Berita Nasional

Penampilan Aneh Rudyanto Gunawan Sebelum Meninggal Terungkap, Fakta Baru 1 Keluarga Tewas Membusuk

Kini muncul fakta baru terkait penampilan aneh Rudyanto Gunawan sebelum ditemukan tewas membusuk dirumahnya dikuak.

Editor: Moch Krisna
kolase/tribunnews.com
Adik Rudyanto Gunawan Bantah Soal Dugaan Kelaparan Tak Ada Uang, Penampilan Terakhir Aneh Dikuak Tetangga 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Penyebab kematian satu keluarga di perumahan Citra Extension1 Kalideres Jakarta Barat masih jadi misteri, Minggu (13/11/2022).

Adapun beberapa kejanggalan terkait kematian keluarga Rudyanto Gunawan terus jadi perhatian besar polisi.

Dugaan kelaparan dari hasil otopsi kepolisian lantaran tak ditemukan makanan di lambung korban tak menguatkan penyebab kematian.

Kini muncul fakta baru terkait penampilan aneh Rudyanto Gunawan sebelum ditemukan tewas membusuk dirumahnya dikuak.

Melansir dari Kompas.com, salah satu tetangga bernama Tio (58) mengatakan sempat melihat terakhir kali sosok Rudyanto.

Hal tersebut terjadi pada 2 atau 3 bulan sebelum Rudyanto Gunawna ditemukan tak bernyawa membusuk bersama istri, anak dan adik iparnya.

Tio melihat Rudyanto Gunawan berjalan menuju rumahnya dengan kaki yang dibungkus plastik hitam.

Sontak penampilan tak biasa dan aneh dari Rudyanto Gunawan sempat ditanyakan Tio kala itu.

"Saya lihat dari sana jalan kaki, tapi kakinya diikat pakai plastik hitam. Begini, diikat gitu. Lalu saya tanya, 'Kaki kenapa?' Tapi (dia) diam saja," ungkap Tio.

Pada Februari atau Maret 2022, Tio juga pernah mencium bau busuk yang diduga dari rumah tersebut.

"Pertama cium bau busuk bulan Februari ke Maret (2022). Bau begini juga, cuma baunya enggak begitu menyengat kayak begini," kata Tio.

Tidak seperti bau busuk saat ini yang tercium sampai kamarnya, kata Tio, dulu bau busuk hanya tercium saat angin berembus.

"Kalau ada angin masuk (baunya), saya pikir bau bangkai nih, tapi saya diemin. Lalu saya panggil tukang untuk mencari-cari di setiap sudut rumah, katanya enggak ada," kata Tio.

"Terus tukangnya bilang begini, 'Bu, nanti kalau udah lama, (bangkainya) sudah hancur, hilang baunya'. Benar, hilang tuh saat itu," kenang Tio.

Baca juga: 6 Fakta Satu Keluarga Tewas Misterius di Kalideres, Putus Hubungan Keluarga Hingga Packing Barang

Bau busuk kemudian kembali tercium beberapa hari terakhir. Tio mengingat baunya jauh lebih menyengat dibandingkan beberapa bulan lalu.

"Tapi sekarang ini lebih menyengat. Sampai masuk ke dalam kamar. Makanya saya enggak tahan. Terus saya lapor RT. Soalnya kan suami saya sakit, tidur di ranjang pakai selang," ungkap Tio.

Sebelumnya, , peristiwa meninggalnya satu keluarga di perumahan mewah Citra Garden, RW 15 Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Kota Jakarta Barat menggemparkan warga sekitar pada Kamis (10/11/2022) petang.

Keempat korban yang jasadnya sudah membusuk itu adalah pasutri Rudianto (71), Margaret (58), anak mereka Dian (40) dan adik dari pasutri itu Budianto (69).

Hal serupa disampaikan oleh Handoyo, kerabat korban.

4 mayat ditemukan di dalam satu rumah di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) sore. Saat 4 mayat ditemukan, kondisi di dalam rumah rapi.
4 mayat ditemukan di dalam satu rumah di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) sore. Saat 4 mayat ditemukan, kondisi di dalam rumah rapi. (Akun YouTube Tvonenews)

Ia menerangkan, kondisi perekenomian keempat korban tidak tergolong sulit.

"Keluarga saya itu tidak terlalu sulit, jadi bukan kelaparan.

Kemungkinan karena dia terlalu tertutup saja tidak berinteraksi kepada siapapun, kalau memang dia kelaparan pasti dong bisa menghubungi keluarga," ujar Handoyo selaku ipar dari istrinya korban ibu RM.

Sementara, Ris Astuti selaku adik dari korban RM mengaku bahwa korban sangat tertutup bukan hanya ke orang lain termasuk ke keluarganya sendiri.

Sebagai adiknya saja, Ris mengaku dirinya terakhir komunikasi dengan korban sekitar 5 tahun yang lalu.

"Saya selaku adik korban saja jarang komunikasi, apalagi sama orang lain, korban terlalu tertutup," ucapnya.

Ia berhubungan paling hanya sekedar memberikan ucapan ulang tahun saja. Ia dengan adiknya (korban) RM ini tidak ada masalah.

"Kami sering guyon lah ibarat layaknya seperti kakak dan adik," katanya.

Barang Bukti di Lokasi

Sejumlah barang bukti ditemukan polisi di lokasi tewasnya satu keluarga di dalam rumah di kawasan Kalideres, Jakarta Barat.

Barang bukti yang ditemukan menjadi petunjuk polisi untuk bisa mengungkap kasus tersebut.

Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar membeberkan sejumlah barang bukti yang disita berupa telepon genggam hingga beberapa catatan.

Adapun catatan berisi struk belanjaan diduga milik para korban.

"Itu catatan biasa. Bon bekas dia belanja di (supermarket) Hari-Hari, itu sudah lama, tahun 2021," kata Syafri kepada wartawan, Sabtu (12/11/2022).

Selain itu, Syafri juga menemukan bedak bayi dan kapur barus dari rumah saat mengevakuasi empat jenazah itu.

Dari keterangan dari dokter, barang-barang itu biasa dipakai untuk menyamarkan bau tak sedap.

"Ditemukan ada beberapa bekas bedak bayi dan kapur barus, menurut dokter itu untuk menghilangkan bau," ungkapnya.

Polisi mengevakuasi penemuan mayat satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) (kiri). Penampakan lokasi penemuan empat mayat satu keluarga (kanan). Berikut ini pengakuan kerabat dari satu keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres, ungkap rencana kremasi.
Polisi mengevakuasi penemuan mayat satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) (kiri). Penampakan lokasi penemuan empat mayat satu keluarga (kanan). Berikut ini pengakuan kerabat dari satu keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres, ungkap rencana kremasi. (Tribun Jakarta)

Namun, Syafri belum menjelaskan hubungan benda-benda itu dengan kematian korban.

Sebab, belum ada penjelasan dari dokter terkait waktu kematian para korban.

"Karena dokter belum mengatakan kematian itu kapan. Jadi belum tahu," tuturnya.

Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menyinggung mengenai motif keyakinan apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia dari keluarga tersebut.

“Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem,” ujarnya, Sabtu (12/11/2022).

Tewasnya satu keluarga di Kalideres semata-mata karena kelaparan dan tidak punya uang untuk makan sangat tidak mungkin.

Adrianus berpendapat mereka tinggal di perumahan kelas menengah dan memiliki aset untuk dijual.

Selain itu,  Adrianus Meliala justru menilai ada unsur kesengajaan dalam peristiwa ini.

“Saya bayangkan bunuh diri dengan melaparkan diri, tetapi saya tidak yakin orang mampu melakukan tindakan seperti itu,” ujarnya dia.

Baca juga: Pak RT Bongkar Pesan Whatsapp Terakhir Satu Keluarga Tewas Membusuk Kalideres, Begini Isinya

Ia justru menduga ada tindakan pelaparan. Artinya, ada pihak-pihak yang membuat mereka lapar dengan tidak memberi akses makanan.

Ada kemungkinan juga pihak yang lebih muda lebih aktif dan bisa saja sebagai pelaku.

“Tentu ada motif ya kenapa seperti itu, harus menunggu hasil autopsi yang akurat,” ucapnya.

Menurut Adrianus, skenario pelaparan semakin mungkin sebab ketika ada pihak yang mendorong kelaparan itu terjadi, barulah pihak ketiga mengakhiri hidupnya dengan cara tertentu.

Adrianus juga punya dugaan kedua di balik kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres ini.

Dugaan ini menyangkut motif keyakinan apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia.

Bantah Keluarga Miskin Tak Bisa Makan

Sementara itu, Ris Astuti, adik kandung RM, salah satu korban dari satu keluarga tewas di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, datang ke Polsek Kalideres pada Sabtu (12/11/2022).

Ris Astuti didampingi suaminya, Handoyo mendatangi Polsek Kalideres untuk dimintai keterangan oleh polisi.

Ris menjelaskan dirinya jarang berkomunikasi dengan kakaknya tersebut.

Ia terakhir berkomunikasi sekitar 5 tahun yang lalu.

 "Saya selaku adik korban saja jarang komunikasi apalagi sama orang lain. Korban terlalu tertutup," kata Ris kepada wartawan di Polsek Kalideres pada Sabtu (12/11/2022).

Ternyata, Ris Astuti juga barulah mengetahui apa yang terjadi dengan sang kakak setelah kabar viral di media sosial.

Ris Astuti menyebut bahwa selama ini korban memang sangat tertutup.

Ris biasanya hanya berkomunikasi ketika keduanya ada yang berulang tahun.

Ia juga mengaku tak memiliki masalah dengan RM tak memiliki masalah pribadi.

"Kami sering guyon lah ibarat kakak dan adik," tambahnya.

Pihak keluarga yang masih hidup membantah bahwa keluarga tersebut selama ini kesulitan ekonomi sampai kelaparan.

Handoyo menambahkan keluarganya maupun keluarga RM tak alami kesulitan ekonomi.

"Keluarga saya itu tidak terlalu sulit.

Jadi bukan karena kelaparan.

Kemungkinan karena dia terlalu tertutup saja tidak berinteraksi kepada siapapun.

Kalau memang dia kelaparan pasti dong bisa menghubungi keluarga," ujar Handoyo selaku ipar RM.

(*)

Baca berita lainnya di Google News.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved