Berita Viral
Viral Penghuni Pesantren di Pronojiwo Menolak Dievakuasi Petugas dari Zona Merah Gunung Semeru
Pihak pondok pesantren (ponpes) di Pronojiwo menolak untuk dievakuasi aparat. Penolakan itu diterangkan pria salah satu penghuni Pesantren di Pronojiw
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri
TRIBUNSUMSEL.COM - Viral video penghuni sebuah Pondok Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Tengah yang menolak dievakuasi petugas dari zona merah Gunung Semeru.
Tepatnya penolakan untuk dievakuasi tersebut dilakukan oleh diduga pengurus pondok pesantren Nurul Barokah – Hidayah di Dusun Umbulan, Desa Supiturang.
Padahal evakuasi tersebut dilakukan menyusu kondisi gunung api Semeru yang kembali memuntahkan Awan Panas Guguran (APG) sejak pukul 02.46 WIB, Minggu (4/12/2022).
Akun instagram @andreli_48 memposting video detik-detik penolakan tersebut Senin, 5 Desember 2022.
"Video viral penolakan evakuasi Ponpes di Supiturang Pronojiwo, semoga semua baik-baik saja,” tulis keterangan pada unggahannya.
Dari video beredar di media sosial memperlihatkan seorang pria berpeci yang tidak mau dievakuasi oleh petugas SAR.
Pria itu mengungkapkan ada 15 orang yang berada di pondok pesantren tersebut dan semuanya menolak dievakuasi.
Pria itu lalu menjelaskan alasannya menolak petugas SAR.
Menurutnya, sejak dulu mereka tidak pernah berpindah dari ponpes meski terjadi bencana.
"Gak bisa. Kita hidup di negara hukum. Ini urusan saya. Gak usah ngatur!" ucap pria itu.
"Sejak dulu saya tidak pernah lari," tambahnya.
Petugas pun menjelaskan bahwa situasi akibat erupsi Gunung Semeru saat ini sudah parah dengan adanya guguran awan panas dan juga hujan abu.
Keadaan yang berbahaya itu mengharuskan masyarakat sekitar segera mengevakuasi diri.
Sementara itu, dari video, terlihat di lokasi kejadian sudah dipenuhi abu vulkanik. Namun, mereka tetap nekat bertahan.
Baca juga: Gunung Semeru Kini Naik Jadi Level 4, Letusan dan Awan Panas Meluncur Hingga 7 KM , Hujan Abu Turun
Dalam video tersebut, terlihat beberapa aparat yang sudah mengenakan pelindung lengkap mendatangi rumah yang merupakan sebuah pondok pesantren.
"Bapak ini mengeluarkan pernyataan, pernyataan sikap bahwa ini urusannya beliau. Masalah keselamatan santri-santrinya, itu urusannya beliau, begitu. Kita sudah melakukan hal semaksimal mungkin," kata seorang petugas yang berbicara kepada kamera.
Rumah tersebut terlihat seperti bangunan baru dan belum dicat.
Karena mendapatkan penolakan, para petugas pun segera pergi dari pondok pesantren tersebut.
Ketika petugas akan meninggalkan ponpes tersebut, mereka mengajak seorang pria yang tengah berdiri di depan pintu.
Petugas berupaya mengajak pria tersebut untuk ikut pergi. Tiba-tiba, pihak ponpes melarangnya sehingga ia pun menolak ajakan petugas.
Seperti diketahui, saat ini Gunung Semeru sudah menunjukkan aktivitas yang meningkat sejak Minggu dini hari.
Muntahan APG dengan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah tenggara dan selatan setinggi kurang lebih 1.500 meter di atas puncak.
Erupsi Gunung Merapi ini telah membuat ratusan warga mengungsi.
Hujan abu yang menyelimuti kawasan di sekitaran gunung bisa berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Selain itu, hujan abu tersebut juga membuat jarak pandang menjadi pendek dan bisa membahayakan pengendara.
Hingga kini selain abu vulkanik yang keluar, luncuran lahar dingin dari sungai-sungai yang berhulu di Gunung Semeru juga telah tiba di Curah Kobokan, Desa Supiturang.
Warganet pun menyayangkan sikap yang diberikan pihak pondok pesantren tersebut mengingat bahaya yang ditimbulkan dari erupsi gunung.
"Pentingnya mitigasi bencana! Jangan anggap remeh bencana! Awas aja ntar jadi korban terus minta minta uang kompensasi ama bansos! Awas aja!" ujar Maulanagaraudy.
"Yg merasa menjadi orang tua santri, segera ambil anaknya pindahkan. Ustad gak beneer inih." ungkap ipunkmk.
"Salah satu tujuan agama (maqaidus syari'ah) yaitu : menyelamatkan jiwa," timpal deden_muhsin.
"Kepala ponpes kalo mau jaga rumah nya silahkan aja tapi santri nya harus dan wajib di evakuasi entah apapun alasan kepala ponpes," ungkap sutanto_vaper.
Dampak Erupsi Gunung Semeru, 2 Dusun Tertimbun Material Vulkanik Akibat Awan Panas Guguran Semeru
Dampak erupsi gunung Semeru tampaknya mulai terdampak oleh warga sekitar.
Kini diketahui, dua dusun di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, tertimbun material vulkanik Gunung Semeru.
Hal ini terjadi usai material vulkanik ini masuk ke pemukiman karena terbawa awan panas guguran (APG) Gunung Semeru.
Sebagaimana diketahui, Gunung Semeru erupsi pada Minggu (4/12/2022) kemarin.
Dari laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), material vulkanik awan panas guguran Gunung Semeru ini menyebabkan Dusun Kajar Kuning, Desa Sumber Wuluh dan Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo.
Bahkan, akses jalan menuju Dusun Curah Kobokan juga tertutup material panas Gunung Semeru.
Selain Kecamatan Pronojiwo, beberapa kecamatan lain juga dikabarkan terdampak dalam kategori ringan.
"Sementara ada empat Kecamatan yang terdampak Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Rowo Kangkung, Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pasirian."
"Sementara yang terdaftar (terdampak) desanya ada 7 Desa," jelas Kepala BNPB Letjen Suharyanto dikutip dari Kompas Tv.
Baca juga: Status Gunung Semeru Naik Jadi Level Awas, BNPB Ingatkan Warga untuk Waspada
Saat ini petugas gabungan TNI Polri dan BPBD sedang melakukan evakuasi warga beserta sejumlah barang lain yang masih bisa diselamatkan.
Sementara itu, terkait adanya pengungsi, Suharyanto memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi.
Saat ini kebutuhan logistik dan yang lainnya seperti selimut dan tempat menginap, masih dalam kategori cukup.
"Karena ini pengungsinya tidak terlalu banyak, tidak perlu dibangun tenda-tenda seperti di Cianjur begitu."
"Mungkin dengan menggunakan fasilitas seperti balai desa, pendopo, kantor kecamatan ini sudah bisa menampung seluruh pengungsi."
"Apalagi pengungsi-pengungsi juga secara berangsur-angsur kembali ke tempatnya masing-masing," jelas Suharyanto.
Pihaknya memastikan bahwa kebutuhan dasar para pengungsi akan terus terpenuhi sampai status tanggap daruratnya berakhir.
Baca berita lainnya di google news
