Seputar Islam

2 Contoh Te Khutbah Jumat Sambut Tahun Baru 2023, Singkat dan Penuh Khidmat

Berikut beberapa contoh bacaan khutbah jum'at dengan tema menyambut tahun baru 2023, singkat dan khidmat. Khutbah pertama dengan judul ; Jadilah Musl

Penulis: Putri Kusuma Rinjani | Editor: Abu Hurairah
TRIBUNSUMSEL.COM
Teks Khutbah Jum'at Sambut Tahun Baru 2023, Singkat dan Penuh Khidmat 

TRIBUNSUMSEL.COM - Berikut beberapa contoh bacaan khutbah jum'at dengan tema menyambut tahun baru 2023, singkat dan khidmat.

  • Khutbah pertama dengan judul ; Jadilah Muslim yang Beruntung di Tahun Baru 2023

اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِأَدَاءِ الشّرَائِعَ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ السَّمِيْعُ الْبَدِيْعُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّمِعُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt, Segala puji milik Allah swt.

Alhamdulillah, berkat kenikmatan yang senantiasa Allah berikan kepada kita, nikmat iman, nikmat Islam, juga nikmat sehat wal afiat, kita dapat bertemu pada tempat suci ini untuk beribadah kepada-Nya sebagai tanda syukur atas segala nikmat yang telah kita terima dari-Nya.

Shalawat dan salam, semoga tetap mengalir kepada Nabi Muhammad saw., juga kepada keluarganya, sahabatnya, tabi’in, dan juga kepada kita semua selaku umatnya.

Amin ya rabbal alamin. Sebagaimana kita ketahui bersama, Allah swt memerintahkan kita untuk meningkatkan kepatuhan kita dalam menjalankan segala hal yang telah Ia wajibkan, dan senantiasa terus berupaya menghindari sesuatu yang Ia larang.

Sudah seharusnya kita bertakwa kepada-Nya. Dalam rangka meningkatkan ketakwaan itu, kita perlu untuk menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

Terlebih, kita saat ini berada di awal tahun 2022. Tahun yang baru harus lebih baik dari tahun yang lalu. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt.

Waktu terus berjalan. Tak terasa, kita sudah tiba di tahun 2022. Usia juga terus bertambah, sedangkan jatah hidup terus berkurang. Kita semakin menua.

Namun, hal tersebut masih belum bisa beriringan juga dengan amal baik kita yang stagnan atau malah cenderung menurun. Hal ini harus menjadi perhatian kita, bagian dari refleksi setiap waktu.

Karenanya, bagian tersebut wajib diperbaiki. Dalam kaitannya dengan itu, seorang Abu Nawas sampai bersyair berikut. Usiaku terus berkurang saban hari, sementara dosaku terus bertambah, bagaimana aku menanggungnya?

Sebagai Muslim, kita harus terus berupaya memperbaiki amalan kita setiap harinya.

Tentu saja kita tidak ingin menjadi orang merugi, melainkan orang beruntung. Orang merugi disebutkan adalah orang yang amal baiknya tetap segitu-gitu saja, tidak ada perubahan ke arah yang lebih baik.

Sementara orang beruntung adalah yang mampu meningkatkan amal-amal baiknya setiap waktu. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt.
Allah swt memberikan petunjuk kepada kita supaya tidak merugi dan menjadi orang yang beruntung. Bagaimana caranya?

Hal itu dituangkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Ashr ayat 1 sampai 3 berikut.

وَالْعَصْرِۙ) ۱ (اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ )۲ (اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ)ࣖ۳

Artinya: “(1) Demi masa, (2) sungguh, manusia berada dalam kerugian, (3) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”

Manusia yang tidak merugi adalah orang yang senantiasa melaksanakan amal-amal saleh, saling mengingatkan untuk melakukan kebenaran dan bersabar.

Poin-poin inilah yang harus menjadi pedoman kita agar sepanjang tahun 2022 dan seterusnya, kita terus beruntung.

Sebab, potensi kerugian kita sebagai manusia sangat banyak karena faktor kelalaian hingga godaan yang terus menghantui. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt.

Spirit atau semangat kita dalam memperjuangkan keberuntungan di tahun 2022 ini perlu dikobarkan.

Dalam hal ini, kita perlu muhasabah, refleksi, atau introspeksi melalui sebuah hadis Rasulullah saw berikut.

اغْتَنِمْ خَمْسًا قبلَ خَمْسٍ: شَبابَكَ قبلَ هِرَمِكَ، وصِحَّتَكَ قبلَ سَقَمِكَ، وغِناكَ قبلَ فَقْرِكَ، وفَرَاغَكَ قبلَ شُغْلِكَ، وحَياتَكَ قبلَ مَوْتِكَ

Artinya: Gunakan lima hal sebelum lima hal, yakni masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum fakirmu, senggangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.

Kita harus memanfaatkan setiap waktu dengan hal-hal baik yang berguna, bernilai, dan berharga. Sebab, waktu, menurut pepatah orang Barat, adalah uang.

Bagi orang Arab, waktu adalah pedang. Jika kita tidak bisa memanfaatkannya secara baik, maka waktu akan menebas kita.

Oleh karena itu, khatib dalam khutbah Jumat kali ini mengajak jamaah sekalian untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk bekal kita di akhirat.

Sebab, dunia hanyalah perantara, hanyalah jembatan untuk menuju keabadian di akhirat kelak.

Semoga, kita dapat menggunakan waktu dengan sebaik mungkin, mengisinya dengan amal-amal saleh, dan saling mengingatkan kebenaran dan kesabaran.

Dengan begitu, kita berharap tidak tergolong dalam orang-orang yang merugi, melainkan termasuk dalam kelompok orang-orang yang beruntung.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Baca juga: Sholat Jumat: Bacaan Niat, Doa dan Tata Cara Pelaksanaan Sholat Jumat

  • Khutbah Kedua Berjudul ; Akhirat Adalah Kehidupan yang Kekal Abadi

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ تَقَدَّسَتْ أَسْمَاؤُهُ وَصِفَاتُهُ، تَعَالَى مَجْدُهُ وَعَظَمَتُهُ وَتَمَّتْ كَلِمَاتُهُ، أَحْمَدُ رَبِّيْ وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ الَّتِي لَا تُحْصَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ أَضَاءَتْ بَرَاهِيْنُ وَحْدَانِيَتُهُ وَعَظُمَتْ أَيَاتُهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا وَسَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ تَوَاتَرَتْ مُعْجِزَتُهُ وَكَرُمَتْ أَخْلَاقُهُ وَصِفَاتُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّابَعْدُ..

فَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ التَّقْوَى، وَتَمَسَّكُوْا مِنَ الإِسْلَامِ بِالعُرْوَةِ الوُثْقَى: فَمَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ الشُّرُوْرَ وَالْمُهْلِكَاتِ، وَمَنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ وَعَصَى رَبَّهُ وَكَفَرَ بِهِ أَدْرَكَهُ الشَقَاءُ وَأَرْدَاهُ فِي الدَّرَكَاتِ

Ibadallah, Telah lewat suatu masa, pada waktu itu manusia belum berwujud sesuatu yang dapat disebut, sehingga Allah berkehendak untuk menciptakan kita. Padahal sebelumnya kita tidak pernah ada.

Allah juga memberikan limpahan karunia-Nya, menjauhkan kita dari mara bahaya, memberikan kemudahan dalam menempuh kehidupan, dan memberikan petunjuk-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menerangkan kepada kita segala sesuatu yang bermanfaat dan yang membahayakan. Allah telah menjelaskan, bahwa manusia memiliki dua kehidupan.

Yaitu kehidupan sementara yang akan segera berlalu, dan kehidupan abadi yang hakiki.

Kehidupan sementara yang segera berlalu, ialah kehidupan dunia. Suatu kehidupan yang tidak terlepas dari kekurangan, kecuali apa-apa yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Kehidupan dunia ini, pada hakikatnya hanyalah sebuah penderitaan. Sedangkan gemerlap dunia yang ditampakkan, sebenarnya hanyalah kekeruhan.

Apabila orang yang berakal mau memperhatikan meski hanya sekilas, tentu ia akan mengetahui betapa kecil dan remeh dunia itu. Sehingga ia pun akan menyadari tipu daya dunia.

Bagi yang memujanya, dunia ini hanyalah fatamorgana yang disangka air oleh seorang yang kehausan. Tatkala orang itu mengejarnya, ternyata tidak ada sesuatu apapun yang ia dapatkan.

Demikian pula tatkala dunia berhias dengan berbagai perhiasannya dan nampak begitu indah mempesona, maka manusia pun menyangka akan mendapatkannya.

Pada saat itu, datanglah ketetapan Allah melanda mereka di waktu siang dan malam. Kemudian tiba-tiba semuanya musnah, seolah tidak pernah ada sesuatu apapun sebelumnya.

Inilah dunia. Harapan yang ditawarkan hanyalah kesia-siaan dan kebinasaan. Keindahannya hanyalah penderitaan dan kesempitan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur.

Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. [al-Hadid/57:20].

Sedankan akhirat, itulah kehidupan yang sebenarnya. Sebuah kehidupan yang menyimpan semua pilar kehidupan, baik berupa kekekalan, kebahagiaan dan keselamatan.

Inilah hakikat akhirat. Apabila seseorang dapat menyaksikan hakikatnya, tentu ia akan berkata:

يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي

Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal shalih) untuk hidupku ini. [al-Fajr/89:24].

Inilah kehidupan akhirat. Kehidupan hakiki, tempat manusia akan hidup selamanya, dan tidak akan pernah mati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ

Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Dan barang siapa yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.

Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. [al-Mukminun/23:102-104].

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِهَدْيِ سَيِّدِ المُرْسَلِيْنَ وَقَوْلِهِ القَوِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved