seputar islam

Arti dan Makna Wa Kafaa Bil Mauti Wa Idzho, Hadist Nabi Tentang Mengingat Kematian Sebagai Nasihat

Siapakah orang mukmin yang paling beruntung?‘ Yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya itulah orang yang beruntung

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/welly triyono
Arti dan Makna Wa Kafaa Bil Mauti Wa Idzho, Hadist Nabi Tentang Mengingat Kematian Sebagai Nasihat 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti dan Makna Wa Kafaa Bil Mauti Wa Idzho, Hadist Nabi Tentang Mengingat Kematian Sebagai Nasihat.

Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya mengingatkan umatnya.

كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظً

Arab Latin:

Wakafa bil mauti waidzon

“Cukuplah kematian sebagai pemberi nasehat.

Nabi seolah mengingatkan kita, cukuplah kematian sebagai penasihat kamu, cukuplah kematian menjadikan hatimu bersedih, menjadikan mata-mu menangis, perpisahan dengan orang-orang yang kamu cintai, penghilang segala kenikmatanmu, pemutus segala cita-citamu.

Cukuplah kematian sebagai pengingat untuk setop berbuat jahat, dan terus berbuat baik.

Hadits lain yang sama, diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah sebagai berikut.

“Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi, ” Siapakah orang mukmin yang paling baik? ‘ Beliau menjawab, ‘ Yang paling baik akhlak nya.’ Ia bertanya, ‘ Siapakah orang mukmin yang paling beruntung?’

Beliau menjawab, ‘ Yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya untuk (alam) setelah kematiannya. itulah orang-orang yang beruntung.” (HR.Ibnu Majah)

Kematian merupakan hal yang pasti datang. Tak pandang siapa, kapan, di mana, dan bagaimanapun kondisinya. Ketika ajal menjemput, tak ada satu pun yang akan bisa menghindar darinya.
Sebagaimana yang tercantum dalam Quran surah Ali Imran, ayat 185. “ Setiap jiwa pasti merasakan mati”.

Kematian adalah “jembatan” yang menghubungkan dua kehidupan, yaitu kehidupan dunia dan akhirat. Dunia adalah tempat kita “menanam” sebagai bekal menuju kehidupan yang kekal. Apa yang akan kita “panen” di akhirat merupakan hasil dari apa yang telah kita tanam di dunia.


Bagaimana caranya agar dapat menggapai kematian husnul khatimah?

Tausiyah Ustadz M.Mubasysyarum Bih dalam website kemenag.go.id:

Pertama; Mengerjakan amal-amal saleh. Allah memberikan dua syarat bagi siapa pun yang berharap bertemu dengan-Nya di surga, yaitu beramal saleh dan meninggalkan kesyirikan. Perhatikan quran surah al Kahfi ayat 110 ini. “Barang siapa yang mengharapkan bertemu Tuhannya maka hendaklah melakukan amal saleh dan janganlah menyekutukan ibadah terhadap Tuhannya dengan suatu apapun”.

Kedua: Menjauhi Perbuatan-Perbuatan Tercela. Sebagaimana amal saleh, yang tidak kalah penting adalah menjauhi perbuatan-perbuatan tercela. Baik yang haram maupun yang makruh. Demikian pula dianjurkan untuk meminimalisir hal yang mubah yang tidak ada manfaatnya.

Ketiga: Segera Bertaubat. Tidak ada manusia yang bersih dari kesalahan dan dosa. Kesalahan adalah hal yang wajar bagi manusia. Yang bermasalah adalah membiarkan diri berlarut-larut dalam perbuatan dosa. Agama menekankan untuk senantiasa memperbaharui tobat dari segala perbuatan maksiat.

Itulah Arti dan Makna Wa Kafaa Bil Mauti Wa Idzho, Hadist Nabi Tentang Mengingat Kematian Sebagai Nasihat.

Baca juga: 2 Teks Khutbah Jumat Isra Miraj 1444H: Hikmah Dibalik Isra Miraj Bukti Cinta Kepada Nabi Muhammad

Baca juga: Contoh Teks Ceramah/Tausiah Singkat Bertema Isra Miraj 2023 Penuh Makna, Untuk Kegiatan di Masjid

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved