Berita Viral

Cerita Mendiang Ayah Tiko Ditipu Rekan Bisnis Hingga Diusir Ibu Eny dengan Mobil Truk ke Madiun

Cerita Mendiang Ayah Tiko Ditipu Rekan Bisnis Hingga Diusir Ibu Eny dengan Mobil Truk ke Madiun

Kolase
Cerita Mendiang Ayah Tiko Ditipu Rekan Bisnis Hingga Diusir Ibu Eny dengan Mobil Truk ke Madiun 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kabar mengejutkan jika Tiko, yang kisahnya viral karena rawat ibunya, Eny yang depresi sendirian selama 11 tahun tanpa air dan listrik adalah bukan anak kandung dibantah.

Adalah Sumaryono, kerabat dekat ibu Eny yang menceritakan hal tersebut.

Sumaryono menceritakan bahwa Tiko lahir di Jakarta, namun pindah rumah pada tahun 2004.

Hal itu dikarenakan seringnya terjadi banjir sehingga memutuskan pindah ke komplek PLN. 

"Tiko waktu itu lahir masih di Jakarta di Bantara, waktu itu musim banjir terus mangkanya pindah ke kelender komplek PLN itu posisinya rumah kosong tahun 2004," ujarnya, dilansir Youtube Dendenny, Minggu (8/1/2023).

Baca juga: Bantah Ayah Tiko Tinggalkan Ibu Eny dan Tiko, Kerabat Dekat Sebut Diusir Usai Ekonomi Menurun: Sedih

Pihak keluarga keberatan jika kisah Tiko dianggap sebagai orang yang memiliki kehidupan yang malang usai ditinggalkan ayahnya dijadikan film.
Pihak keluarga keberatan jika kisah Tiko dianggap sebagai orang yang memiliki kehidupan yang malang usai ditinggalkan ayahnya dijadikan film. (tangkap layar youtube)

Sosok Herman Moedji Susanto, mendiang ayah Tiko juga diungkap oleh Sumaryono yang disebutnya cekatan dalam berbisnis.

Karenanya Pak Puh panggilan Herman bisa membeli beberapa rumah saat itu.

"Pak Puh itu memang cekatan jadi memang bisa beli rumah di Bintara dan Kelender," terangnya.

Dijelaskan Sumaryono juga ternyata mendiang ayah Tiko sempat memiliki usaha jual beli mobil hingga akhirnya di tipu membuatnya harus kehilangan mobil.

"Selain dia di departemen keuangan dia itu juga terakhir jual beli mobil disewain," ungkapnya.

"Kemudian terakhir itu dia cerita ke saya dia ditipu rekan bisnisnya, itu mobil bikinan Amerika, jadi suratnya ada tapi mobilnya gak ada," sambungnya.

"Setelah itu kami lost kontak, saya dengar pak Puh akhirnya pindah ke Madiun," sambungnya.

Keluarga Herman menantang Tiko untuk melakukan tes DNA jika memang anak ibu Eny tersebut keberatan disebut bukan anak kandung.
Keluarga Herman menantang Tiko untuk melakukan tes DNA jika memang anak ibu Eny tersebut keberatan disebut bukan anak kandung. (Youtube Bang brew Tv)

Sumaryono, selaku kerabat Tiko juga membenarkan terkait ayah mendiang Tiko yang disebutkan meninggalkan ibu Eny dan Tiko, dirinya menjelaskan bahwa saat itu sebelum meninggalkan rumah memang sempat adu cekcok karena masalah ekonomi sehingga membuat Herman pergi dari rumah.

"Pak Herman waktu itu bukannya meninggalkan ibu Eny, tetapi mereka sempat adu cekcok rumah tangga mungkin karena masalah ekonomi, saat itu pak Herman bisnisnya mulai menurun, mungkin juga ibu Eny gak terima," bebernya.

Tak hanya itu saja, ternyata ayah Tiko diusir saat itu pergi meninggalkan rumah dengan mengendarai mobil truk dan membawa barang-barangnya.

"Yang lebih sedih lagi, pak Herman itu disuruh pergi bareng sama truk angkutan barangnya," terangnya.

Diceritakannya pula bahwa ayah mendiang Tiko meninggal pada tahun 2015 di Desa Bayemtaman, Kabupaten Magetan.

"Pak Herman baru beberapa tahun di Madiun dia meninggal pada tahun 2015 dikebumikan di desa bayem taman, Kabupaten Magetan," jelasnya.

Sementara terkait sosok ibu Eny, Sumaryono mengatakan bahwa ibu Eny sebelum menikah dengan mendiang Herman ternyata sudah sempat dibawa ke rumah sakit jiwa dan memang mempunyai riwayat penyakit tersebut.

"Ibu Eny ini sebelum menikah juga saya dengar sudah pernah ke RSJ, sudah ada riwayat kayaknya kambuh juga," terangnya.

Dilanjutkan anak Sumaryono, Any menegaskan bahwa alasannya baru muncul dan menceritakan kisah ini sekarang lantaran diriny juga lupa namun saat viral kisah Tiko ini dirinya dan keluarga kembali mengingat masa lalu bersama keluarga ibu Eny.

"Saya juga menegaskan kenapa kami baru muncul sekarang bukan kami numpang tenar gak ada, saya juga lupa pas tiba-tiba viral baru ingat." tegas Ani.

Sumaryono mengaku bahwa kedekatannya dengan keluarga ibu Eny masih memiliki hubungan saudara. 

"Saya dengan ibu Eny itu karena satu desa biasanya itu masih ada hubungan cuma kita kerabatnya itu gak terlalu dekat, kita hanya satu nenek dan kakek masih saudara," ungkap Sumaryono.

"Mangkanya kita panggil pak Puh, jadi posisinya masih tua keluarga dia dari pada keluarga saya," jelasnya.

Sumaryono menceritakan bahwa dirinya termasuk salah satu saksi terkait pernikahan ibu Eny dan mantan suaminya yang menikah pada tahun 1996.

"Dulu waktu ibu Eny menikah saya juga ikut mengantarkan pada tahun kira-kira tahun 1996 atau 1997," terangnya.

Tak hanya itu saja, kerabat juga mengatakan bahwa pernikahan ibu Eny dan mendiang ayah Tiko ternyata adanya perjodohan.

"Waktu nikah dengan ibu Eny itu, pak Herman ini dijodohkan dengan keponakannya sendiri, dia mintak dicarikan janda yang gak punya anak untuk mendampingi dia," jelasnya.

Baca berita lainnya di Google News

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved