Berita Nasional
Hasil Poligrafi Putri Candrawathi Terindikasi Paling Bohong, Pakar Hukum Pidana : Mengerikan
Abdul menilai, tes yang sebelumnya dijalani Putri Candrawathi menunjukkan hasil yang mengerikan.
TRIBUNSUMSEL.COM - Pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar turut menanggapi hasil penilaian uji poligraf atau pendeteksi kebohongan terhadap Putri Candrawathi.
Abdul menilai, tes yang sebelumnya dijalani Putri Candrawathi menunjukkan hasil yang mengerikan.
Sebab dari skor yang ada, keterangan yang disampaikan Putri Candrawathi hampir tidak ada yang benar.
Sebab dari hasil uji poligraf itu istri Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Ferdy Sambo itu mendapatkan skor minus 25.
Baca juga: Penyebab Siswi Diwajibkan Lepas Jilbab Foto Ijazah di SMK PGRI 2 Prabumulih, Wali Kota Turun Tangan
"Menurut saya agak mengerikan juga. Artinya keterangannya hampir tidak ada yang benar. Minusnya terlalu banyak," kata Abdul dalam program Satu Meja The Forum di Kompas TV, Rabu (14/12/2022).
Abdul menilai dari hasil tes poligraf itu terdapat indikasi kebiasaan berbohong yang melekat kepada Putri.
“Umpamanya untuk menjawab pertanyaan secara jujur, pasti akan ada gangguan-gangguan juga kalau memang biasa merekayasa,” ucap Abdul.
Sebelumnya, hasil uji poligraf terhadap 5 terdakwa kasus dugaan pembunuhan Yosua diungkap oleh ahli dari Polri, Aji Febrianto Ar-Rosyid, dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin.
Aji mengatakan, hasil tes poligraf kelima terdakwa itu mendapatkan skor berbeda. Selain Putri, kata dia, Sambo mendapatkan skor minus 8.
Sedangkan Kuat Ma'ruf, kata Aji, mempunyai 2 hasil berbeda.
Yakni pertama plus 9 dan minus 13.
Baca juga: Putri Candrawathi Ditanya Soal Selingkuh Saat Tes Poligraf, Ferdy Sambo Kesal : Keluarga Terdampak
Aji juga memaparkan skor tes poligraf yang dilakukan oleh Bripka Ricky Rizal Wibowo dan Bharada Richard Eliezer.
"Ricky dua kali juga, pertama plus 11, kedua plus 19, Richard plus 13,” papar Aji.
“Dari scoring yang Anda sebutkan itu menunjukkan indikasi apa? Bohong, jujur, atau antara bohong dan jujur?” tanya jaksa penuntut umum.
“Untuk hasil plus, tidak terindikasi berbohong,” terang Aji.
“Kalau Sambo terindikasinya apa?” tanya jaksa lagi.
“Minus, terindikasi berbohong, kalau PC, terindikasi berbohong. Kalau Kuat, jujur dan terindikasi berbohong,” kata Aji.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Baca artikel menarik lainnya di Google News