Berita Nasional

Enggan Ajak Wartawan saat Blusukan di Jakarta, Ini Alasan Mantan Gubernur DKI Anies Baswedan

Enggan Ajak Wartawan saat Blusukan di Jakarta, Ini Alasan Mantan Gubernur DKI Anies Baswedan

TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Enggan Ajak Wartawan saat Blusukan di Jakarta, Ini Alasan Mantan Gubernur DKI Anies Baswedan 

TRIBUNSUMSEL.COM - Alasan mengapa dirinya enggan mengajak wartawan saat blusukan semasa dia masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta diungkap Anies Baswedan.

Anies Baswedan mengatakan pentingnya membentuk persepsi dan tidak selalu mengkapitalisasi kegiatan dalam bentuk berita saat dimintai pendapat bagaimana agar dapat membentuk persepsi yang baik di mata publik.

"Saya pernah mengalami, kalau di Jakarta saya jarang ajak media untuk ke kampung - kampung. Supaya masyarakat menilai gubernurnya dateng untuk ketemu rakyat bukan untuk diberitakan bertemu rakyat," kata Anies Baswedan saat menjadi narasumber yang diselenggarakan di DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jakarta, Minggu (30/10/2022) kemarin.

Cara ini akan membentuk persepsi publik yang positif dan mendorong rasa percaya ujar Anies Baswedan

Menurutnya, terkadang beberapa instansi punya kecenderungan ingin membentuk suatu kegiatan agar cepat menjadi berita dan ingin agar cepat terbentuk opini.

Padahal menurutnya persepsi yang terbentuk karena fakta itu bisa permanen, akan tapi persepsi yang dibentuk karena berita, itu jadi timbal berita lainnya dan hilang.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat melakukan peresmian Halte Transjakarta Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (15/10/2022).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat melakukan peresmian Halte Transjakarta Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (15/10/2022). ((TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN))

"Kadang kita mau cepet jadi news, terus menerus, apa yang terjadi, rakyat tidak punya pengalaman berinteraksi dengan kita. Itu penting sekali. Persepsi yang dibentuk oleh fakta, oleh pengalaman," ujarnya.

Mantan Gubernur DKI itu mengatakan, persepsi merupakan sesuatu yang harus dilihat sebagai sesuatu yang berulang ulang, sebab perilaku orang itu berbeda-beda terhadap peristiwa yang terjadi sekali dan berulang ulang kali.

Oleh sebab itu ia mendorong PKS sebagai partai politik turut membangun persepsi publik yang positif secara berulang-ulang dan tidak kerap menjadikan kegiatan tersebut untuk dijadikan pemberitaan.

"Parpol harus melihat ini sebagai kejadian yang berulang-ulang. ya dibangun adalah perasaan suka, percaya, lalu menjadi dukungan. PKS punya kemampuan untuk menjalankan kegiatan sosial berkali-kali. Toh nanti orang secara bertahap bisa menilai," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved