Pelajar Ditabrak Truk di Ogan Ilir
Sudah Ada Korban Jiwa, Pelajar Hadang Truk di Ogan Ilir Tak Kapok, Diserahkan ke Polda Sumsel
Meski sudah ada korban jiwa, aksi pelajar yang menghadang truk di jalinsum Palembang-Indralaya Ogan Ilir masih saja ada. Mereka tidak kapok.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Meski sudah ada korban jiwa, aksi pelajar yang menghadang truk di jalinsum Palembang-Indralaya Ogan Ilir masih saja ada.
Mereka pelajar tidak kapok menghadang truk yang melintas hendak menumpang naik.
Seperti di dekat Gerbang Tol Kramasan di Pemulutan, Ogan Ilir, sejumlah pelajar diperiksa oleh tim gabungan Polda Sumatera Selatan, Polres Ogan Ilir dan Polsek Pemulutan.
Para pelajar ini kedapatan duduk di atas kepala mobil pikap bak terbuka yang melaju dari arah Palembang menuju Indralaya.
"Ada empat pelajar SMA mengenakan seragam Pramuka. Mereka mengganggu keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas," kata Kapolsek Pemulutan AKP Herry Yusman, Sabtu (22/7/2023) petang.
Keempat pelajar SMA tersebut yakni SV (17 tahun), GA (15 tahun), HA (17 tahun) dan AD (16 tahun).
Saat digeledah, Herry menyebut tak ada benda berbahaya yang dibawa oleh para pelajar.
"Adapun untuk keempat pelajar tersebut diserahterimakan ke personel Dit Samapta Polda Sumsel untuk dibina," terang Herry.
Sebelumnya aksi sekelompok pelajar yang menghadang truk di jalinsum Palembang-Indralaya pada Rabu (19/7/2023) lalu, memakan korban jiwa.
Korban kecelakaan berinisial NV (15 tahun) meninggal dunia setelah berdiri di tengah jalan dan menghadang truk yang melintas dari arah Palembang menuju Indralaya.
Korban menghembuskan nafas terakhir saat coba diberi pertolongan di Rumah Sakit Ar Royyan Indralaya.
Sementara kendaraan beserta truk yang menabrak korban diamankan di Mapolres Ogan Ilir guna penyelidikan lebih lanjut.
Kasat Lantas Polres Ogan Ilir AKP Nofrizal Dwiyanto mengatakan, polisi telah memanggil para orang tua pelajar yang menghadang truk di tengah jalan.
"Sudah kami panggil orang tua sejumlah pelajar tersebut. Adik-adik ini menandatangani surat perjanjian agar tidak mengulangi perbuatan mereka," kata Nofrizal.

Dijelaskannya, ada belasan hingga puluhan pelajar yang tergabung dalam suatu komunitas dan mereka berasal dari sejumlah daerah sekitar Ogan Ilir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.