Liputan Khusus Tribun Sumsel

LIPSUS: Konsumen Pilih Belanja Online, Eksistensi Mal Terancam, Gelar Berbagai Event dan Promo -1

Pasca pandemi Covid-19 bahkan setelah sekarang dinyatakan endemi, kondisi mal belum bisa dikatakan normal.

Editor: Vanda Rosetiati
DOK TRIBUN SUMSEL
Liputan Khusus Tribun Sumsel mal pasca pandemi. Kondisi mal belum bisa dikatakan normal pasca pandemi Covid-19 dan sekarang sudah endemi. Mal pun melakukan berbagai promo baik cara maupun even untuk kembali menarik pengunjung datang dan berbelanja. Gambar ilustrasi. 

TRIBUNSUMSELCOM, PALEMBANG - Mal atau pusat perbelanjaan modern pernah menjadi tujuan masyarakat untuk berbelanja ataupun hanya sekedar jalan-jalan. Namun saat pandemi Covid-19, masyarakat mengurangi mobilitas terutama untuk ke mal.

Seiring berjalannya waktu kini kondisi sudah kembali normal, tapi sayangnya kondisi pasca pandemi Covid-19, bahkan setelah sekarang dinyatakan endemi, kondisi mal belum bisa dikatakan normal.

Dwi warga Kecamatan Sukarami Palembang yang sedang ke Palembang Icon Mal mengatakan, pasca dicabutnya status pandemi Covid-19 lebih memberikan keleluasaan bagi masyarakat untuk beraktivitas.

"Saat Covid-19, semua masyarakat wajib menjaga jarak dan memakai masker. Namun sekarang sudah lebih leluasa dan nyaman seperti sedia kala," kata Dwi, Sabtu (29/7/2023).

Pasca pandemi Covid-19 bahkan setelah sekarang dinyatakan endemi, kondisi mal belum bisa dikatakan normal menjadi tema Liputan Khusus Tribun Sumsel.
Pasca pandemi Covid-19 bahkan setelah sekarang dinyatakan endemi, kondisi mal belum bisa dikatakan normal menjadi tema Liputan Khusus Tribun Sumsel. (DOKUMENTASI TRIBUN SUMSEL)

Bahkan, ia tak was-was lagi kalau mau ke mal. Memang menurutnya berbelanja di mal ataupun di pasar sama saja. Semuanya dilakukan sesuai dengan kebutuhan saja.

"Namun di era saat ini, belanja online menjadi salah satu pilihan. Belanja online jadi alternatif untuk produk fashion dan sebagainya. Bahkan untuk produk makanan sekalipun bisa online," ungkapnya.

Bedanya hanya butuh waktu untuk masa pengiriman, namun memang lebih memudahkan karena dalam satu kali klik bisa mendapatkan beragam jenis produk dan tak perlu repot-repot kemana-mana.

"Berbelanja secara online, ke mal dan pasar ada kelebihan masing-masing. Namun di sisi lain juga ada kekurangannya. Semua tergantung dengan kebutuhan," katanya

Hal yang sama diungkapkan oleh Hesti warga Tanjung Barangan. Hesti lebih suka belanja online. Gampang dan tidak capek.

"Sebelum pandemi suasana santai tanpa ada rasa was-was, saat pandemi dan setelah pandemi menjadi waspada ke tempat umum, termasuk mal meskipun status pandemi sudah berakhir," katanya.

Menurutnya, untuk kebutuhan tidak mendesak lebih memilih belanja online. Tetapi untuk kebutuhan sehari-hari masih memiliki di pasar tradisional. Sedangkan kalau ngemal paling untuk makan ataupun jalan-jalan saja.

Sedangkan Iga, pegawai swasta mengatakan, kondisi mal saat pandemi dan sekarang endemi tentunya sangat berbeda. Baik untuk pengunjung yang akan berbelanja maupun yang sekedar berkeliling.

Hal itu juga tidak lepas dari peraturan yang diterapkan saat pandemi dimana ada beberapa ketentuan seperti penggunaan masker dan lain. Saat pandemi suasana mal terasa lebih sepi terlebih saat itu dibatasi.

Sementara saat ini, kondisi sudah berangsur normal, dimana banyak orang yang sudah mengunjungi mal dalam waktu yang lama baik itu untuk berbelanja, menonton maupun beraktivitas lainnya seperti bekerja sembari "nongki".

"Saya pribadi, menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan saja. Tapi biasanya saya ke mal hanya untuk jajan makanan dan maupun menonton. Sementara untuk berbelanja saya prefer melalui e commerce (online)," ungkapnya.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved