Berita Internasional

Update Gempa Turki dan Suriah: Korban Tewas Capai 28 Ribu Orang, Kerusuhan Ganggu Upaya Penyelamatan

Menurut media pemerintah Suriah, tambahan 1.408 kematian telah dicatat di wilayah yang dikuasai pemerintah.

Editor: Slamet Teguh
AFP/OZAN KOSE
Update Gempa Turki dan Suriah: Korban Tewas Capai 28 Ribu Orang, Kerusuhan Ganggu Upaya Penyelamatan 

TRIBUNSUMSEL.COM -  Korban tewas yang  terjadi akibat gempa bumi di Turki dan Suriah kini terus bertambah.

Diketahui, korban tewas akibat gempa bumi di Turki dan Suriah kini mencapai 28.192 orang.

Hal itu diutakan oleh Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay.

Fuat Oktay, menyampaikan korban tewas gempa Turki naik menjadi 24.617 jiwa.

Sementara itu, di Suriah, total kematian yang dikonfirmasi mencapai 3.575 orang.

Jumlah itu termasuk 2.167 orang di daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut, menurut kelompok pertahanan sipil White Helmets seperti diberitakan CNN, Minggu (12/2/2023).

Menurut media pemerintah Suriah, tambahan 1.408 kematian telah dicatat di wilayah yang dikuasai pemerintah.

Kerusuhan Ganggu Upaya Penyelamatan

Dilansir BBC, kerusuhan di selatan Turki telah mengganggu upaya penyelamatan korban akibat gempa yang terjadi pada Senin (6/2/2023).

Seorang penyelamat mengatakan, keamanan diperkirakan akan memburuk karena persediaan makanan berkurang.

Hampir 50 orang telah ditangkap karena penjarahan, dengan beberapa senjata disita.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan akan menggunakan kekuatan darurat untuk menghukum siapa pun yang melanggar hukum.

Juru bicara militer Austria, Letnan Kolonel Pierre Kugelweis, mengatakan bentrokan antara kelompok tak dikenal di provinsi Hatay menyebabkan puluhan personel dari Unit Penanggulangan Bencana Pasukan Austria mencari perlindungan di sebuah base camp dengan organisasi internasional lainnya.

"Ada peningkatan agresi antar faksi di Turki," ujar Letnan Kolonel Pierre Kugelweis dalam sebuah pernyataan, Sabtu (11/2/2023).

"Peluang menyelamatkan nyawa tidak memiliki hubungan yang masuk akal dengan risiko keselamatan," sambungnya.

Baca juga: Tak Kenakan Hijab, Wanita Korban Gempa Turki Sempat Menolak Dievakuasi, Relawan: Kami Cinta Imanmu

Baca juga: Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto Lepas Bantuan Indonesia Untuk Korban Gempa Turki

Operasi Penyelamatan Sempat Dihentikan

Tim penyelamat di Turki selatan telah memperingatkan bahwa upaya untuk menemukan korban selamat setelah gempa terhambat oleh pecahnya kekerasan.

Pada Sabtu, tim penyelamat Jerman dan tentara Austria menghentikan operasi pencarian dengan alasan pertempuran antara kelompok tak dikenal.

Austria melanjutkan operasi penyelamatannya setelah tentara Turki turun tangan untuk menawarkan perlindungan.

Cabang Jerman dari kelompok pencarian dan penyelamatan Isar dan Badan Bantuan Teknis Jerman (TSW), diketahui juga menghentikan operasi dengan alasan masalah keamanan.

"Ada semakin banyak laporan bentrokan antara faksi yang berbeda, tembakan juga telah dilepaskan," kata juru bicara Isar, Stefan Heine, dikutip dari The Guardian, Minggu.

Tim penyelamat Jerman mengatakan mereka akan melanjutkan pekerjaan segera setelah pihak berwenang Turki menganggap situasi aman, lapor Reuters.

Sementara itu, media pemerintah melaporkan, 48 orang telah ditangkap karena penjarahan.

Menurut Agence France-Presse, beberapa senjata disita bersama uang tunai, perhiasan, dan kartu bank.

Presiden Turki belum mengomentari kerusuhan yang dilaporkan di Hatay.

Namun, Erdogan menegaskan bahwa pemerintah akan mengambil tindakan terhadap mereka yang terlibat dalam kejahatan di wilayah tersebut.

“Kami telah mengumumkan keadaan darurat."

"Artinya, mulai sekarang, orang-orang yang terlibat penjarahan atau penculikan harus tahu bahwa tangan tegas negara ada di belakang mereka," tegas Erdogan.

Sehingga, tersangka yang dituduh melakukan penjarahan sekarang dapat ditahan selama tujuh hari, di bawah keadaan darurat yang berlaku selama tiga bulan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved