Australian Open 2023

Ganda Putra Indonesia Dievaluasi Setelah Gagal di Australian Open 2023 Herry IP Sebut Roller Coaster

Hasilnya, pelatih Pelatih ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi atau kerap disapa Herry IP menyebut ganda putra Indonesia layaknya roller coaster

Editor: Slamet Teguh
Instagram @badminton.ina
Ganda Putra Indonesia Dievaluasi Setelah Gagal di Australian Open 2023 Herry IP Sebut Roller Coaster 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA – Gagal total di Australian Open 2023, dengan tanpa raihan gelar juara, membuat sektor ganda putra Indonesia di evaluasi.

Hasilnya, pelatih Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi atau kerap disapa Herry IP menyebut ganda putra Indonesia layaknya roller coaster.

Hal itu karena ganda putra Indonesia ini kadang main bagus kadang tidak.

Seperti diketahui di ajang Australian Open 2023, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tersingkir babak delapan besar oleh wakil Korea Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae melalui rubber game, 16-21,21-15 dan 14-21.

“Penampilan Fajar/Rian di perempat final Australia Terbuka 2023 memang tidak seperti yang diharapkan. Saat melawan pasangan Korea, mereka masih banyak melakukan kesalahan sendiri. Fajar/Rian masih banyak error,” kata Herry IP.

“Momen saat mereka unggul 6-3 di gim ketiga, sebenarnya pasangan Korea sudah goyah. Lawan sudah panik. Tetapi begitu momennya hilang, lawan bisa menyusul dan makin tambah percaya diri. Sementara Fajar/Rian jadi tertekan dan akhirnya banyak salah sendiri,” lanjutnya.

Baca juga: Anthony Ginting dan Jonatan Christie Kena Evaluasi, Diminta Lebih Konsisten dan Kokohkan Strategi

Baca juga: Rekap Hasil Final Australian Open 2023 : China dan Korea Selatan Berbagi Dua Gelar, Indonesia Nihil

Dengan hasil ini, performa Fajar/Rian yang mengikuti tiga turnamen beruntun, memang menurun.

Di Korea mereka bisa maju ke final. Di Jepang bertahan hingga semifinal, akan tetapi di Australia hanya sampai perempat final.

Sementara ganda-ganda yang lain, performanya juga belum bisa konsisten.

Leo/Daniel, Pram/Yere, atau Bagas Fikri memang bisa mengejutkan dengan mengalahkan ganda putra papan atas dunia. Tetapi di lain hari mereka kalah, seperti Pram/Yere yang kurang bisa memberikan perlawanan sepadan kepada Hoki/Kobayashi.

“Performa mereka saya ibaratkan masih seperti roller coaster. Kadang bagus dan berada di puncak seperti Bagas/Fikri yang pernah jadi juara All England. Atau Pram/Yere juara Asia dan Leo/Daniel berjaya di Indonesia dan Thailand Masters. Tetapi setelah itu, performa mereka berada di bawah. Sering kalah di babak-babak awal. Belum konsisten,” nilai pelatih yang dijuluki Naga Api tersebut.

“Untuk ketiga pasangan itu, memang perlu waktu. Perlu proses agar mereka bisa masuk jajaran elite ganda putra dunia. Segalanya tidak bisa instant. Kami harus terus berikhtiar mengasah kemampuan mereka untuk masuk ke jajaran elite dunia,” sambungnya.

Lebih lanjut, Herry IP mengatakan peta persaingan ganda putra dunia saat ini memang lebih sengit. Jepang, China, Chinese Taipei, India, Malaysia, Korea, dan Denmark punya pasangan yang kuat dan saling mengalahkan. Semuanya berburu poin ke Olimpiade Paris 2024.

“Kami harus mempersiapkan para pemain jauh lebih baik lagi,” pungkasnya.

Usai dari Australia, para pemain akan kami persiapkan untuk menghadapi Kejuaraan Dunia di Kopenhagen, Denmark, Agustus akhir.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved