Arti Kata Bahasa Arab

Arti Wa Iza Mariztu Fahuwa Yasyfin, Surat Asy Syuara Ayat 80, Apabila Sakit, Allah Menyembuhkan

Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan yang mematikanku kemudian membangkitkanku

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
Grafis MG Tribunsumsel.com/Dimas/Rafli
Arti Wa Iza Mariztu Fahuwa Yasyfin, Surat Asy Syuara Ayat 80, Apabila Sakit, Allah Menyembuhkan. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti Wa Iza Mariztu Fahuwa Yasyfin, Surat Asy Syuara Ayat 80, Apabila Sakit, Allah Menyembuhkan.

Kalimat wa iza mariḍtu fa huwa yasyfin adalah bacaan surat Asy Syuara Ayat 80.

Berikut bacaannya lengkap dengan artinya:

Surat Asy-Syu’ara Ayat 80
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

Arab-Latin:

Wa iżā mariḍtu fa huwa yasyfīn

Artinya: Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,

Makna ayat tersebut adalah sebagai berikut:

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

80. Dan apabila aku sakit, Dia lah satu-satunya Yang menyembuhkan aku dari sakit, tidak ada penyembuh bagiku selain-Nya.

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia, dikutip dari tafsirweb.com

Ayat Asy syuara ayat 75 sampai 82 menceritakan tentang Nabi Ibrahim saat menghadapi kaumnya yang masih menyembah berhala.


Ayat 75 sampai 82:

Ibrahim berkata, “Apakah kalian sudah melihat dengan penuh perhatian apa yang kalian sembah berupa berhala-berhala yang tidak mendengar, tidak memberi manfaat dan tidak dapat mendatangkan mudarat terhadap kalian dan nenek moyang kalian terdahulu sebelum kalian?
Sesungguhnya apa yang kalian sembah selain Allah itu adalah musuh-musuhku, dan Tuhan alam semesta dan Pemilik urusan mereka, itulah semata yang aku sembah. Dia-lah Yang menciptakanku dalam bentuk terbaik, lalu Dia menunjukkan kepadaku jalan menuju kemaslahatan dunia dan akhirat.

Dan Dia-lah Yang melimpahkan kepadaku kenikmatan makanan dan minuman. Dan apabila suatu penyakit menimpaku, maka Dia-lah yang menyembuhkanku dan menyehatkanku darinya.

Dan Dia-lah Yang mematikanku di dunia dengan mencabut ruhku, kemudian Dia akan menghidupkanku pada Hari Kiamat. Tidak ada yang kuasa untuk melakukan semua itu selain Dia. Dan Dia-lah satu-satunya yang aku amat berharap akan mengampuni dosa-dosaku pada Hari Pembalasan.”

 

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

80-81.
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ. والذي يميتني ثم يحيين

(Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan yang mematikanku kemudian membangkitkanku)


Dan Dia yang mengampuni dosa. Semua ini merupakan kenikmatan yang wajib disyukuri dengan segala bentuk syukur, dan yang paling utama adalah dengan menyembah-Nya.

Ibrahim menisbatkan sakit kepada dirinya sebagai bentuk adabnya dengan Tuhannya. Meski sebenarnya penyakit dan yang lainnya datang dari Allah.

 

Hikmah Diberi Ujian Sakit dari Allah


Sakit merupakan sebuah kondisi ketika seseorang merasakan terdapat nyeri pada tubuhnya.

Menurut Ali Yafie dkk dalam buku 'Sakit Menguatkan Iman, Uraian Pakar Medis dan Spiritual, sakit merupakan sebuah keadaan yang wajar yang terjadi pada tubuh setiap orang. Oleh karena itu, tidak perlu berkeluh kesah atas penyakitnya, tapi fokuslah pada penyembuhan.
Selain fokus pada pengobatan, seorang Muslim juga dianjurkan untuk dapat memaknai ujian dari Allah tersebut dengan penuh keimanan. Dengan begitu, ujian sakit yang diberikan Allah padanya dapat mendatangkan kebaikan.


Sesungguhnya setiap ujian yang diberikan kepada umat , tidak lain adalah untuk mendatangkan kebaikan. Kebaikan itu dapat berupa introspeksi diri untuk menjadi lebih baik, latihan kesabaran, atau bahkan menjadi penyebab datangnya rahmat dari Allah SWT.

 

1. Penggugur Dosa
Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak ada seorang Muslim pun yang ditimpa gangguan semacam tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta digugurkan dosa-dosanya. Sebagaimana pohon kayu menggugurkan daun-daunnya," (Hadits Riwayat Muttafaq Alaih).

Musibah sakit yang diberikan kepada seorang Muslim adalah untuk menggugurkan dosa yang pernah dilakukannya akibat melanggar perintah Allah SWT. Seperti sakit perut yang diakibatkan melanggar perintah Allah untuk memakan makanan yang halalan toyyiban.
Selain itu, hal ini juga menunjukkan akan kasih sayang Allah kepada hambanya. Allah tidak menginginkan hambanya terjerumus dalam lubang dosa, sehingga Allah memberikan kesempatan kepadanya untuk membersihkan diri dari dosa.


2. Penguji Kualitas Kesabaran
Sakit dan sehat merupakan takdir dari Allah SWT. Apabila seorang Muslim mampu melewati ujian tersebut dengan kesabaran dan keikhlasan, Allah SWT akan mengganjarnya dengan pahala berlimpah.
Allah juga menjanjikan untuk mempermudah urusannya di akhirat kelak saat seorang Muslim yang ditimpa ujian sakit. Syaratnya, ia harus tetap sabar, ikhlas, dan berikhtiar untuk mencari kesembuhan.
Allah berfirman dalam surat Al-An'am ayat 18-18 yang berbunyi:
Artinya: “Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkan selain Dia, dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia maha kuasa atas segala sesuatu, dan Dialah yang berkuasa atas hamba-hamba Nya. Dan Dia maha bijaksana." (Al-An'am : 17-18).


3. Meningkatkan Derajat Diri
Kita tentu masih mengingat dengan kisah Nabi Ayub AS, yang Allah timpa sakit bertahun-tahun hingga membuatnya dijauhi oleh semua orang termasuk keluarganya sendiri. Nabi Ayub AS adalah gambaran seorang hamba yang tetap menunjukan rasa syukur dan zikir di tengah kondisi sakitnya.

Allah pun menghadiahi Nabi Ayub atas kesabaran dan tawakalnya dengan mengembalikan semua nikmat yang pernah dianugerahkan kepadanya dan mengangkat derajatnya menjadi lebih tinggi.


Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:
"Orang yang banyak mendapat ujian adalah para nabi, kemudian orang-orang yang lebih dekat derajatnya kepada mereka secara bertingkat dan berurutan. Seseorang diuji berdasarkan ketaatannya kepada agamanya. Jika ia sangat kukuh kuat dalam agamanya, sangat kuat pula ujian kepadanya. dan jika ia lemah dalam agamanya, maka Allah mengujinya sesuai dengan tingkat ketaatannya kepada agamanya. Demikianlah bala dan ujian itu senantiasa ditimpakan kepada seorang hamba sampai ia dibiarkan berjalan di muka bumi tanpa dosa apapun," (Hadits Riwayat Tirmidzi).


Itulah  arti Wa Iza Mariztu Fahuwa Yasyfin, Surat Asy Syuara Ayat 80, Apabila Sakit, Allah menyembuhkan.

Baca juga: Arti Tawadhu, Sifat Terpuji yang Diwajibkan Allah dalam Alquran, Berikut Kumpulan Ayat dan Cirinya

Baca juga: Arti Allahumma Inni Audzubika Minal Ju, Bacaan Doa Mohon Dihindari dari Kelaparan dan Sifat Khianat

Baca juga: Arti Wa in Tauddụ Nimatallahi La Tuhsuha, Bacaan Surat An Nahl Ayat 18, Nikmat Allah tak Terhitung

Baca juga: Arti Lain Syakartum Laazidannakum dan Tulisan Arabnya, Siapa yang Bersyukur Ditambah Lagi Nikmatnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved