Hari PMI 2023

2 Contoh Cerpen Hari Palang Merah Indonesia untuk Tugas Sekolah Tingkat SD dan SMP

Berikut 2 contoh cerpen (cerita pendek) bertemakan Hari Palang Merah Indonesia yang bisa dijadikan referensi oleh siswa SD maupun SMP sebagai tugas di

Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Abu Hurairah
Tribunsumsel.com
2 Contoh Cerpen Hari Palang Merah Indonesia, Cocok Sebagai Tugas Sekolah Tingkat SD dan SMP 

TRIBUNSUMSEL.COM - Palang Merah Indonesia atau PMI merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang kemanusiaan.

Besok, Minggu (3/9/2023) Palang Merah Indonesia akan merayakan hari jadinya yang ke-78 tahun.

Terdapat banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati hari tersebut, mulai dari memberikan ucapan hingga melakukan aksi donor darah.

Selain itu, para guru disekolah biasanya akan memberikan tugas kepada siswa untuk mengarang sebuah cerpen (cerita pendek) bertemakan Palang Merah Indonesia, lalu dibacakan kedepan kelas oleh murid tersebut.

Berikut 2 contoh cerpen (cerita pendek) bertemakan Hari Palang Merah Indonesia yang bisa dijadikan referensi oleh siswa SD maupun SMP sebagai tugas di sekolah.

== Contoh Cerpen Palang Merah Indonesia 2023 ==

#Contoh Pertama

Kisah Perjuangan PMI

Pagi itu, udara segar menyambut langkah Nabila saat dia memasuki kantor PMI. Hari ini adalah hari istimewa, Hari Palang Merah Indonesia, di mana mereka merayakan perjuangan dan dedikasi dalam membantu sesama.

Nabila adalah relawan yang penuh semangat. Dia telah mengabdikan dirinya dalam misi kemanusiaan PMI, membantu korban bencana dan orang-orang yang membutuhkan di berbagai penjuru negeri.

Di dinding kantor, bendera merah putih berkibar dengan bangga. Ini adalah bendera kemanusiaan, yang melambangkan semangat perjuangan tanpa lelah untuk membantu dan merawat sesama manusia.

Hari itu, Nabila mendengarkan cerita dari sesama relawan. Mereka berbagi pengalaman dalam memberikan pertolongan di tengah bencana alam, menghadapi situasi yang tak terduga, dan memberikan harapan kepada korban yang merasa putus asa.

Kisah tentang Palang Merah yang pertama kali dikenal saat perang dunia, saat para relawan tak ragu melintasi garis musuh untuk memberikan bantuan medis. Semangat ini terus hidup dalam setiap relawan PMI, termasuk Nabila.

Saat makan siang, Nabila menyusun rencana untuk kampanye donor darah besar-besaran. Dia ingin mengingatkan masyarakat akan pentingnya menyumbangkan darah untuk menyelamatkan nyawa.

Persiapan yang intens dilakukan, mulai dari mencari tempat, mempromosikan acara, hingga mengatur proses donor darah itu sendiri. Hari besar pun tiba.

Di bawah tenda putih besar, puluhan orang antre dengan penuh semangat.

Nabila merasa haru melihat betapa banyak orang yang datang untuk mendukung misi kemanusiaan ini. Setiap tetes darah yang disumbangkan adalah bagian dari perjuangan untuk menyelamatkan nyawa.

Setelah kampanye selesai, Nabila dan timnya merasa lega dan puas. Mereka telah berhasil mengumpulkan banyak stok darah yang akan berguna dalam situasi darurat.

Kembali ke kantor, Nabila melihat bendera merah putih masih berkibar diterpa angin. Itu adalah simbol perjuangan, harapan, dan kasih sayang yang tak pernah pudar.

Hari Palang Merah Indonesia tidak hanya tentang peringatan, tetapi juga tentang mengenang setiap tindakan kemanusiaan yang telah terwujud.

Di malam hari, sambil melihat bendera berkibar, Nabila mengucapkan doa.

Doa untuk kekuatan, semangat, dan pengabdian yang tak tergoyahkan, selalu mengikuti setiap langkah yang mereka lakukan demi menebar cinta dan harapan di tengah dunia yang penuh tantangan.

#Contoh Kedua

PMI dan Sahabatku Di Surga

Ini kisahku, cerita yang menjadi salah satu bab mengisi lembaran buku hidupku. Cerita ini dimulai ketika aku sedang menikmati masa kecilku, tepat ketika aku dan sahabatku bernama Anton duduk di kelas 5 SD.

Aku dan Anton bersahabat mulai dari awal kita masuk sekolah. Kita sangat dekat sekali. Kita sering belajar bersama, bermain bersama, makan bersama dan melakukan hal-hal menyenangkan lainnya bersama.

Umumnya anak kecil lainnya, kami sangat menikmati masa-masa Indah menjadi anak yang periang pada masa itu.

Suatu ketika, pada malam hari yang seharusnya kita sudah berada di rumah masing-masing.

Kita berdua masih asik bermain di lapangan. Aku tidak ingat apa yang kita mainkan saat itu, tapi yang aku ingat adalah ketika kami bersama menaiki tepian tembok yang cukup tinggi dan tiba-tiba kejadian mengerikan itupun terjadi.

Kulihat Anton terjatuh dari tembok kita berdiri dan kepalanya membentur batu besar di atas tanah. Darahnya pun mengalir banyak, membuat ku pusing dan takut saat itu.

Singkat cerita, Anton dilarikan ke rumah sakit oleh keluarganya. Aku dan keluargaku menyusul kesana. Ketika sampai disana, aku melihat Ibu Anton menangis tersengguk-sengguk tanpa henti. Aku pun bertanya pada orang tuaku.

Mereka akhirnya memberitahuku kalau Anton sudah menninggal karena kehabisan darah dan tidak ada persediaan darah saat itu. Entah apa yang kufikirkan waktu itu, aku pun menyesal dan menangis kehilangan.

Ibuku memeluk ku, aku lalu berkata “aku gak mau kehilangan Anton, aku ingin menolongnya”. Jawaban ibu ku masih ku ingat saat ini, jawaban yang menjadi motivasiku sampai sekarang “Anton sudah tidak ada, kita sudah tidak bisa menolongnya, doakan saja dia, dan tolonglah orang lain, Anton pasti akan senang”

Waktu pun berlalu, aku mulai sekolahku di SMP. Saat itu ada beberapa pilihan extrakulikuler yang ditawarkan. Salah satunya PMR.

Aku berfikir, ini wadah yang bisa aku gunakan untuk menebus keinginanku terhadap sahabatku. Aku mengikuti PMR, mempelajari semua ilmu yang diberikan oleh pelatih dan senior ku di eskul itu.

Banyak manfaat yang kudapatkan, serta banyak kegiatan sosial yang aku ikuti. Yah, aku ingin menolong orang lain, seperti yang ibuku sampaikan agar sahabatku bahagia disana.

Tahun berikutnya aku mengusulkan diadakannya kegiatan Donor Darah bersama PMI di sekolahku. Kami menghimpun warga sekitar untuk menyumbangkan darahnya, aku ingin menolong orang-orang yang membutuhkan darah seperti sahabatku saat malam mengerikan tersebut.

Ingin ku menyumbangkan darah ku juga, tapi aku tidak diperbolehkan karena waktu itu umurku belum cukup.

Aku beranjak remaja, aku yang terus aktif dikegiatan PMR menjadikan ku ketua PMR ketika aku berada di SMU. Aku pun kembali mengusulkan acara donor darah bersama PMI di sekolahku ini.

Kali ini aku diijinkan untuk mendonorkan darah ku karena sudah memenuhi persyaratan. Waktu itu aku sangat gugup dan senang, karena itu pertama kali aku menyumbangkan darah ku.

Saat jarum itu menusuk ke lengan ku aku berkata dalam hati “Saksikanlah sahabatku, walau aku tidak bisa menolongmu saat itu, aku ingin menolong orang lain agar tidak sepertimu, semoga engkau bahagia melihatku disini, dan Tuhan menjagamu disana”.

Terima kasih PMI, tetaplah berbuat baik dan menolong orang lain di luar sana.

Baca juga: 10 Ucapan Hari Palang Merah Indonesia 2023 Bahasa Inggris, Cocok Jadi Caption Di Medsos

Baca juga: Lirik Mars dan Hymne Palang Merah Indonesia, untuk Diyanyikan Saat Peringatan Hari PMI Ke-78

Baca Berita dan Artikel Tribunsumsel.com lainnya di Google News.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved