1 Suro 2023

5 Mitos Larangan Malam Satu Suro yang Perlu Diketahui, Tidak Diperbolehkan Pindah Rumah

TRIBUNSUMSEL.COM - Berikut beberapa mitos larangan yang tak boleh dilakukan masyarakat terutama masyarakat Jawa saat malam satu suro.

Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Abu Hurairah
Tribunsumsel.com
5 Mitos Larangan Malam Satu Suro yang Perlu Diketahui, Tidak Diperbolehkan Untuk Pindah Rumah 

TRIBUNSUMSEL.COM - Umat muslim sebentar lagi akan menyambut tahun baru Islam 1445 Hijriyah, bersamaan dengan hal tersebut diperingati juga malam satu suro.

Malam satu suro merupakan malam yang suci dan sakral menurut tradisi masyarakat Jawa.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo mengatakan bahwa malam Satu Suro digambarkan sebagai malam yang tepat untuk melakukan refleksi diri atau mengingat kembali kesalahan yang telah diperbuat selama satu tahun terakhir.

Dalam buku yang berjudul Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa (2010) oleh Muhammad Solikhin, sakralitas peringatan malam satu Suro adalah seringnya masyarakat Jawa seperti keraton Solo dan Yogyakarta melakukan upacara dan ritual, yang sampai saat ini pun masih terus diwariskan secara turun temurun.

Karena di anggap sakral oleh masyarakat Jawa, maka dari itu terdapat beberapa mitos larangan yang tak boleh dikerjakan selama peringatan malam satu suro tersebut.

Lantas apa saja larangan ketika malam satu suro?

Berikut beberapa mitos larangan yang tak boleh dilakukan masyarakat terutama masyarakat Jawa saat malam satu suro.

Baca juga: Doa Niat Mandi Wajib Malam Satu Suro atau 1 Muharram 1444 Hijriah/2022 dan Tata Caranya
== Mitos Larangan Malam Satu Suro ==

1. Tidak Menggelar Pernikahan

Dikutip dari Gramedia.com (12/7/2023) Menikah di bulan Suro, terutama pada malam 1 Suro diyakini berpeluang akan mendapatkan kesialan.

Meskipun demikian, mernikah di bulan Suro tidak pernah dilarang dalam agama Islam. Dalam Islam sendiri, seluruh tanggal, bulan, dan waktu apapun merupakan waktu-waktu baik untuk mengegelar pernikahan.

2. Dilarang Berbicara yang Tak Perlu (Berisik) di Malam Satu Suro

Larangan malam satu Suro yang paling sakral adalah “Tanpa Bisu” atau berupa larangan berbicara. Masyarakat di Solo dan Yogyakarta masih banyak yang melakukannya, khususnya di sekitar lingkungan keraton.

Masyarakat dilarang berbicara sesuatu yang tidak penting, sesuatu yang buruk, hingga memanjatkan doa buruk karena diyakini bulan Suro segala ucapan dikabulkan. Selain dilarang berbicara, larangan malam satu Suro lainnya adalah makan, minum, bahkan merokok.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjelaskan, di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada peringatan malam satu Suro, melakukan arak benda pusaka mengelilingi benteng kraton yang diikuti oleh ribuan warga Yogyakarta dan sekitarnya.

Selama melakukan ritual mubeng beteng inilah masyarakat tidak diperkenankan atau ada larangan malam satu Suro untuk berbicara seperti halnya orang sedang bertapa. Ritual ini juga dikenal dengan istilah tapa mbisu mubeng beteng.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved