampunilah aku.”
Siapakah Mu'adz bin Jabal
Dikutip dari wikipedia, Muadz bin Jabal Bahasa Arab:معاذ بن جبل) adalah sahabat nabi dari kaum Anshar yang berbai'at kepada Rasulullah sejak pertama kali.
Sehingga ia termasuk orang yang pertama kali masuk Islam (as-Sabiqun al-Awwalun).
Mu'adz terkenal sebagai cendekiawan dengan wawasannya yang luas dan pemahaman yang mendalam dalam ilmu fiqh, dan bahkan Rasulullah menyebutnya sebagai sahabat yang paling mengerti yang mana yang halal dan yang haram. Mu'adz juga merupakan duta besar Islam yang pertama kali yang dikirim Rasulullah.
Ia dilahirkan di Madinah dan memeluk Islam pada usia 18 tahun. Fisiknya gagah, berkulit putih, berbadan tinggi, berambut pendek dan ikal, dan bergigi putih mengkilat.
Muadz termasuk dalam rombongan berjumlah sekitar 72 orang Madinah yang datang berbai’at kepada Rasulullah. Setelah itu ia kembali ke Madinah sebagai seorang pendakwah Islam di dalam masyarakat Madinah. Ia berhasil mengislamkan beberapa orang sahabat terkemuka misalnya Amru bin al-Jamuh.
Rasulullah mempersaudarakannya dengan Ja’far bin Abi Thalib. Rasulullah mengirimnya ke negeri Yaman untuk mengajar. Rasulullah mengantarnya dengan berjalan kaki sedangkan Mu’adz berkendaraan, dan Nabi bersabda kepadanya: ” Sungguh, aku mencintaimu“.[1] Mu’adz bin Jabal wafat tahun 18 H ketika terjadi wabah hebat di Syam, tempat ia mengajar sebagai utusan khalifah Umar bin Khattab, waktu itu usianya 33 tahun.
Itulah Doa Setelah Sholat dan Melunasi Hutang, Wasiat Rasulullah SAW kepada Sahabatnya Mu’adz bin Jabal.
Baca juga: Arti Al Amin, Gelar dari Bangsa Quraisy kepada Muhammad SAW Sebelum Diangkat Rasul, ini Kisahnya
Baca juga: Arti Kadzib, Khianah, Kitman dan Baladah, Sifat-sfat yang Mustahil Ada dalam Diri Rasulullah SAW
Baca juga: Arti Khulafaur Rasyidin, Sebutan 4 Pemimpin Setelah Rasulullah Wafat, Berikut Nama dan Urutannya
Baca juga: Pengertian Bersyukur Menurut Rasulullah SAW, tidak Sekadar Diucapkan, Berikut Kisah dan Teladan Nabi
Khutbah Jumat Hari Ini, Bertemakan Hari Kemerdekaan yang Penuh Semangat dan Khidmat untuk Referensi |
![]() |
---|
Doa dan Zikir Malam Jumat Lengkap Tulisan Arab, Latin Serta Terjemahannya |
![]() |
---|
Surat Yasin Latin Mudah Dibaca PDF beserta Artinya, Lengkap 83 Ayat |
![]() |
---|
Arti Warafana Lakadzikraq, Kutipan Surat Al Insyirah, 4 Kunci Ditinggikan Derajat Menurut UAS |
![]() |
---|
Kumpulan Quote Singkat Agar Hati Lapang dan Ikhlas dalam Menghadapi Segala Cobaan dan Ujian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.