Rocky Gerung Dilempar Botol

Waluyo Wasis Nugroho Sebut Refly Harun Sebar Fitnah Dirinya: Tak Layak Disebut Tokoh Nasional

Waluyo Wasis Nugroho menyebut Refly Harun telah menyebarkan fitnah akan dirinya hingga membuatnya menyinggung jabatan dari rekan Rocky Gerung tersebut

instagram/waluyo_wasis_nugroho / Kompas.com
Waluyo Wasis Nugroho Sebut Refly Harun Sebar Fitnah Akan Dirinya, Singgung Soal Jabatan 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Waluyo Wasis Nugroho yang melempar botol ke Rocky Gerung saat jadi pembicara di Yogyakarta menyebut Refly Harun telah menyebarkan fitnah akan dirinya.

Baca juga: Viral Kisah Haru Wanita Bertemu Ayah Pertama Kali di Usia 22 Tahun, Ditinggal Sejak Dalam Kandungan

Menurutnya Refly Harun asal menyebutnya sebagai anggota partai sehingga membuat Waluyo Wasis Nugroho menyinggung jabatan dari rekan Rocky Gerung tersebut dilansir dari akun instagram @waluyo_wasis_nugrogo, Selasa (12/9/2023).

Dalam unggahan itu Waluyo Wasis Nugroho memperlihatkan sebuah video dari Refly Harun yang marah soal dirinya.

Saat itu Refly Harun menyebut jika Waluyo Wasis Nugroho pantas untuk ditangkap karena aksinya mengecam Rocky Gerung.

Bahkan menurut Refly Harun, Waluyo Wasis Nugroho adalah sosok anggota parpol yang tak pantas ditiru.

"Coba lihat ini ada fotonya dia lempar orang itu saja, dan dia saya tau siapa jadi memang anggota dari sebuah partai politik, kemudian pengurus ormawa dan bukan penduduk Yogyakarta itu persoalannya."

"Dia berasal dari daerah di Jawa Timur sana, nah itu mereka menghina Rocky Gerung dari awal tapi tadi dibiarkan oleh aparat keamanan bahkan ketika melakukan pelemparan pun kita sudah bilang tangkap orang itu karena tindak pidana yang tertangkap tangan, jadi tidak ada lagi pelaporan.

"Coba lihat bahkan setelah melempar dia masih bisa memprovokasi gitu, dan orang yang sekarang inilah yang juga menolak Rocky ketika diskusi di Jawa Timur juga, saya khawatir nanti di daerah lain dia juga," ujar Refly Harun dalam unggahan tersebut.

Menanggapi hal itu, Waluyo Wasis Nugroho sontak memanas.

Dengan tegas Waluyo Wasis Nugroho membantah Refly Harun yang menyebutnya sebagai anggota partai.

Bahkan Waluyo Wasis Nugroho mengatakan jika Refly Harun menyebarkan fitnah akan dirinya.

"Ketum PNIB AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) Bukan anggota/pengurus PKN & bukan Anggota/Pengurus Partai manapun.
BANTAH Tuduhan Refly Harun yang sebut pelempar botol anggota/pengurus partai tertentu adalah sebuah kebohongan, hoax & fitnah, Refly Harun TAK LAYAK disebut tokoh nasional ahli hukum tata negara & TAK PANTAS disebut negarawan!!!
#TangkapReflyHarun
#TangkapRockyGerung," tulisnya dalam keterangan unggahan.

Reaksi Rocky Gerung Dilempar Botol Oleh Waluyo Wasis Nugroho, Santai Ditolak
Reaksi Rocky Gerung Dilempar Botol Oleh Waluyo Wasis Nugroho, Santai Ditolak (Tribun Sumsel / instagram/ Waluyo Wasis Nugroho)

Lebih jauh, sebelumnya pengamat politik Rocky Gerung lagi-lagi mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan.

Kali ini terjadi di Yogyakarta saat acara yang digelar Mahasiswa HMI Komisariat FEB UGM dan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Bulaksumur-Karangmalang (IMM BSKM).

Saat diskusi di Kopi Nuri di Jalan Anggajaya Condongcatur Kapanewon Depok Sleman, Yogyakarta pada Jumat (8/9/2023), tiba-tiba ada massa yang berteriak-teriak di luar area diskusi.

Baca juga: Alasan Waluyo Wasis Nugroho Lempar Botol ke Rocky Gerung, Tolak Keras Aksi Diskusi Kebangsaan

Baca juga: Reaksi Rocky Gerung Dilempar Botol Oleh Waluyo Wasis Nugroho, Santai Ditolak: Asal Jangan Kekerasan

Tak hanya itu, Rocky Gerung, Refly Harun, Saut Sitomorang dan Ketua BEM KM UGM Gielbran M Noor serta Ekonom Awally Rizki diserang dengan menggunakan botol.

Memanasnya situasi terjadi sejak awal diskusi bertajuk 'Masa Depan Demokrasi di tengah Derasnya Arus Korupsi' dimulai.

Massa yang mengatasnamakan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) sudah meneriakkan penolakan atas kehadiran Rocky Gerung dan Refly Harun.

Dibalik barikade polisi berpakaian lengkap, mereka pun membentangkan spanduk bertuliskan 'Yogyakarta Kota Pelajar, budaya dan Bermartabat. Tolak Rocky Gerung dan Refly Harun'.

Diskusi kebangsaan yang digelar Mahasiswa HMI Komisariat FEB UGM dan Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Bulaksumur-Karangmalang (IMM BSKM) di Kopi Nuri di Jalan Anggajaya Condongcatur Kapanewon Depok Sleman, Yogyakarta pada Jumat (8/9/2023).

Rocky Gerung, Refly Harun, Saut Sitomorang dan Ketua BEM KM UGM Gielbran M Noor serta Ekonom Awally Rizki diserang dengan menggunakan botol.
Massa penolak dan peserta diskusi pun sempat bersitegang.

Mereka tetap menolak kehadiran Rocky Gerung dan Refly Harun.

Meski demikian, Rocky Gerung dan Refly Harun tak gentar.

Mereka tetap memaparkan sejumlah pandangannya di hadapan ratusan mahasiswa yang hadir.

Namun, di tengah diskusi, sebuah botol air mineral melayang mengenai leher Refly Harun yang duduk di antara Rocky Gerung dan Saut Situmorang .

Pekerjaan Waluyo Wasis Nugroho Pria Lempar Botol ke Rocky Gerung
Pekerjaan Waluyo Wasis Nugroho Pria Lempar Botol ke Rocky Gerung (kolase/instagram Waluyo Wasis Nugroho)

Tak berselang lama, tensi kedua massa berangsur menurun.

Refly mengatakan semarah-marahnya menolak seharusnya jangan sampai melakukan kekerasan.

Orang yang melakukan kekerasan, menurut dia, sudah pasti tidak benar.

Apalagi, persoalan penolakan tersebut berkaitan dengan ucapan Rocky Gerung ke Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Tidak ada hubungan dengan dirinya.

Bagi dia, sepanjang hanya protes sebenarnya tidak apa-apa.

Tetapi jika protes dibarengi dengan melakukan kekerasan fisik sudah lain persoalan.

"Bukan persoalan kena lehernya, sekarang kalau kena mata gimana?. (Seumpama) Kacamata saya pecah ketika saya lagi mendelik, tiba-tiba pecahan masuk mata. Saya kena di sini (menunjuk leher), kan dekat sekali," kata Refly dikutip dari Tribun Jogja.

"Tapi ini pelajaran. Coba bayangkan kalau yang dilemparkan senjata tajam, ya kan. Untung cuma air mineral," imbuhnya.

Rocky Gerung turut menanggapi jalannya diskusi kebangsaan tersebut yang diwarnai penolakan massa.

Menurut dia, diskusi bertema korupsi tersebut merupakan diskusi antara peserta dengan yang bukan peserta.

Ia menganggap semua berhak mengekpresikan dalam bentuk pikiran maupun demonstrasi.

"Asalkan jangan pakai kekerasan. Tadi ada kekerasan, itu tidak bagus," ujar Rocky.

Baca juga: Cara Licik Suami Bunuh Ibu Muda di Bekasi, Santai Tutupi Aksi Hingga Tak Disadari Tetangga

Sebagaimana diketahui, sejumlah orang yang mengatasnamakan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) mendemo Rocky Gerung dan Refly Harun di Sleman .

Massa tersebut menolak kedatangan Rocky dan Refly Harun dalam acara diskusi kebangsaan bersama mahasiswa yang rencananya bakal digelar di Kopi Nuri, Condongcatur, Depok, Kabupaten Sleman, Jumat (8/9/2023).

"Seperti kemarin, kami (hari ini) menolak kedatangan (Rocky dan Refly) di acara di Jogja. Karena Jogja kota berbudaya, kami tidak mau diobok-obok acara seperti ini," kata Fajar Yuda, mengatasnamakan massa dari PNIB.

Menurut dia, acara diskusi tetap diperbolehkan berlangsung tetapi tanpa kehadiran Rocky Gerung maupun Refly Harun .

Sementara itu, Ketua Umum PC IMM BSKM, Muhammad Sulhan Fathoni mengatakan, diskusi kebangsaan yang digelar mahasiswa hanya untuk belajar.

Menurut dia, Ia bersama teman-temannya hanya ingin belajar dengan menghadirkan beberapa narasumber.

Lempar Botol ke Rocky Gerung, Ketum PNIB Waluyo Wasis Nugroho Alias Gus Wal Sempat Laporkan Kasus Pencemaran Nama Baik Presiden Jokowi Dilakukan Rocky Gerung di Polda DIY
Lempar Botol ke Rocky Gerung, Ketum PNIB Waluyo Wasis Nugroho Alias Gus Wal Sempat Laporkan Kasus Pencemaran Nama Baik Presiden Jokowi Dilakukan Rocky Gerung di Polda DIY (Kolase/Instagram PNIB Official)

Di antaranya Rocky Gerung , Refly Harun dan Saut Situmorang .

Menurut dia, ada tiga poin yang akan didiskusikan bersama para narasumber.

Yaitu, mengenal korupsi sebagai akar permasalahan dari banyak masalah di semua sektor di Republik ini.

Kemudian mengenal bagaimana cara menangani korupsi dengan pendekatan-pendekatan baru salah satunya social cost untuk penindakan.

"Ketiga kita sudah secara moral ingin mengetahui bagaimana korupsi ini telah melanggar demokrasi, telah menghancurkan demokrasi yang ada di Indonesia dengan cara-cara korupsi-korupsi berjamaah dan kongsi-kongsi buruknya," kata dia.

Sebagai mahasiswa, pihaknya mengaku sudah jengah dengan adanya kasus money politik, korupsi dan permasalahan lain di negeri ini.

"Kita sebagai mahasiswa sudah jengah, kita sudah tidak mau lagi mendengar ada kasus korupsi baru yang lama diselesaikan. Tugas kita sebagai mahasiswa belajar dan (diskusi) ini salah satu cara untuk kita belajar secara publik. Ini semua dilindungi undang-undang," ujar dia.

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved