Berita Nasional
Bukan Pelaku, Brigadir J Diduga Malah Jadi Korban Kekerasan Seksual, Pakar Ungkap Analisis dan Fakta
Pakar Psikologi Forensi Reza Indragiri Amriel malah menduga jika Brigadir J bukan pelaku melainkan korban kekerasan seksual.
TRIBUNSUMSEL.COM - Persidangan kasus pembunuhan Brigadir J yang dilakukan oleh Ferdy Sambo Cs hingga kini terus berlangsung.
Sejumlah saksipun telah memberikan keterangannya terkait kasus pembunuhan Brigadir J oleh Ferdy Sambo Cs ini.
Namun, Pakar Psikologi Forensi Reza Indragiri Amriel malah menduga jika Brigadir J bukan pelaku melainkan korban kekerasan seksual.
Reza Idragiri Amrielpun mengungkap analisi dan sejumlah faktanya.
Seperti diketahui, sejumlah saksi dalam persidangan kasus pembunuhan Brigadir J membeberkan hal-hal negatif pada diri Brigadir J semasa hidup.
Dalam persidangan, Asisten Rumah Tangga (ART) Ferdy Sambo, menyebut bahwa Yosua punya sosok tempramental dan mudah ngedumel apabila diperintah atasan.
Sedangkan Sekuriti di rumah Ferdy Sambo yakni Damianus Laba Kobam alias Damson, menyebut bahwa Yosua suka pergi ke tempat hiburan malam hingga menghabiskan belasan juta rupiah untuk berpesta
Selain itu, katanya, Brigadir J disebut merasa paling berkuasa di rumah Ferdy Sambo.
Oleh saksi lain, Yosua disebut pernah meminta dicarikan perempuan karena sudah tak cocok dengan kekasihnya, Vera Simanjuntak
Di sisi lain, tim kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi juga menduga Brigadir J berkepribadian ganda sehingga meminta ke majelis hakim untuk menggalinya dari para saksi.
Menanggapi itu, Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan, Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J atau Yosua) terindikasi kuat sebagai korban dari kekerasan seksual.
Hal tersebut mengacu pada informasi saksi bahwa Brigadir J pemarah atau temperamental, suka dugem, kerap minta dicarikan perempuan hingga diduga mengidap kepribadian ganda.
Demikian Pakar Psikologi Forensi Reza Indragiri Amriel dalam keterangannya kepada KOMPAS TV, Senin (14/11/2022).
“Mari gandengkan status Yosua sebagai pengidap kepribadian ganda dengan keterangan para saksi, bahwa Yosua pemarah atau temperamental, suka dugem, dan kerap minta dicarikan perempuan. Dari sifat yang terakhir itu, bisa dibayangkan Yosua seolah seorang pecandu seks,” kata Reza.
“Dengan sifat dan tindak-tanduk sedemikian rupa, justru kian kuat indikasi bahwa Yosua ini adalah korban kekerasan seksual.”
Reza menuturkan, sejak awal dirinya selalu menegaskan bahwa Brigadir J atau Yosua tidak memenuhi syarat sebagai pelaku kekerasan seksual.
Jika, narasi tentang kekerasan seksual di balik pembunuhan Brigadir J atau Yosua harus dianggap ada.
“Saya pribadi sudah katakan sejak awal kasus ini, bahwa jika narasi tentang kekerasan seksual itu harus dianggap ada, maka mengacu Teori Relasi Kuasa justru Yosua tidak memenuhi syarat sebagai pelaku,” kata Reza.
Reza menjelaskan, secara umum korban kekerasan seksual, terlebih berjenis kelamin lelaki, mengalami kesulitan luar biasa untuk mencari pertolongan.
“Siapa yang percaya bahwa lelaki bisa menjadi korban kekerasan seksual! Apalagi kalau pelakunya adalah perempuan. Apalagi ketika ia berada dalam penguasaan pihak yang menjahatinya. Korban terpaksa diam,” ujar Reza.
“‘Tapi tanda-tanda penderitaannya justru semakin lama semakin nyata, seiring kesakitan yang juga semakin parah akibat berulang kali mengalami kekerasan yang sama.”
Sehingga, kata Reza Indragiri, yang muncul dari rasa penderitaan akibat kekerasan seksual gejalanya adalah seperti gambaran sejumlah saksi di persidangan.
“Gejalanya ya itu tadi. Mirip dengan serangkaian sifat dan perilaku Yosua seperti yang diutarakan oleh para saksi,” ucap Reza.
“Nah, dengan indikasi yang semakin kuat bahwa Yosua adalah korban kekerasan seksual, maka mengacu UU TPKS, dia berhak mendapat ganti rugi dari pelaku. Silakan polisi investigasi, siapa orang yang dengan begitu biadabnya, memanfaatkan kekuasaannya, telah menjahati Yosua secara seksual?”
Baca juga: Jadi Saksi, ART Sambo, Susi Sebut Sifat Brigadir J Suka Marah-Marah dan Temperamental
Baca juga: Ajudan Ferdy Sambo, Adzan Romer Ungkap Perkataan Pertama Bharada E Usai Tembak Brigadir J
Tanggapan kuasa hukum Brigadir J
Martin Lukas Simanjuntak mengatakan sangat wajar para ART dan ajudan Ferdy Sambo serta Putri Candrawathi mengatakan segala hal yang buruk atas Brigadir J.
"Yang ngomong ini kan orang-orang bayarannya Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. Gak heran kalau mereka menyuarakan suara yang diingini majikannya," kata Martin dalam acara kabar petang di TV One, Kamis (10/11/2022).
Martin menjelaskan saksi yang mengatakan Brigadir J temperamen adalah Susi dan Damson. Keduanya adalah ART Ferdy Sambo.
"Mereka itu kan karyawan upahan sampai sekarang. Masih diupah oleh Ferdy sambo. Coba tanya sama hakim di notulensi persidangan kemarin. Mereka di sidang mengaku masih dibayar Ferdy Sambo," kata Martin.
Selain itu kata Martin, ajudan Ferdy Sambo yakni Daden masih setia sampai sekarang dan wajar dia mengatakan hal buruk soal pribadi Brigadir J.
Apalagi kata Martin, pernyataan tim kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi bahwa Brigadir J diduga berkepribadian ganda sangat tidak masuk akal.
"Saya ketemu beberapa psikolog. Mereka katakan butuh waktu panjang dan proses yang cukup lama untuk melihat seseorang itu kepribadian ganda atau temperamental dan lainnya," ujar Martin.
"Lah ini ahli hukum, bukan ahli nujum ujug-ujug berkirim surat dan bilang anak klien saya berkepribadian ganda. Aneh," tambah Martin.
"Tahu gak yang berkepribadian ganda itu siapa? Yang berkepribadian ganda itu Rasamala aritonang dan Febri Diansyah," kata Martin.
Alasannya kata Martin, karena keduanya pernah mengatakan tidak akan membela pelaku korupsi atau suap.
"Kini, klien yang mereka bela ini adalah pelaku suap. Siapa yang disuap? LPSK. Siapa lagi yang disuap, para terdakwa yang lain Kuat Ma'ruf, Ricky Rizal dan Richard Eliezer," tambah Martin.
"Makanya saya bilang Rasamala dan Febri Diansyah berkepribadian ganda karena di satu sisi omong A, satu sisi omong B," ujar Martin.
Sebelumnya kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi menduga Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat mengidap kepribadian ganda.
Febri Diansyah, salah satu anggota tim kuasa hukum Sambo-Putri itu pun memberi keterangan dan penjelasan mengenai hal tersebut.
"Kemarin kan kita mendengar bahwa dari perspektif keluarga, almarhum J adalah orang yang sangat baik. Kami menghargai hal tersebut karena itu disampaikan dari perspektif keluarga, kami menghargai sepenuhnya," kata Febri Diansyah.
Menurut Febri, perilaku Brigadir J bisa saja berubah ketika di luar lingkungan keluarga, seperti saat bersama teman-teman mendiang.
"Tapi apakah kemudian konsisten dengan pendapat atau respons pihak-pihak lain. Misalnya, teman sekantor atau teman yang berinteraksi dalam pekerjaan. Itu kan perlu kita gali," imbuhnya.
Febri menyampaikan bahwa hal tersebut akan digali karena diperlukan melihat profil masing-masing.
Akan tetapi, dia enggan menjelaskan mengenai strategi ke depannya. Ia mengatakan akan ada saksi-saksi yang perlu dihadirkan untuk membuktikan pernyataannya itu.
Ketua majelis hakim, Wahyu Iman Santosa mempersilakan tim kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi untuk mendalami adanya dugaan kepribadian ganda pada diri Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat dalam persidangan.
Namun, hakim meminta hal tersebut didalami nanti saat persidangan dengan agenda pemeriksaan saksi yang meringankan.
Hakim Wahyu menyampaikan hal itu untuk menanggapi keberatan tim kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri yang merasa tidak diberikan kesempatan untuk mendalami dugaan kepribadian ganda Brigadir J dalam sidang pekan lalu.
"Saudara mau menggali bahwa ternyata korban memiliki kepribadian ganda, silakan. Kita berikan waktu kepada saudara untuk saksi yang meringankan bagi para terdakwa. Silakan gali silakan, tapi bukan sekarang," kata hakim Wahyu dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022).
Wahyu mengimbau kepada tim kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri dalam sidang agenda pemeriksaan saksi-saksi yang dihadirkan jaksa fokus terhadap berkas perkara pemeriksaan terkait kasus pembunuhan Brigadir J.(bum)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dan di Kompas.tv