Hari Pendidikan Nasional 2023

9 Puisi Singkat Hardiknas 2023 Menyentuh, Cocok untuk Anak Sekolahan Tingkat SD/SMP/SMA

Inilah kumpulan puisi bertema Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, cocok untuk anak sekolahan tingkat SD/SMP/SM

Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Abu Hurairah
TRIBUNSUMSEL.COM
9 Contoh Puisi Singkat Hari Pendidikan Nasional 2023, Cocok Untuk Anak Sekolahan Tingkat SD/SMP/SMA 

TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah kumpulan puisi bertema Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, cocok untuk anak sekolahan tingkat SD/SMP/SMA. Selengkapnya Tribunsumsel.com rangkum dari berbagai sumber.

== Puisi Hari Pendidikan Nasional 2023 ==

1. Pahlawan Pendidikan

Jika dunia kami yang dulu
kosong tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampa,
gelap tak bisa apa-apa,
tak bisa kemana-mana

Tapi kini dunia
kami penuh warna
Dengan goresan
garis-garis, juga kata

Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat
bukan lagi mimpi

Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca

Terimakasih guruku dari hatiku
Untuk semua pejuang pendidikan
Dengan pendidikanlah kita
bisa memperbaiki bangsa

Dengan pendidikanlah
nasib kita bisa dirubah
Apa yang tak mungkin
kau jadikan mungkin

Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Di hari pendidikan nasional ini
Gempitakanlah selalu jiwamu
wahai pejuang pendidikan Indonesia

Baca juga: Logo dan Tema Hardiknas 2023 dan 25 Link Twibbon Ucapan Hari Pendidikan Nasional

2. Hari Baru

Hariku pendidikanku
Hari-Hari menuntut ilmu
Berjibaku dengan buku
Demi menggapai masa depanku

Pendidikan diutamakan
Jangan hidup dalam kebidihan
Orang pintar sejahtera
Memajukan nusa bangsa

Membangun nnegara cara dengan akhlak mulia
Menguatkannya dengan pengetahuan
Untuk membangun Indonesia Raya
Negeri indah yang ku cinta

3. Terimakasih Guruku

Terima kasih, guru
Untuk teladan yang
telah kau berikan
Aku selalu mempertimbangkan
semua yang kau ajarkan
Dan merefleksikan itu
semua pada karakter pribadiku

Aku mau menjadi sepertimu
Pintar, menarik, dan gemesin
Positif, percaya diri, protektif

Aku mau menjadi sepertimu
Berpengetahuan, pemahaman yang dalam
Berpikir dengan hati dan juga kepala
Memberikan kami yang terbaik
Dengan sensitif dan penuh perhatian

Aku mau menjadi sepertimu
Memberikan waktumu, energi, dan bakatmu
Untuk meyakinkan masa depan yang cerah
Pada kita semua

Terima kasih, guru
Kau telah membimbing kami
Aku mau menjadi sepertimu

Baca juga: Contoh Soal Cerdas Cermat Lomba Hari Pendidikan Nasional 2023, Lengkap Kunci Jawabannya

4. Hardiknas

Lihatlah benih-benih generasi
yang penuh mimpi
Tumbuh indah di ladang sang petani
Alam pun menjadi saksi
Ragam budaya yang tumbuh mengiringi

Tak ada yang salah dengan keragaman
Bukankah itu dapat menguatkan?
Namun, mengapa terkadang kita memaksakan
Padahal kodrat alam begitu nyata

Mereka bukan secarik kertas kosong belaka
Melainkan pribadi yang penuh talenta
Walau mungkin sepanjang harinya
Hanya bermain kesibukannya

Yakinlah kita bisa berpihak pada mereka
Mengembangkan bakat dan potensinya
Lewat kearifan lokal yang menjadi budayanya
Tuk mendapatkan keselamatan dan kebahagiaannya

Mari menuntun sepenuh hati
Membimbing kodrat yan telah terpatri
Layaknya sang petani
Yang menghamba pada benih ini

Memupuk budi pekerti sesuai nilai Pancasila
Dengan cipta, rasa, karsa, dan karya
Tanpa melupakan sebuah perubahan
Kodrat zaman yang penuh tantangan

Ing ngarso sung tulodho
Ing madyo mangun karso
Tut wuri handayani
Tetaplah menjadi semboyan
Tuk wujudkan merdeka belajar

5. Mengapai Impian

Senyum terukir tipis
Menghias bibir yang manis
Langkah demi langkah berpijak
Mengejar angan yang bijak

Sejuta harapan kurengkuh
Laksa rintangan kutempuh
Laksa menuju kemenangan
Menggapai impian

Riang gembira jalan hidup
Hati ikhlas bahagia datang
Perjuangan dan doa penuh ikhlas
Bawa berkah yang berlimpah

6. Pendidikan Di Sekolah

Di ujung sore yang sepi
Terbayang kerinyit kemarahan
bercampur bau perjuangan
yang berkobar sekian puluh tahun lalu

"apakah kamu mendidik?"
"iya," jawabku
"mendidik semacam apa?"

"ya mendidik orang muda supaya pintar,
supaya tidak bertemu alisnya ketika
berbicara teknologi, supaya kelak jadi kaya"

"cukupkah?" desisnya lagi. "Kamu lupa, pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan"

Aku terdiam
Membiarkan suara suara di
telinga terganti oleh detak
nadiku yang lebih cepat

Tergerus oleh arus yang lebih cepat,
terlupa kemewahan idealisme,
kokoh kemauan, dan halus perasaan

terlupa atau sengaja lupa
Itu tetap kegagalan

7. Semangat Dalam Pendidikan

Ilmu bagaikan cahaya
Menerangi manusia
Mengetahui jalan kemasa depan
Agar hidup penuh kesejahteraan.

Berangkat pagi penuh semangat
Mencari ilmu yang manfaat
Supaya kita menjadi hebat
Negeri makmur serta kuat.

Negeri dan Pendidikan
Negeri yang nestapa
Jika tidak ada gurunya
Yang mengajari manusia
Dengan ilmu bercahaya.

Alangkah hebatnya
Negeri dengan pendidikan
Mengangkat harkat dan martabat
Negeri maju dan Sentosa.

8. Ki Hajar Dewantara

Hari ini adalah hari berharga
Hari di mana kegelapan
mulai sirna perlahan
Karena yang terbelakang berusaha maju
Dengan membaca dan menulis

2 Mei adalah hari kelahiranmu
Engkau yang sabar membimbing belajar
Agar Indonesia tak selalu dalam kegelapan
Dengan belajar lebih mendalam

Ing ngarsa sung tuladha
Di depan menjadi panutan
Ing madya mangun karsa
Di tengah memberi semangat

Tut wuri handayani
dan di belakang mendukung
Inilah sloganmu
Yang memotivasi
pendidikan Indonesia

9. Mahalnya Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi untuk menggapai
angan dan cita-cita harapan
Bangku ilmu yang terduduki
hanya untuk orang kaya

Mahalnya pendidikan mencekik
leher rakyat jelata
Bukankah mereka memiliki
hak yang sama

Saat langkah kaki ini
menapak ke negeri sebrang
Anak manusia dapat
berkembang kemampuan

Merealisasikan bakat tersembunyi
dalam kehidupan
Dengan mudahnya jalan
menghantar ke tempat pendidikan

Saat langkah kaki ini
menapak ke bumi pertiwi
Hati kecil tersentuh pilu
tak terhenti hingga tepi

Melihat anak-anak kecil
bermain dipelosok ujung negeri
Harga pendidikan yang tinggi
hanya harapan yang tidak bisa terbeli

Bukankah mereka bibit generasi
tangguh yang bisa disemai esok?
Bukankah membentuk pemuda yang
cerdas itu cita-cita bangsa?

Entah mengapa jalan itu
tidak terbuka hingga buntu
Keadaan kacau tidak lagi
menjadi suatu penyelesaian

***

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved