Berita Nasional
Sisakan 2 Anak yang Masih Hidup, Polisi Lakukan Pemeriksaan, Tabir Penyebab Kematian Bakal Terkuak
Dua anak Rudyanto Gunawan dan Margaretha ternyata masih hidup dan tinggal di Bekasi.Kematian Rudyantio Gunawan, Margaretha, Dian dan Budiyanto
TRIBUNSUMSEL.COM -- Dua anak Rudyanto Gunawan dan Margaretha ternyata masih hidup dan tinggal di Bekasi.
Kematian Rudyantio Gunawan, Margaretha, Dian dan Budiyanto satu keluarga di Kalideres menuai titik terang.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan dalam rilis terbaru, Jumat (18/11/2022) mengatakan pihaknya tengah melakukan pemeriksaan terhadap dua anak Rudyanto tersebut.
Zulpan tak mengungkap identitas dua anak tersebut dan kemungkinan adanya keterkaitan mereka dalam kasus meninggalnya keluarganya di Kalideres.
"Ada 2 anak tinggal di Bekasi. SUdah dilakukan pemeriksaan," sebut Zulpan dikutip dari tayangan Kompas TV.
Selain dua anak Rudyanto, penyidik juga sudah memeriksa dua orang security perumahan, ketua RT dan petugas PLN.
Selain Polres Metro Jakarta Barat, kasus ini juga ditangani Subdit Jatanras Polda Metro Jaya.
Pihaknya juga melibatkan ahli laboratorium forensik, kedoteran forensik dan psikologi forensik.
"Temuan-temuan di TKP, masih dalam penelitian. 4 korban juga sudah dilakukan otopsi," terangnya.
Terkait hasil akhir penyebab kematian empat korban ini, pihaknya masih menunggu hasil tim ahli yang masih bekerja dan memerlukan waktu untuk memastikannya.
"Karena memang memerlukan waktu di bidang keahliaannya untuk mengungkap penyebab tersebut berdasarkan bukti-bukti dari TKP,"kata Zulpan.
Selain keberadaan anak korban yang masih hidup, fakta lain terungkap.
Ternyata, sekeluarga yang tewas di Kalideres itu enam bulan tak membuang sampah rumah tangganya.
Hal ini terungkap dari pengakuan petugas yang biasa mengambil sampah di rumah sekeluarga yang tewas di Kalideres tersebut.
Menurut Waridin (63), perugas kebersihan perumahan tersebut, biasanya sampah keluarga tersebut sudah berada di depan rumah ketika ia akan mengambil.
Namun sudah enam bulan dirinya mengaku tak mendapati sampah untuk diambil di rumah itu.
"Enggak ada (sampah), enam bulan enggak ada," katanya.
Biasanya keluarga ini mencantolkan sampah rumah tangga didepan pagar rumahnya.
"Waktu itu, lagi masih hidup nih ya, nyangkut di situ aja (depan pagar rumah), di besi disangkut (sampahnya)," jelasnya.
TIdak adanya sampah yang disetor keluarga ini sempat membuat Waridin curiga.
Apalagi, keluarga ini juga tidak membayar iuran kebersihan selama enam bulan atau sejak dia tidak menyetorkan sampahnya.

"Dia kan punya utang 60 ribu, belum bayar," kata Waridin, dikutip dari youTube KompasTv, Jumat (18/11/2022).
Waridin sempat mengira keluarga Rudyanto itu sudah pindah, karena tak melihat aktivitas di rumah.
Namun ia merasa curiga saat mencium aroma tak sedap saat membersihkan tembok di luar rumah itu.
Waridin mengaku tak banyak berinteraksi dengan keluarga tersebut.
Interaksi antara dirinya dan keluarga korban hanya sebatas ketika membayar iuran sampah.
Di bagian lain, pada olah TKP ketiga, Polda Metro Jaya menemukan gunungan sampah di bagian belakang rumah, Rabu (16/11/2022) sore.
Informasi tersebut disampaikan oleh Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes (Pol), Hengky Haryadi usai melakukan olah TKP.
"Dalam TKP sore hari ini kita temukan gunungan sampah yang ada di dalam rumah," kata Hengky, Rabu malam, dikutip dari tayangan youTube TvOneNews.
Hengky mengatakan penemuan sampah itu cukup mencurigakan.
Lantaran gunungan sampah tersebut tidak dibuang di luar, hanya saja seperti disimpan di dalam rumah.
Ia menilai bukti tersebut bisa menjadi petunjuk untuk mengetahui sifat maupun kepribadian korban.
"Jadi kita asumsikan sementara, biar ahli yang akan menjelaskan, kenapa kok buang sampahnya di dalam rumah? tidak keluar?."
"Artinya ini menunjukan adanya hubungan yang bersangkutan dengan tetangga dan sebagainnya apakah ini sifatnya mengurung diri atau sebagainnya," tutur Hengky.
Hengky tak menyebutkan lebih rinci jenis sampah apa saja yang ditemukan, namun di antaranya ada sampah plastik bekas makanan.
Ia mengatakan, rangkaian bukti akan terus diselidiki oleh penyidik dan para ahli.
"Tapi ini masih kita rangkai untuk menjadi sebuah kesimpulan, agar ahli yang menyimpulkan dari berbagai disiplin ilmu," katanya. ,
(*)
Berita ini sudah tayang di Tribunjakarta.co.id
Baca berita lainnya di Google News.