Hardiknas 2023

10 Puisi Tentang Pendidikan Penuh Makna, untuk Menyambut Hardiknas 2 Mei 2023

Kumpulan Puisi Hari Pendidikan Nasionayang bertepatan pada tanggal 2 Mei 2023, untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara

Penulis: M Fadli Dian Nugraha | Editor: Abu Hurairah
Kolase Scribd Dan Kompas.com
Kumpulan Puisi Hari Pendidikan Nasional yang bertepatan pada tanggal 2 Mei 2023, untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara 

TRIBUNSUMSEL.COM- Hari Pendidikan Nasional atau disingkat HARDIKNAS, merupakan hari nasional diperingati pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya.

Pada tanggal 2 Mei adalah tanggal kelahiran Ki Hadjar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan di Indonesia dan pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa sebagai bentuk menghormati jasa-jasanya terhadap dunia pendidikan Indonesia.

Berikut ini merupakan kumpulan Puisi Hari Pendidikan Nasional, dilansir Scribd.

Baca juga: Contoh Surat Undangan Syukuran Untuk Berangkat Haji dan Umroh 2023, Kirim Melalui Pesan WA

1. Buku

BUKU

Kau tempatku menabur ilmu...

kau jendela di hidupku...

kau tempatku goreskan jutaan pena...

namun, terkadang orang namun, terkadang orang mengabaikan mengabaikannya...

kau tertumpuk deraian debu...

Buku...

kau tempatku berbagi rasa....

meski engkau hanya diam meski engkau hanya diam membisu... membisu...

lembaran demi lembaran yang lembaran demi lembaran yang terisi... terisi...

Tertancap keindahan ilmu Tertancap keindahan ilmu menawan... menawan...

terselip kata demi kata...

yang mengisi yang mengisi hari-harimu.. hari-harimu...

Buku...

kau tempatku goreskan pena...

goresan pena kini tertancap di badanmu...

 jutaan kata kini te  jutaan kata kini terlukis di badanm rlukis di badanmu...

Kau tempatku lukiskan keindahan...

kau tempatku berbagi kesakitan....

Buku...

kau yang kau yang mengajariku arti kehidupan... mengajariku arti kehidupan...

tiada pantas hidup ini kulewati...

tanpa engkau di sisiku...

Kau guru yang hanya bisa Kau guru yang hanya bisa diam membisu... diam membisu...

namun, kau memberikan jutaan ilmu yang tersimpan di setiap lembaran...

 

2. Pesan Dari Guru

Dengan tertatih-tatih

ku kayuh sepeda tua itu

dengan nafas terengah-engah

ku sandarkan di pagar tua

Anakku, aku datang

tak bawa mobil mewah

tak bawa rupiah

Tapi aku punya cinta

cintaku begitu besar

lebih dari sepeda tua itu

tahukah kau

aku sangat aku sangat menyayangim menyayangimu

Ini daerah terpencil

tapi jangan kau berpikiran kerdil

Bangkitlah ...

Berjuanglah ...

Kau harus bisa taklukkan

gedung-gedung pencakar langit itu

hancurkan kebodohanmu

Bangkit dari Bangkit dari tidurmu tidurmu

raih mimpi

gapai prestasi

Aku hanya orang tua

yang tak berarti apa-apa

tapi aku punya cinta

Cinta untukmu begitu besar

lebih dari sepeda tua itu

 

3. Tak Mau Jadi Orang Bodoh

Seorang anak kecil

Berjalan dengan kaki telanjang

Menapaki jalan berbatu

Terasa sakit menusuk kaki

Aku ini juga manusia

Yang punya nyawa

Sama sepertimu

Yang punya rasa

Sama sepertimu

Tapi kau tak punya hati

Kau punya mata

Tapi tak melihat

Kau punya telinga

Tapi tak mendengar

Kau punya segalanya

Tapi tak merasa

Lihat dirimu

Uang kau Uang kau hambur-ham hambur-hamburkan

Lari dari gudang ilmu

Tak kau ingat begitu banyak tetesan peluh

Dan air mata yang Dan air mata yang membasahi tubuh itu membasahi tubuh itu

Aku beda dengan kau

Aku tak punya Aku tak punya sepertimu sepertimu

Tapi aku tak mau Tapi aku tak mau jadi orang bodoh sepertimu jadi orang bodoh sepertimu

Aku ingin punya banyak ilmu

Aku adalah aku

Bukan kau

 

4. Harapan Yang Kandas

Aku berjalan menyusuri jalan setapak,

 pada sebuah pem  pada sebuah pemukiman

tempat sejumlah anak bangsa

 berteduh dari r  berteduh dari rintikan air hujan intikan air hujan

mencoba menghindar dari terik panasnya matahari

tempat yang sering mereka tempat yang sering mereka sebut 'Rumah' sebut 'Rumah'

Saat aku berjalan,

ku lihat anak bangsa

dengan seragam kumuh yang dikena

tanpa alas kaki yang melindungi

membuat kakinya tak jarang terkotori cipratan lumpur di sisi jalan

tapi semangatnya menuntut tapi semangatnya menuntut ilmu,

seperti api yang seperti api yang menyala-nyala menyala-nyala

dan takkan pernah padam

Aku kembali berjalan,

sesaat ku dengar rintihan anak bangsa

"Ibu, Bapa, Aku ingin sekolah seperti mereka. Aku juga punya impian, punya impian,

harapan dan masa depan," rintihnya.

tapi apa daya, kedua tapi apa daya, kedua orangtuanya hanya mampu diam s orangtuanya hanya mampu diam seribu bahasa eribu bahasa

Pemimpinku, Pemerintahku,

apa kalian tak apa kalian tak melihat? melihat?

kesusahan menyelimuti anak bangsa

apa kalian juga tak apa kalian juga tak mendengar? mendengar?

rintihan anak bangsa yang haus akan pendidikan

apa mungkin kalian terlalu sibuk?

terlalu sibuk memanjakan harta

dan terlalu sibuk bermain dengan uang-uang kalian

Atau mungkin kalian lupa?

tiap kali janji manis kau tiap kali janji manis kau ucapkan ucapkan

di depan ribuan pasang mata yang di depan ribuan pasang mata yang menyaksikan menyaksikan

Tak ingatkah kalian, wahai para petinggi Tak ingatkah kalian, wahai para petinggi negara? negara?

anak bangsa bagian dari rakyat

karena rakyat kalian memimpin

karena rakyat kalian jadi pemimpin

walau hanya satu suara dan walau hanya satu suara dan satu kepercayaan dari ti satu kepercayaan dari tiap rakyat ap rakyat

tak sadarkah kalian, 'satu' pun bermakna

karena takkan ada 'seribu' tanpa 'satu'

Pemimpinku, Pemerintahku,

tak sadarkah?

rakyat telah rakyat telah pertaruhkan segalanya pertaruhkan segalanya

dari impian, harapan, hingga masa depan

tapi apa balasan dari tiap tapi apa balasan dari tiap 'satu' suara dan 'satu' 'satu' suara dan 'satu' kepercayaan yang rakyat kepercayaan yang rakyat

 pertaruhkan?

hanya sebatas tipuan dan angan-angan yang nampak 'mustahil, jadi

kenyataan

Aku hanya berharap

suatu saat, negeri ini

negeri yang kini padam

kan kembali terang benderang

Baca juga: Arti Tholabul Ilmi Faridhotun Ala Kulli Muslimin & Kumpulan Ayat Quran-Hadits tentang Menuntut Ilmu

5. Jangan Malas Membaca

Sesobek kertas sudah diberikan

seuntai tulisan pula berada seuntai tulisan pula berada di dalamnya di dalamnya

duhai anak yang malang

mengapa engkau diam saja?

Mengapa kertas itu cuma kau simpan?

sungguh tidak sedikit sungguh tidak sedikit angan-angan terpendam angan-angan terpendam

ilmu maha luas sudah tertuliskan

tapi sayang kau enggan membaca

Dunia demikian luas ilmu pula demikian terbentang

sungguh dunia sudah bicara,

kau mau tahu isiku?

kau mau mengerti apa menyangkut dunia ini?

Malang beribu malang kau enggan membaca

duhai anak yang malang

 bangkitlah kini

 pengetahuan luas  pengetahuan luas sudah menantim sudah menantimu

lawanlah jiwa kotormu itu

tuk mencapai impianmu

BUKU

Erni Ristyanti

Buku …

kau adalah sumber ilmu

dimana aku belajar dan membaca

dari aku tak tahu sampai tahu

Buku …

kau adalah jendela ilmu

 jendela menuju keh  jendela menuju kehidupan yang le idupan yang lebih sukses bih sukses

menuju kehidupan yang lebih indah

Halaman demi halaman

lembar demi lembar

kubaca dengan serius

hingga aku lupa waktu

Terimakasih buku

engkau temaniku

dari kecil hingga besar

tuk menggapai cita-citaku

 

6. Guruku Pahlawanku

Sinar pagi yang cerah..

membuat aku bergegas untuk berangkat sekolah

sungguh senang hari ini

demi mendapat ilmu

aku rela berjalan kaki

untuk meraih suksesku

Gurulah yang memberiku ilmu

Gurulah yang menyemangatiku

Gurulah yang membimbingku

Tanpa ilmu aku takkan sukses

tidak ada guru tidak ada pula ilmu

Terima kasih guru

kaulah guru terhebat bagiku

kaulah pahlawanku

 pahlawan tanpa tanda jasa

Jika suatu saat nanti aku sudah menjadi sepertimu

aku akan memberikan ilmu yang kau berikan kepada ku

untuk mereka yang membutuhkanku

Guru jasamu akan selalu kukenang

 

7. Ibu Guruku Tersayang

Ibu Guru …

kau yang telah mendidikku

kau yang telah menasehati ku

dalam keadaan bingung

Ibu Guru …

engkau adalah pahlawanku

engkau bagaikan penyelamatku

engkau tulus engkau tulus mengajariku mengajariku

Ibu Guru …

terima kasih atas terima kasih atas semua jasamu semua jasamu

aku sayang padamu

seperti kau seperti kau menyayangik menyayangiku

 

8.Pahlawan Pendidikan

Jika dunia kami yang dulu Jika dunia kami yang dulu kosong

tak pernah kau isi

mungkin hanya ada warna hampa, gelap

tak bisa apa-apa, tak tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana bisa kemana-mana

tapi kini dunia kami penuh tapi kini dunia kami penuh warna

Dengan goresan garis-garis, juga kata

yang dulu hanya jadi mimpi

kini mulai terlihat bukan lagi mimpi

itu karena kau yang mengajarkan

tentang mana warna yang indah

tentang garis yang tentang garis yang harus dilukis harus dilukis

 juga tentang kata y  juga tentang kata yang harus dibaca ang harus dibaca

Terimakasih guruku dari hatiku

untuk semua pejuang pendidikan

dengan pendidikanlah kita bisa dengan pendidikanlah kita bisa memperba memperbaiki bangsa iki bangsa

dengan pendidikanlah nasib kita bisa dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah dirubah

Apa yang tak Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin mungkin kau jadikan mungkin

hanya ucapan terakhir dari mulutku

di hari pendidikan nasional ini

gempitakanlah selalu jiwamu wahai pejuang pendidikan Indonesia Indonesia

Gimana Sobat? Puisi yang bertema guru dan pendidikan yang panjang

dan pendek diatas sangat inspiratif dan memotivasi kan ? Motivasi dalam

 belajar memang ha  belajar memang harus selalu ki rus selalu kita tumbuhkan kar ta tumbuhkan karena terkadang kita ena terkadang kita

dininabobokan dengan hiburan yang dangkal semata dininabobokan dengan hiburan yang dangkal semata dan tidak memiliki

9. Pahlawan Tanpa Lencana

Pagi yang indah deruan angin menerpa wajah Dingin menyelimuti langkah penuh keikhlasan

Renungan hanya untuk sebuah kejayaanBerfikir hanya untuk sebuah keberhasilanTiada lafaz

seindah tutur katamuTiada penawar seindah senyuman muTiada hari tanpa sebuah bakti Menabur  benih kasih tanpa rasa lelah.

 Hari demi hari begitu cepat berlaluTiada rasa jenuh terpancar di wajah muSemangat mu terus berkobar.

Memberikan kasih sayang tiada rasa jemu Jika engkau akan melangkah pergi Ku tau langkahmu penuh pengorbanan.

Jika dirimu telah tiada dirimu kan selalu di kenangKau adalah pahlawan tanpa lencana.

 

10. Agar Kau Belajar

Kutanya dia, Mengapa kau amat lembut?

Dia menjawab; Agar kau belajar damai

Kutanya dia, Mengapa kau sangat ramah?

Dia menjawab; Agar kau belajar berteman

Kutanya dia, Mengapa kau campuri urusanku?

Dia menjawab; Agar kau belajar peduli

Kutanya dia, Mengapa kau selalu sopan?

Dia menjawab; Agar kau belajar tata krama

Kutanya dia, Mengapa kau selalu menyemangati?

Dia menjawab; Agar kau belajar percaya diri

Kutanya dia, Mengapa kau selalu toleran?

Dia menjawab; Agar kau belajar sabar

Kutanya dia, Mengapa kau selalu memaafkan aku?

Dia menjawab; Agar kau belajar menghargai arti maaf

Kutanya dia, Mengapa kau percaya?

Dia menjawab; Agar kau belajar kesetiaan

Kutanya dia, Mengapa kau selalu positif?

Dia menjawab; Agar kau belajar sadar akan harapan

Kutanya lagi, Mengapa kau berlari?

Dia menjawab; Agar kau mengejarku

Lalu, untuk terakhir aku bertanya, Siapa kamu?

Dia menjawab; Aku masa depanmu

Baca juga: 20 Kata Mutiara Hari Pendidikan Nasional 2023 Inspiratif Penuh Motivasi, untuk Dibagikan di Medsos

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved