Arti Kata Bahasa Arab

Arti Takbiratul Ula, Nama Lain dari Takbiratul Ihram, Berikut Tata Cara yang Benar Saat Sholat

Takbiratul ihram atau takbiratul ula dilakukan pada posisi awal sholat, tepatnya ketika seseorang berdiri setelah melakukan niat shalat

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
Arti Takbiratul Ula, Nama Lain dari Takbiratul Ihram, Berikut Tata Cara yang Benar dalam Sholat 

TRIBUNSUMSEL.COM --Arti Takbiratul Ula, Nama Lain dari Takbiratul Ihram, Berikut Tata Cara yang Benar dalam Sholat.

Takbiratul ula adalah nama lain dari takburatul ihram. 

Takbiratul ihram atau takbiratul ula adalah takbir pertama yang dilakukan dalam sholat.


Disebut takbiratul ihram yang artinya takbir yang mengharamkan, karena takbir ini menjadi batas diharamkannya melakukan hal lain yang tidak berkaitan dengan shalat.

Disebut takbiratul ula yang artinya takbir di awal atau takbir yang disebut pertama kali diucapkan ketika sholat.

Takbiratul ula atau takbiratul ihram menandai dimulainya sholat dan menjadikan shalat tersebut sah secara syariah.

Takbiratul ihram atau takbiratul ula dilakukan pada posisi awal sholat, tepatnya ketika seseorang berdiri setelah melakukan niat shalat.

Takbiratul Ihram atau takbiratul ula merupakan rukun shalat kedua setelah niat.

Bacaan takbiratul ihram atau takbiratul ula yakni mengucapkan "Allahu Akbar" sambil mengangkat kedua tangan ke dekat telinga saat sholat.

Adapun bacaan iftitah, disebut juga istiftah, adalah doa yang dibaca ketika shalat, antara takbiratul ihram dan ta'awuz, sebelum membaca surat Al Fatihah.

Bacaan Takbiratul Ihram dan Tata Cara Melakukannya

Berikut bacaan takbiratul ihram dan tata cara melakukan takbiratul ihram yang disimpulkan dari Alquran dan sunah yang shahih dikutip dari Konsultasisyariah.com :

1. Takbiratul Ihram merupakan rukun shalat. Harus dilakukan baik menjadi imam, makmum, maupun shalat sendirian.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ

“Kunci shalat adalah bersuci, memulainya dengan takbir, dan mengakhirinya dengan salam.” (HR. Abu Daud 61, Turmudzi 3, & disahihkan al-Albani).

2. Yang dimaksud takbiratul ihram adalah ucapan: Allaahu akbar…,

Dan bukan mengangkat tangan ketika takbir.

Sementara mengangkat tangan ketika takbiratul ihram hukumnya dianjurkan dan tidak wajib.

Imam Ibnu Utsaimin mengatakan,

رفع اليدين عند تكبيرة الإحرام، وعند الركوع، وعند الرفع منه، وعند القيام من التشهد الأول سنة

“Mengangkat tangan ketika talbiratul ihram, ketika rukuk, ketika i’tidal, dan ketika bangkit ke rakaat ketiga dari tasyahud awal, hukumnya sunah.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin volume 13).

3. Keadaan telapak tangan ketika takbir:

a. Telapak tangan dibentangkan secara sempurna dan tidak menggenggam

b. Jari-jari telapak tangan tidak terlalu lebar dan tidak terlalu rapat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ رَفَعَ يَدَيْهِ مَدًّا

”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memulai shalat, beliau mengangkat kedua tangannya dengan dibentangkan.” (HR. Abu Daud 753, Turmudzi 240, dan dishahihkan al-Albani)

c. Telapak tangan dihadapkan ke kiblat dan diangkat setinggi pundak atau telinga

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلاَةَ

“Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya setinggi pundak, ketika memulai shalat.” (HR. Bukhari 735 & Muslim 390).

Dari Malik bin al-Huwairits radhiyallahu ‘anhu,

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا كَبَّرَ، وَإِذَا رَكَعَ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ حَتَّى بَلَغَتَا فُرُوعَ أُذُنَيْهِ

“Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya ketika takbiratul ihram, ketika rukuk, ketika i’tidal, hingga setinggi daun telinga.” (HR. Nasai 1024, dan yang lainnya).

4. Cara mengangkat tangan ketika takbir ada 3:

a. Mengangkat tangan sampai pundak lalu membaca takbir

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhumma,

كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا قام إلى الصلاة؛ رفع يديه حتى تكونا حذو منكبيه، ثم كبَّر

Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai shalat, beliau mengangkat kedua tangannya hingga setinggi pundak, kemudian beliau bertakbir. (HR. Muslim 390).

b. Mengangkat tangan lalu sedekap bersamaan dengan takbir

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma,

رأيت النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ افتتح التكبير في الصلاة، فرفع يديه حين يكبر

”Saya melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai takbiratul ihram ketika shalat, beliau mengangkat kedua tangannya ketika takbir. (HR. Bukhari 738)

c. Membaca takbir, lalu mengangkat tangan

Dari Malik bin al-Huwairits,

كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا كبر؛ رفع يديه

”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika usai takbir, beliau mengangkat tangan” (HR. Muslim 391).

5. Posisi tubuh

Takbiratul harus dilakukan dalam keadaan posisi tubuh tegak sempurna dan tidak boleh sambil condong mau rukuk.

Karena syarat sah-nya takbiratul ihram adalah dilakukan sambil berdiri bagi yang mampu.

6. Takbiratul ihram tidak disyaratkan harus dibarengkan dengan niat shalat.

Menggabungkan dua hal ini adalah mustahil.

Karena anggapan inilah, banyak orang yang ditimpa penyakit was-was ketika takbir, sehingga takbirnya dilakukan berulang-ulang.

Al-Kasani mengatakan,

إن تقديم النية على التحريمة جائز عندنا إذا لم يوجد بينهما عمل يقطع أحدهما عن الآخر

“Boleh mendahulukan niat dari pada takbiratul ihram menurut madzhab kami (hanafi), jika tidak ada kegiatan apapun yang menyelai antara niat dan takbiratul ihram.” (Badai as-Shanai, 1/329).

Ibnu Qudamah juga menegaskan,

قال أصحابنا: يجوز تقديم النية على التكبير بالزمن اليسير

“Para ulama madzhab kami (hambali) mengatakan, ‘Boleh mendahulukan niat sebelum takbiratul ihram, selama jedahnya tidak lama.” (al-Mughni, 1/339).

7. Takbiratul ihram hanya dilakukan sekali dan tidak perlu diulang-ulang

Yang ini umumnya terjadi karena was-was.

8. Orang yang shalat sendirian atau makmum, takbirnya dibaca pelan. Hanya terdengar dirinya sendiri.

Wallahualambishawabi.

Itulah arti Takbiratul Ula, Nama Lain dari Takbiratul Ihram, Berikut Tata Cara yang Benar dalam Sholat.

Baca juga: Doa Niat Sholat Sunnah Selepas Adzan Jumat, Qobliyah dan Tahiyatul Masjid Lengkap Arab Latin, Arti

Baca juga: Arti Allahumma Inni Dholamtu Nafsi, Bacaan Doa Penyempurna Sholat, Diucapkan Setelah Tasyahud Akhir

Baca juga: Arti Wamur Ahlaka Bishholati, Bacaan Surat At Thoha Ayat 132, Perintahkan Keluargamu untuk Sholat

Baca juga: Arti Usholli Sunnatan Iidil Adha, Bacaan Niat Sholat Idul Adha & Amalan Sunnah Sebelum Melaksanakan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved