Tersangka Pembunuhan di Prabumulih Ngaku Sudah Ingin Tobat Sebelum Membunuh

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Helga Sulaiman (22) tersangka pembunuhan di Prabumulih mengaku sudah ingin tobat sebelum dirinya membunuh.

Helga membunuh temannya sendiri bernama Muammar Khadafi, Selasa (7/3/2023) dini hari.

Pengakuan Helga dirinya tidak sengaja membunuh karena sebelumnya cekcok setelah dia menolak kembali diajak mencuri.

Saat itu dia khilaf dan kesal karena kawanan temannya kerap menjadikan rumahnya tempat menyimpan barang curian.

"Jadi malam itu mereka kumpul ada orang empat, Johan mengajak mencuri tapi saya tidak mau, saya mau tobat, tapi terus dipaksa," ungkap Helga ketika diwawancarai dalam pres rilis Polres Prabumulih, Selasa (7/3/2023).

Baca juga: Pengakuan Helga Sulaiman Bunuh Teman Sendiri,Tersangka Pembunuhan di Karang Raja Prabumulih

Helga mengaku dirinya pernah mencuri besi bersama korban dan setelah itu dirinya tidak mau lagi.

Namun, rumahnya memang sering dijadikan tempat kumpul maupun jadi tempat menyimpan barang hasil curian.

"Saya mau tobat, saya tidak mau lagi tapi terus dipaksa dan karena saya tidak mau akhirnya mereka jalan," tuturnya.

Setelah beraksi para korban dan temannya kembali ke rumah Helga Sulaiman untuk menitipkan tabung gas hasil curian.

"Saya tidak mau dan saya suruh silakan bawa pulang, karena kesal dan ribut akhirnya saya cabut pisau. Saya ribut bukan dengan Khadafi tapi dengan Johan," jelasnya.

Khadafi saat itu yang melihat Helga Sulaiman dan Johan ribut ikut-ikutan.

Helga Sulaiman yang kesal lalu hendak menusuk Johan namun Khadafi mendekat sehingga mengenai korban.

"Sebetulnya Khadafi itu ikut-ikutan saja, saya ribut dengan Johan tapi karena kesal dan gelap mata akhirnya saya tusuk membabi buta," tuturnya mengaku menyesali perbuatannya itu.

Setelah melakukan aksinya, bujangan pengangguran itu kemudian masuk rumah membuang senjata tajam ke sumur dan menyimpan tabung gas lalu kabur ke rumah kakeknya yang tak jauh dari rumah pelaku.

"Setelah itu saya diamankan polisi di rumah yai (kakek)," kata Helga Sulaiman.