Seputar Islam

3 Naskah Khutbah Jumat Singkat Tema Bulan Muharram Lengkap dan Mudah Dipahami

Artikel ini menyajikan khutbah Sholat Jumat tentang Bulan Muharram yang diberikan dapat membawa kebaikan bagi sesama umat islam.

Penulis: M Fadli Dian Nugraha | Editor: Novaldi Hibaturrahman
Scribd
Artikel ini menyajikan khutbah Sholat Jumat tentang Bulan Muharram yang diberikan dapat membawa kebaikan bagi sesama umat islam. 

TRIBUNSUMSEL.COM- Awal bulan Muharram dapat dijadikan sebagai momentum mengajak umat muslim kepada kebaikan, yang dapat dilakukan melalui khutbah Jumat

Dalam artikel ini tersaji 3 materi naskah Khutbah Sholat Jumat terkait Bulan Muharram.

Diharapkan khutbah Sholat Jumat tentang Bulan Muharram yang diberikan dapat membawa kebaikan bagi sesama umat islam.

Inilah kumpulan khutbah jumat tema Bulan Muharram, dilansir jabar.kemenag.go.id dan scribd.com.

Baca juga: Materi Khutbah Jumat Singkat 21 Juli 2023 Tema Bulan Muharram 1445 Hijriyah, Ada File PDF

Naskah Khutbah Jumat 1: Perhatikan Bulan Muharram

Khutbah I

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Jamaah rohimakumulloh

Alhamdulillah, pada bulan ini kita baru saja memasuki tahun baru Hijriah, yaitu bulan Muharram 1442 H. Perlu kita syukuri karena bulan Muharram termasuk bulan yang mulia. Menurut Ibnu al-Jauzi dalam kitab at-Tabshîrah juz 2 halaman 6, bulan Muharram adalah bulan yang mulia derajatnya. Dinamakan dengan bulan Muharram, karena Allah ﷻ mengharamkan peperangan dan konflik di bulan mulia ini. Selain itu, bulan ini juga termasuk salah satu dari bulan-bulan yang mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Rajab. Sebagaimana firman Allah dalam Surat at-Taubah:36:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu (lauhul mahfudz). Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS at-Taubah: 36)

Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir al-Fakhrir Razi juz 16 halaman 53 menjelaskan bahwa setiap perbuatan maksiat di bulan haram akan mendapat siksa yang lebih dahsyat, dan begitu pula sebaliknya, perilaku ibadah kepada Allah akan dilipatgandakan pahalanya. Beliau menyatakan:

وَمَعْنَى الْحَرَمِ: أَنّ الْمَعْصِيَةَ فِيْهَا أَشَدُّ عِقَاباً ، وَالطَّاعَةُ فِيْهَا أَكْثَرُ ثَوَاباً

Artinya: “Maksud dari haram adalah sesungguhnya kemaksiatan di bulan-bulan itu memperoleh siksa yang lebih berat dan ketaatan di bulan-bulan tersebut akan mendapat pahala yang lebih banyak.

Hadirin rohimakumulloh

Bulan Muharram adalah momen terbaik untuk meningkatkan kebaikan dan ketakwaan kepada Allah ﷻ. Di bulan Muharram ini terdapat hari yang istimewa, yaitu hari ‘Asyura. Di hari tersebut umat Islam disunnahkan untuk berpuasa. Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, Juz 8 halaman 9 menjelaskan sebuah hadits shahih riwayat Imam Muslim:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ، فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ؟ فَقَالُوا: هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْهَرَ اللهُ فِيهِ مُوسَى، وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ، فَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ

Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata: "Rasulullah ﷺ hadir di kota Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa di bulan ‘Asyura, kemudian mereka ditanya tentang puasanya tersebut, mereka menjawab: hari ini adalah hari dimana Allah ﷻ memberikan kemenangan kepada Nabi Musa AS dan Bani Israil atas Fir’aun, maka kami berpuasa untuk menghormati Nabi Musa. Kemudian Nabi bersabda: Kami (umat Islam) lebih utama dengan Nabi Musa dibanding dengan kalian, Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan untuk berpuasa di hari ‘Asyura."

Dalam riwayat lain, para sahabat kemudian bertanya pada Nabi, bahwa hari ‘Asyura adalah hari yang dimuliakan oleh orang Yahudi dan Nasrani. Kemudian Nabi bersabda: Insya Allah tahun depan kita berpuasa di hari yang ke Sembilan. Dari hadits tersebut di atas, Imam Syafi’i berpendapat bahwa disunnahkan berpuasa di hari Sembilan dan sepuluh di bulan Muharram. Karena Nabi telah melaksanakan puasa di hari ‘Asyura dan berniat puasa di hari ke Sembilan di bulan Muharram (dikutip Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim juz 8 halaman 9).

Dari beberapa riwayat hadits di atas dapat kita simpulkan bahwa umat Islam disunnahkan untuk melakukan puasa di hari ke Sembilan dan hari ‘Asyura di bulan Muharram.

Jamaah rohimakumulloh

Mengapa hari Asyura disebut dengan Asyura (sepuluh)? Badaruddin al-‘Aini dalam kitab Umdatul Qari’ Syarah Shahih Bukhari, juz 11, halaman 117, beliau menjelaskan sebuah pendapat bahwa di hari ‘Asyura Allah ﷻ memberikan kemuliaan dan kehormatan kepada sepuluh nabi-Nya. Yaitu (1) kemenangan Nabi Musa atas Fir’aun, (2) pendaratan kapal Nabi Nuh, (3) keselamatan Nabi Yunus dengan keluar dari perut ikan, (4) ampunan Allah untuk Nabi Adam AS, (5) keselamatan Nabi Yusuf dengan keluar dari sumur pembuangan, (6) kelahiran Nabi Isa AS, (7) ampunan Allah untuk Nabi Dawud, (8) kelahiran Nabi Ibrahim AS, (9) Nabi Ya’qub dapat kembali melihat, dan (10) ampunan Allah untuk Nabi Muhammad ﷺ, baik kesalahan yang telah lampau maupun yang akan datang.

Jamaah rohimakumulloh

Puasa hari ‘Asyura sangat dianjurkan karena memiliki beberapa keutamaan, Imam Turmudzi meriwayatkan hadits hasan dalam kitab Sunan Turmudzi juz 2 halaman 109, bahwa orang yang berpuasa di hari ‘Asyura akan mendapatkan ampunan dari Allah ﷻ. Sebagaimana sabda Nabi:

وروى التِّرْمِذِيّ من حَدِيث عَليّ، رَضِي الله تَعَالَى عَنهُ: (سَأَلَ رجل النَّبِي، صلى الله عَلَيْهِ وَسلم: أَي شَيْء تَأْمُرنِي أَن أَصوم بعد رَمَضَان؟ قَالَ: صم الْمحرم، فَإِنَّهُ شهر الله، وَفِيه يَوْم تَابَ فِيهِ على قوم وَيَتُوب فِيهِ على قوم آخَرين) . وَقَالَ: حسن غَرِيب

“Suatu ketika seorang laki-laki bertanya pada Nabi, apa yang akan engkau perintahkan kepadaku wahai Nabi setelah saya berpuasa di bulan ramadhan? Nabi bersabda: Berpuasalah di bulan Muharram, Muharram adalah bulan milik Allah, di bulan itu Allah menerima taubat satu kaum dan menerima taubat kaum yang lainnya.” (HR. Tirmidzi)

Selain itu, Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadits sahih dalam kitab Sunan Ibnu Majah, juz 1 halaman 553, bahwa barang siapa puasa di hari ‘Asyura akan dihapus kesalahan satu tahun yang telah lalu, sebagaimana sabda Nabi:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ»

Berpuasa di hari ‘Asyura, sesungguhnya saya mengira bahwa Allah akan menghapus kesalahan di tahun yang telah lalu (HR. Ibnu Majah).

Hadirin rohimakumulloh

Ibnu al-Jauzi dalam kitab at-Tabshîrah juz 2 halaman 6 menyimpulkan bahwa bulan Muharram adalah bulan yang mulia, hari ‘Asyura adalah hari yang mulia. Bulan Muharram adalah musim kebaikan, momen yang baik untuk melakukan perdamaian, momen yang baik untuk meningkatkan amal, sedekah, menyantuni anak yatim, dan menolong mereka yang membutuhkan. Bulan Muharram sebagai bulan awal tahun baru hijriah menjadi momen yang terbaik untuk melakukan hijrah, hijrah dari sifat yang tercela menuju sifat yang terpuji. Abu Sulaiman sebagaimana dikutip Abu Na’im dalam kitab Hilyatul Auliya’ juz 9 halaman 269 menyatakan:

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ فِي نُقْصَانٍ

“Barangsiapa hari ini keadaannya masih sama dengan kemarin, maka ia dalam keadaan kurang baik.”

Dari pernyataan tersebut, mari kita bangkitkan motivasi kita untuk berubah dan berhijrah ke perilaku yang baik, semakin merekatkan persaudaraan, memanfaatkan potensi yang kita miliki sesuai dengan profesi masing-masing untuk membantu orang lain, membantu agama, dan membantu negara. Seseorang hamba akan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah ﷻ selama ia bermanfaat dan membantu kesusahan saudaranya. Semoga kita dapat menjadi orang yang selalu berhijrah menuju kebaikan dan menjadi orang yang bermanfaat untuk masyarakat, agama, dan bangsa. Aamiin.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Baca juga: 25 Ide Kegiatan Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 H/2023 di Masjid, Sekolah dan Rumah


Naskah Khutbah Jumat 2: Instrospeksi Diri di Bulan Muharram

Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu’alaikum wr.wb,

Rabbi srahli sodri waya sirli amri wahlul ukhdatan militsani yafqahu kauli ama ba’du, Sudah sepantasnyalah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmatnya yang tak pernah putus pada kita.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari dunia yang gelap ke dunia yang terang benderang seperti sekarang ini.

Bapak Ibu guru yang ananda hormati, teman-teman yang baik dan seluruh Hadirin yang disayangi Allah Agar kita lebih disayang oleh Allah, kita wajib beriman, berhijrah dan berjuang di jalan Allah, Ini bukan kata Ananda .

Tetapi…kata Allah SWT dalam fiirmanNYA di dalam Alquran,

٢١٨ اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

218. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Surah Al Baqarah ayat 218)

Hadirin dan teman-teman yang berbahagia Saat ini kita berada di awal tahun 1432 Hijriyah.

Sebagaimana kita ketahui, umat Islam menghitung permulaan tahun dari peristiwa sejarah yang sangat penting hingga akhir zaman yaitu Peristiwa hijrahnya atau pindahnya Rasululah SAW bersama para sahabat dari Mekkah ke Madinah.

Peristiwa hijrah itu telah berlangsung 14 abad yang lalu dan tidak akan terulang lagi, Tetapi hikmahnya tetap abadi sampai sekarang dan hingga hari akhir nanti.

Hikmah yang paling penting dari peristiwa Tahun Baru Hijriyah, ialah jiwa dan raga kita menjadi baru. Semangat baru dalam usaha agar di berbagai bidang kehidupan menjadi lebih baik.

Sabda Rasulullah SAW menyatakan dalam ringkasan beberapa hadis.

"Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi, dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin, adalah orang celaka.’’

Contohnya,

  • bila tahun lalu kita masih suka malas belajar, maka tahun baru ini menjadi rajin belajar
  • bila tahun lalu kita masih curang dan mencontek, maka tahun baru ini menjadi pelajar yang jujur.
  • bila tahun lalu kita masih terlambat, maka tahun baru ini sudah tidak lagi, dan lain sebagainya

 

Naskah Khutbah Jumat 3: Pelajaran Penting Dari Puasa Asyura

Khutbah Jumat

Amma ba’du …Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji kita panjatkan pada Allah atas berbagai macam nikmat yang telah Allah anugerahkan pada kita sekalian. Di antara nikmat yang Allah anugerahkan adalah kita berada di bulan yang mulia, yaitu bulan Suro atau bulan Muharram.

Bulan ini bukanlah bulan yang penuh dengan musibah atau penuh sial sebagaimana anggapan sebagian orang.

Bulan Muharram ini disebut sebagai Syahrullah yaitu bulan yang benar-benardimuliakan oleh Allah.

Dalam hadits disebutkan,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi akhir zaman dan penutup para Nabi yang juga menjadi pembukan pintu surga pertama kali, yaitu nabi besar kitaMuhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula kepada para sahabat, para tabi’in, serta kepada setiap orang yang mengikuti para salafush shalih dengan baik hingga akhirzaman.

Di antara contoh yang baik yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan pada kita adalah beliau menganjurkan (menyunnahkan) puasa Asyura (10 Muharram).

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah … Para jama’ah shalat Jumat yang moga dirahmati oleh Allah.

Tadi telah disinggung mengenai puasa Tasu’a (9 Muharram) yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin melakukannya berbarengan dengan puasa Asyura. Adapun keutamaan dari puasa Asyura (10 Muharram) disebutkan haditsnya dalam kitab Shahih Muslim sebagai berikut.

Dari Abu Qatadah Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata.

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

Sedangkan jika melihat dari penjelasan Ibnu Taimiyah rahimahullah, bukan hanya dosa kecil yang diampuni, dosa besar bisa terampuni karena hadits di atas sifatnya umum. (Lihat Majmu’ah Al-Fatawa, 7:498-500)

Pelajaran kedua, dari puasa Asyura, umat Islam diajarkan untuk tidak menyerupai non-muslim (tasyabbuh) Karena lihat saja dalam hadits di atas disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin menambah berpuasa pada hari kesembilan agar tidak mirip dengan ahli kitab yang berpuasa pada hari kesepuluh (hari Asyura).

Ahli kitab mengagungkan hari Asyura untuk memperingati hari kemenangan Nabi Musa ‘alaihis salam atas Fir’aun sebagaimana cerita yang disebutkan dalam hadits berikut. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma, beliau berkata,

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى تَصُومُونَهُ ». فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ». فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.

"Ketika tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa 'Asyura. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, "Hari yang kalian berpuasa ini adalah hari apa?" Orang-orang Yahudi tersebut menjawab, "Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula Fir'aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini". Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lantas berkata, "Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.". Lalu setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa." (HR. Muslim no. 1130)

Di antara maksud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari kesembilan Muharram adalah agar puasanya tidak menyerupai non-muslim.

Point penting yang bisa dipetik adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar kita tidak tasyabbuh dengan non-muslim. Lihat saja keadaan kaum muslimin, yang nyata terlihat pada anak-anak mudanya, ingin terus meniru non-muslim dalam penampilan, model baju, gaya rambut dan segala yang menjadi ciri khas mereka.

Itulah namanya tasyabbuh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita agar tidak tasyabbuh, meniru-niru non-muslim pada sesuatu yang menjadi ciri khas mereka.

Baca juga: Tahun Baru Islam 2023 Berapa Hari Lagi? Ini Jadwal 1 Muharam 1445 H Lengkap dengan Doanya

Demikian 3 naskah khutbah Jumat singkat bertema bulan Muharram, lengkap dan mudah dipahami.

Baca artikel dan berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved