Berita Nasional

Ferdy Sambo Ungkap Alasan Tak Laporkan Rudapaksa Tapi Malah Bunuh Brigadir J, Sebut Soal Aib

Ferdy Sambo Ungkap Alasan Tak Laporkan Rudapaksa Tapi Malah Bunuh Brigadir J, Sebut Soal Aib

ist
Ferdy Sambo Ungkap Alasan Tak Laporkan Rudapaksa Tapi Malah Bunuh Brigadir J, Sebut Soal Aib 

TRIBUNSUMSEL.COM - Alasan Ferdy Sambo tak laporkan rudapaksa yang dialami istrinya, Putri Candrawathi diungkap olehnya.

Ferdy Sambo juga mengaku penembakan terjadi karena emosi saat melihat Brigadir J.

Baca juga: Ferdy Sambo Akhirnya Ngaku, Sebut Skenario Berantakan Karena CCTV Tampilkan Brigadir J Masih Hidup

 

Ketika itu, hakim mencecar mengenai motif pelecehan yang disebut sebagai alasan pembunuhan terjadi.

"Saudara mengetahui adanya pelecehan itu dari siapa?" tanya hakim dikutip Tribunnews.com.

"Saya mengetahui itu bukan pelecehan, waktu saya bertemu istri saya di Saguling, bahkan lebih sadis dari pelecehan. Istri saya sudah diperkosa, kemudian sudah dianiaya, dan diancam. Itulah yang membuat saya emosi kemudian saya lupa untuk, harus melakukan ini, Yang Mulia," terang Ferdy Sambo.

Ferdy Sambo Saat Menjalani Sidang kasus pembunuhan Brigadir Yosua
Ferdy Sambo Saat Menjalani Sidang kasus pembunuhan Brigadir Yosua (Kompas.com/Kolase)

Hakim kemudian mempertanyakan sikap Ferdy Sambo yang tidak melaporkan tindak rudapaksa tersebut.

Hakim juga menyayangkan Ferdy Sambo yang merupakan pejabat Polri justru melakukan tindakan yang tak semestinya.

 
"Katakanlah, seandainya, sekiranya peristiwa (dugaan pemerkosaan) itu benar, Saudara katakan adanya pelecehan, bahkan perkosaan. Saudara selaku Kadiv Propam, selaku polisinya polisi, apakah tidak berpikir panjang?," tanya hakim.

"Katakanlah misalnya Saudara melaporkan perbuatan yang dilakukan oleh Yosua tersebut? Mengapa Saudara melakukan tindakan yang tidak semestinya Saudara lakukan sebagai seorang penegak hukum, dalam hal ini Saudara sebagai Kadiv Propam?"

Menurut Ferdy Sambo, Putri adalah orang yang meminta masalah rudapaksa tersebut tak dilaporkan ke polisi.

Terungkap Putri Candrawathi diketahui memiliki skor indikasi berbohong paling tinggi berdasarkan tes Poligraf.
Terungkap Putri Candrawathi diketahui memiliki skor indikasi berbohong paling tinggi berdasarkan tes Poligraf. (WARTA KOTA/YULIANTO)

Pasalnya, ia tak ingin aib keluarga tersebut sampai didengar orang lain.

Ferdy Sambo mengaku bersalah dan mengaku emosi ketika melihat sosok Brigadir J di TKP Rumah Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Itulah salah saya, Yang Mulia. Pada saat saya konfirmasi mendengarkan keterangan istri saya di Saguling itu, istri saya tidak ingin ini ribut-ribut dan diketahui orang lain karena ini menjadi aib keluarga sehingga saya minta untuk 'Ya sudah saya akan konfirmasi nanti malam dengan Yosua' itu yang mendasari saya," terang Ferdy Sambo.

"Tetapi ketika saya melintas di Duren Tiga, saya melihat di depan pagar rumah Duren Tiga, saya kemudian melihat kembali peristiwa itu, akhirnya saya akhirnya memutuskan untuk mengkonfirmasi siang itu kepada Yosua."

Kesaksian Ferdy Sambo

Terdakwa Ferdy Sambo membeberkan kronologi kejadian penembakan ajudannya, mendiang Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Dilansir TribunWow.com, insiden penembakan tersebut berlangsung di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Adapun dalam keterangannya, Ferdy Sambo mengaku sempat menghentikan Richard Eliezer alias Bharada E untuk menembak.

Terindikasi Bohong, Kuasa Hukum Curiga Putri Candrawathi Naksir Berat Brigadir J Tapi Tak Berbalas
Terindikasi Bohong, Kuasa Hukum Curiga Putri Candrawathi Naksir Berat Brigadir J Tapi Tak Berbalas (Kolase)

Sebagaimana diketahui, Ferdy Sambo mengaku melakukan pembunuhan akibat perbuatan Brigadir J yang disebut telah merudapaksa istrinya, Putri Candrawathi, sehari sebelumnya di Magelang, Jawa Tengah.

Setelah emosi mendengar cerita sang istri, Ferdy Sambo ditemani ajudannya, Adzan Romer hendak berangkat untuk berolahraga bulu tangkis.

Namun ketika lewat di rumah Duren Tiga dan melihat Brigadir J, emosinya tersulut hingga langsung memutuskan turun dan mengkonfrontir Brigadir J.

Alih-alih mendapat penjelasan, Ferdy Sambo justru merasa seperti ditantang oleh Brigadir J.

"Saya sudah emosi waktu itu, karena mengingat perlakuan Yosua pada istri saya. Saya kemudian berhadapan dengan Yosua. Saya sampaikan kepada Yosua 'kenapa kamu tega sama ibu?" beber Ferdy Sambo dikutip kanal YouTube KOMPASTV.

"Jawaban Yosua tidak seperti yang saya harapkan. Dia malah menanya balik 'Ada apa komandan?' Seperti menantang."

Kolase foto Bharada E, Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo. Adapun pada sidang kali ini Bharada E akan menjadi saksi untuk terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022).
Kolase foto Bharada E, Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo. Adapun pada sidang kali ini Bharada E akan menjadi saksi untuk terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022). (kolase TribunJambi)

Berbeda dengan kesaksian Bharada E yang mengaku disuruh menembak, Ferdy Sambo menyebut hanya meminta bawahannya tersebut untuk menghajar Brigadir J.

Ia juga sempat lupa mengenai detail kejadian dan hanya ingat sempat mengatai Brigadir J 'kurang ajar'.

"Saya kemudian lupa, tidak bisa mengingat lagi. Saya bilang 'Kamu kurang ajar'.Saya perintahkan Richard untuk 'Hajar Chad! Kamu hajar, Chad!' Kemudian ditembaklah Yosua, sambil maju sampai roboh, Yang Mulia," ungkap Ferdy Sambo.

"Itu kejadiannya cepat sekali, tidak sampai sekian detik karena cepat sekali penembakannya," lanjutnya.

Ferdy Sambo ketika itu mengaku terkejut melihat Brigadir J jatuh berlumuran darah.

Ia pun panik dan mendapat ide untuk menyusun skenario tembak-menembak agar dapat menutupi kejadian tersebut.

"Saya kaget kemudian saya sampaikan 'Stop berhenti!'. Begitu melihat Yosua jatuh kemudian sudah berlumuran darah, saya menjadi panik, saya tidak tahu bagaimana menyelesaikan penembakan ini," ungkap Ferdy Sambo.

"Kemudian saya berpikir dengan pengalaman saya, yang paling memungkin bahwa peristiwa ini penembakkan ini adalah tembak-menembak, akhirinya kemudian saya melihat ada senjata Yosua di pinggang saya ambil dan mengarahkan tembakan ke dinding," tandasnya.(TribunWow.com/Via)

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com 

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved