Jawaban Modul 4 Mendidik dan Melatih Budi Pekerti: Pernyataan yang Salah Tentang Budi Pekerti Adalah

Artikel ini akan menyajikan jawaban alternatif untuk pertanyaan tentang "pernyataan yang salah tentang budi pekerti adalah?" yang bisa kamu simak hing

Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM
Jawaban Modul 4 Mendidik dan Melatih Budi Pekerti: Pernyataan yang Salah Tentang Budi Pekerti Adalah 

TRIBUNSUMSEL.COM - Artikel ini akan menyajikan jawaban alternatif untuk pertanyaan tentang "pernyataan yang salah tentang budi pekerti adalah?" yang bisa kamu simak hingga akhir.

Pernyataan yang salah tentang budi pekerti adalah, merupakan soal latihan pemahaman yang terdapat di Modul 4: Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti dalam Merdeka Belajar.

Di dalam modul 4, para peserta harus memahami terlebih dahulu materi menumbuhkan budi pekerti pada siswa yang terdiri dari gerak pikiran, kehendak atau kemauan, dan perasaan yang akan menimbulkan tenaga.

Di sisi lain, peserta juga harus memahami teori konvergensi yang di gagas oleh pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

Hal ini dikarenakan, pada soal kedua terdapat pertanyaan yang membahas tentang teori konvergensi yang digagas oleh beliau.

Sehingga diharapkan setelah memahami teori pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan konsep budi pekerti, peserta bisa menyelesaikan latihan pemahaman dan menuliskan cerita reflektif pada modul 4.

Namun sebelum itu sebagai catatan untuk para peserta, bahwasanya jawaban tersebut cukup dijadikan sebagai alternatif dalam acuan menjawab dengan sebenarnya sesuai pengalaman yang didapat.

Simak Penjabarannya berikut ini:

[Pertanyaan:]

1. Pernyataan yang salah tentang budi pekerti adalah…

a. Merupakan sebuah kodrat dari seorang manusia.

b. Merupakan bentuk jiwa manusia, yang merupakan persatuan dari perasaan, pikiran, serta kehendak.

c. Paduan antara rasa, cipta, serta menghasilkan sebuah karya.

d. Merupakan sesuatu yang hanya bisa dibentuk di sekolah.

[Jawaban:]

d. Merupakan sesuatu yang hanya bisa dibentuk di sekolah.

[Pembahasan:]

Memberi pendidikan bukan hanya tanggung jawab seorang guru ke seorang murid. Ki Hajar Dewantara menjelaskan justru keluarga adalah tempat paling utama dan baik untuk memberi pendidikan karakter dan sosial.

Keluarga adalah tempat yang sempurna untuk pendidikan serta melatih kecerdasan budi pekerti serta watak individual.

Seorang anak dapat mempersiapkan kehidupan bermasyarakatnya dengan baik dalam sebuah keluarga.

Seorang anak biasanya menjadikan keluarga sebagai sebuah ruang untuk mendapatkan pengajaran, teladan, serta tuntunan.

Orangtua berperan sebagai penuntun, pemberi teladan, dan guru yang sangat baik untuk pertumbuhan karakter anak.

Setelah orangtua di rumah, guru di sekolah berperan sebagai orangtua murid. Karena itu, guru juga memiliki andil untuk menuntun siswa-siswinya untuk memiliki budi pekerti yang baik.

Ibarat tukang kebun, setelah orangtua menyemai benih budi pekerti dan menumbuhkannya, guru adalah orang yang memiliki andil untuk mengembangkannya. Guru harus memelihara siswa agar tetap terarah memiliki budi pekerti luhur.

[Pertanyaan:]

2. Ki Hajar Dewantara tidak serta merta percaya dengan dua teori pendidikan yang berkembang pada saat itu, sehingga ia mengintegrasikan dua teori tersebut menjadi teori konvergensi. Kedua teori tersebut adalah...

A. Teori positif dan teori negatif.

B. Teori Tabula rasa dan teori negatif.

C. Teori Medan dan teori tabula rasa.

D. Teori gestalt dan teori tabula rasa.

Jawaban yang tepat ialah B. Teori Tabula rasa dan teori negatif.

[Penjelasan:]

Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa dirinya tidak serta-merta mempercayai teori pendidikan yang berkembang pada saat itu.

Alhasil, ia mengintegrasikan dua teori yang berbeda, menjadi teori konvergensi. Dua teori yang dimaksud ialah teori Tabula rasa dan teori Negatif.

Teori tabula rasa sendiri merupakan sebuah konsep teori yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas kosong yang dapat ditulis dan diisi oleh tenaga pendidik atau guru dengan pengetahuan.

Sedangkan Teori negatif justru teori yang berbalik dengan teori tabula rasa. Dalam teori ini beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas yang sudah terisi penuh dengan berbagai macam coretan dan tulisan.

Ki Hajar Dewantara mengemukakan Teori Konvergensi, isinya pendidikan berkewajiban untuk mempertebal segala kesuraman dan yang baik. Agar nantinya tumbuh budi pekerti yang baik, dan hal suram jangan dibiarkan berkembang.

Pada akhirnya, Teori Konvergensi ini diturunkan menjadi sistem pendidikan yang memberi kemerdekaan pada siswanya. Teori ini jugalah yang menjadi dasar adanya sistem kurikulum merdeka.

Bagi Ki Hajar Dewantara, pendidikan bertujuan membantu seorang siswa menjadi seseorang yang merdeka, mandiri, dan berkontribusi pada masyarakat. Pendidikan membuat seseorang mudah diatur namun tidak untuk disetir.

Demikanlah penjelasan terkait soal yang terdapat dalam Modul 4: Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved