Gerhana Matahari 2023

Contoh Naskah Khutbah Setelah Sholat Gerhana Matahari 2023, Mudah Dipahami dan Bermakna, Lengkap PDF

Berikut contoh naskah khutbah jum'at bertema Gerhana Matahari singkat, mudah dipahami dan penuh makna, dilengkapi pula dalam bentuk PDF yang bisa dido

Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Abu Hurairah
Tribunsumsel.com
Contoh Naskah Khutbah Setelah Sholat Gerhana Matahari 2023, Mudah Dipahami dan Bermakna, Lengkap PDF 

Artinya: “Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tanda–tanda (ayat) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri….” (QS Fushshilat:53)

Peristiwa Gerhana Matahari yang sedang terjadi saat ini, yang sedang kita saksikan saat ini, sesungguhnya juga tak lebih sebagai tanda atau ayat.

Kita patut bersyukur mendapat kesempatan melewati momen–momen indah tersebut. Dan kita juga bersyukur pada saat ini memiliki pengetahuan lebih baik dalam Gerhana Matahari.

Ilmu falak menunjukkan Gerhana Matahari terjadi akibat kesejajaran Matahari, Bulan dan Bumi dari perspektif tiga dimensi dengan Bulan berada di tengah-tengah keduanya.

Kesejajaran itu adalah buah pergerakan Bulan mengelilingi Bumi dan pergerakan Bumi mengelilingi Matahari. Baik Bulan dan Bumi bergerak secara teratur mengikuti Sunnatullah.

Beberapa Gerhana Matahari menjadi penanda peristiwa penting. Gerhana Matahari Cincin 27 Januari 632 M bertepatan dengan wafatnya Ibrahim, putra Rasulullah SAW yang masih bayi.

Sebagian orang mengira ada hubungan antara kedua peristiwa itu, sampai Rasulullah SAW menjelaskan gerhana tidaklah berhubungan dengan hidup matinya seseorang. Karena Bulan dan Matahari adalah dua dari sekian banyak tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.

Gerhana Matahari Total 24 November 569 M nampak di kota suci Makkah dan terjadi berdekatan dengan masa kelahiran Rasulullah SAW. Gerhana Matahari Total 9 Mei 1533 SM bertepatan dengan Nabi Ibrahim AS berada di tanah Palestina.

Dan Gerhana Matahari Cincin 30 Oktober 1207 SM, bertepatan dengan puncak penaklukan tanah Palestina oleh pasukan pimpinan Nabi Yusya’.

Jamaah shalat Gerhana Matahari yang berbahagia,

Jika kita sering mendengar anjuran mengucapkan tasbih subhânallâh (Mahasuci Allah) kala berdecak kagum, maka sesungguhnya itu adalah manifestasi bahwa segala sesuatu, bahkan yang menakjubkan sekalipun, harus dikembalikan pada keagungan dan kekuasaan Allah.

Kita dianjurkan untuk seketika mengingat Allah dan menyucikannya dari godaan keindahan lain selain Dia. Bahkan, Allah sendiri mengungkapkan bahwa tiap sesuatu di langit dan di bumi telah bertasbih tanpa henti sebagai bentuk ketundukan kepada–Nya.

Dalam Surat al–Hadid ayat 1 disebutkan:

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Artinya: “Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved