Berita Viral

Ketua DPRD Berau Sampai Minta Maaf, Imbas Sultan Sambaliung Datu Amir Tinggalkan Sidang Paripurna

Ketua DPRD Berau Madri Pani menyampaikan permintaan maaf kepada Sultan Sambaliung, Datu Amir setelah meninggalkan sidang Paripurna diGedung DPRD Berau

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Shinta Dwi Anggraini
ig/terang_media/Tiktok/kaltimtara.times
Ketua DPRD Berau Madri Pani menyampaikan permintaan maaf kepada Sultan Sambaliung, Datu Amir setelah meninggalkan sidang Paripurna diGedung DPRD Berau 

TRIBUNSUMSEL.COM -Ketua DPRD Berau Madri Pani kini  menyampaikan permintaan maaf kepada Sultan Sambaliung, Datu Amir.

Sebelumnya, Datu Amir meninggalkan sidang Paripurna di Gedung DPRD Berau, Kalimantan Timur, karena merasa tak dihargai.

Sebab nama Kesultanan Sambaliung tidak disebut dalam sambutan oleh Ketua DPRD Berau Madri Pani di Rapat Paripurna.

Atas kejadian itu, Ketua DPRD Berau Madri Pani pun langsung menemui Datu Amir guna meluruskan kesalahpahaman tersebut.

Baca juga: Sosok Sultan Sambaliung Datu Amir, Viral Tinggalkan Rapat DPRD Berau Kaltim, Merasa Tak Dihargai

Momen tersebut terlihat dari unggahan akun Tiktok @ kaltimtara.times, pada Rabu, (28/6/2023).

Tampak dalam video, Madri Pani menghampiri dan langsung memeluk Sultan Sambaliung, Datu Amir.

Pelukan tersebut pun mendapatkan respon baik dari Datu Amir.

 

 

Dikatakan bahwa, Madri Pani mengakui kesalahannya dan tidak menyalahkan pihak manapun akan hal ini.

Diriny juga mengaku khilaf karena tak menyebut nama Datu Amir saat sambutan Rapat Paripurna Pergantian Antar Waktu (PAW), kemarin Selasa, (27/6/2023).

"Dari awal saya sudah menyebut jika memang saya khulaf diakhir tadi jika ada yang terlewatkan," ungkap Ketua DPRD Berau Madri Pani.

Momen tersebut pun mendapat atensi dari warganet. Tak sedikit yang mengatakan bahwa seharusnya menghargai kesultanan.

Diketahui, Sosok Datu Amir merupakan anak dari Sultan M. Aminuddin 1902 -1960 (Sultan Terakhir Sambaliung).

Ia diangkat menjadi Pemangku Kesultanan Sambaliung-2 bersama sang kakak, Datu Fachruddin yang juga diangkat Pemangku Kesultanan Sambaliung-1.

Kedua kakak beradik ini masih memiliki delapan (8) orang lagi saudaranya.

Diantara 10 anak Sultan Muhammad Aminuddin ada 4 orang Putri dan 6 orang Putra Keraton Sambaliung.

Baca juga: Viral Sultan Sambaliung Tinggalkan Rapat DPRD Berau Kaltim, Merasa Tak Dihargai, Didukung Netizen

Sebagai informasi, Kesultanan Sambaliung adalah salah satu kerajaan di Kalimantan Timur yang berdiri pada 1810.

Sultan pertama dari Kesultanan Sambaliung adalah Raja Alam dengan gelar Sultan Alimuddin, yang memerintah sejak 1810.

Sementara, ayah Datu Amir, yakni Sultan Muhammad Aminuddin (1902-1960) merupakan Sultan terakhir dari ketujuh sultan sebelumnya.

Momen Sultan Sambaliung Tinggalkan Gedung DPRD Berau

Viral di sosial media kekecewaan Sultan Sambaliung, Datu Amir yang merasa tak dihargai dalam
sidang Paripurna di Gedung DPRD Berau, Kalimantan Timur.

Dalam video beredar, Sultan Sambaliung Datu Amir terlihat kecewa sampai meninggalkan gedung DPRD Berau meski rapat Paripurna belum berakhir.

Sosok Sultan Sambaliung, Datu Amir disorot setelah meninggalkan gedung DPRD Berau, Kalimantan Timur. Hal itu tak lepas karena kekecewan tak dihargai
Sosok Sultan Sambaliung, Datu Amir disorot setelah meninggalkan gedung DPRD Berau, Kalimantan Timur. Hal itu tak lepas karena kekecewan tak dihargai (ig/terang_media)

Dikutip dari postingan akun instagram @terangmedia, Rabu (28/6/2023) dijelaskan bahwa kekesalan Sultan Sambaliung dipicu karena dalam sambutan rapat Paripurna DPRD Berau, nama Kesultanan Sambaliung tidak disebutkan.

Padahal orang nomor satu di Kesultanan Sambaliung itu hadir di rapat tersebut.

Tepatnya, Sultan Sambaliung Datu Amir memilih meninggalkan ruang rapat paripurna ketika Ketua DPRD Berau, Madri Pani menyampaikan sambutan di gedung DPRD Berau, Kalimantan Timur, Selasa (27/6/23).

Datu Amir menyatakan, dirinya seolah tak dihargai lantaran dalam salam sambutan pembuka kepada tamu undangan, namanya tak disebutkan.

Padahal, menurut dia Kesultanan Sambaliung merupakan kerajaan tertua di Kalimantan Timur

Sehingga seharusnya disebutkan lebih pertama daripada kesultanan Gunung Tabur.

“Bapak saya itu sudah memimpin disini jauh sebelum Berau ini ada, hargai lah saya ini,” tegas Datu Amir.

Sontak video tersebut mendapat berbagai reaksi dari warga +62.

Seperti halnya dituliskan akun @syahruddinharahap "Raja pun tak dihormati apalagi pembeli," tulisnya.

"Hanya minta di hargai, itu hal NORMAL. Wajar beliau marah," tulis @turahputra93.

"Di Jogja lebih menghormati ke adatan," tulis @kevin_dwi_oktavian023

Baca berita lainnya di google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved