Arti Kata Bahasa Arab

Arti Wa Anfiku Mimma Rozaqnakum, Quran Surat Al Munafiqun Ayat 10, Penyesalan Orang tidak Bersedekah

lalu ia berkata, "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
Wa Anfiku Mimma Rozaqnaakum, Bacaan Quran Surat Al Munafiqun Ayat 10, tentang penyesalan Mayit (orang yang sudah meninggal) karena tidak Bersedekah atau berinfaq. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti wa anfiku mimma rozaqnaakum, bacaan Quran Surat Al Munafiqun Ayat 10, tentang penyesalan Mayit (orang yang sudah meninggal) karena tidak Bersedekah atau berinfaq.


Kalimat Wa Anfiku Mimma Rozaqnaakum, adalah awalan dari bacaan surat Al Munafiqun ayat 10 yang membahas tentang penyesalan orang tang enggan sedekah atau infak.

Ayat Surat Almunafiqun ayat 10


Allah SWT berfirman:

{وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ}


Arab Latin:

Waanfiku minma rozaqnaakum min qobli ayyak tiya ahadakumul mautu fayaquula robbi lawlaa akhhor tatiya ila ajalin qoriibin fa asshodaqo wa akun minassholihinna.


Artinya:
"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu;
lalu ia berkata, "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10).


Kitab Tafsir Ibnu Katsir, menjelaskan dalam ayat tersebut, maksud belanjakanlah adalah sedekahkanlah.

Allah SWT mengingatkan setiap orang yang melalaikan kewajiban pasti akan merasa menyesal di saat meregang nyawa, dan meminta agar usianya diperpanjang sekalipun hanya sebentar untuk bertobat dan menyusul semua amal yang dilewatkannya termasuk bersedekah.

Tetapi sayang kenyataannya, penyesalan selalu datang belakangan. Nasi telah menjadi bubur, masing-masing orang akan menyesali kelalaiannya.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pun pernah bersabda tentang penyesalan bagi orang yang lalai bersedekah.

َ حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلَا تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ

Telah menceritakan kepada kami Abu Hurairah radliallahu anhu berkata,: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahualaihiwasallam dan berkata,: "Wahai Rasulullah, shadaqah apakah yang paling besar pahalanya?".

Beliau menjawab: "Kamu bershadaqah ketika kamu dalam keadaan sehat dan kikir, takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu.

Lalu kamu berkata, si fulan begini (punya ini) dan si fulan begini. Padahal harta itu milik si fulan". (HR. Bukhari) [No. 1419 Fathul Bari] Shahih.


Dalam hadits lain disebutkan:

حَدَّثَنَا مَعْبَدُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ سَمِعْتُ حَارِثَةَ بْنَ وَهْبٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تَصَدَّقُوا فَإِنَّهُ يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ يَمْشِي الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ فَلَا يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا يَقُولُ الرَّجُلُ لَوْ جِئْتَ بِهَا بِالْأَمْسِ لَقَبِلْتُهَا فَأَمَّا الْيَوْمَ فَلَا حَاجَةَ لِي بِهَا

Telah menceritakan kepada kami Mabad bin Khalid berkata; Aku mendengar Haritsah bin Wahab berkata; Aku mendengar Nabi Shallallahualaihiwasallam bersabda:

"Bershadaqalah, karena nanti akan datang kepada kalian suatu zaman yang ketika itu seseorang berkeliling dengan membawa shadaqahnya namun dia tidak mendapatkan seorangpun yang menerimanya.

Lalu seseorang berkata,: "Seandainya kamu datang membawanya kemarin pasti aku akan terima. Adapun hari ini aku tidak membutuhkannya lagi". (HR. Bukhari) [ No. 1411 Fathul Bari] Shahih.

Dari ayat Alquran dan hadits di atas mengajarkan bahwa Muslim sudah semestinya selalu bersedekah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya baik di kala lapang maupun sempit.

Bersedekah tidak mengenal waktu. Dalam artian, tidak harus menunggu saat sudah kaya atau sukses karena akan datang penyesalan kelak jika ajal menjemput.

Tidak harus menunggu Ramadhan datang baru bersedekah, berinfak, di luar Ramadhan pun harus bersedekah.

Itulah arti wa Anfiku Mimma Rozaqnaakum, Bacaan Quran Surat Al Munafiqun Ayat 10, tentang penyesalan Mayit (orang yang sudah meninggal) karena tidak Bersedekah atau berinfaq.

Baca juga: Arti Minal Aidin Wal Faizin, Sering Diucapkan Saat Idul Fitri, Sebenarnya Doa, Begini Asal-usulnya

Baca juga: Arti Allahummahdini Li Ahsanil Akhlaq, Bacaan Doa Mohon Akhlak Mulia Serta Doa Lain & Cara Meraihnya

Baca juga: Arti Wa Budullaha Walatusyriku, Bacaan QS Annisa: 36 Sembahlah Allah & Berbuat Baik kepada Orangtua

Baca juga: Arti Kadar Zakat, Satu Sha dan Istilah-istilah Lainnya dalam Pelaksanaan Zakat Mal dan Zakat Fitrah

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved