Berita Palembang
Mengenal Sejarah Light Rail Transit (LRT) Palembang, Kereta Api Ringan Pertama Di Indonesia
Mengenal sejarah pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan. Light Rail Transit (LRT) di Palembang merupakan kereta LRT atau
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri
TRIBUNSUMSEL.COM- Mengenal sejarah pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang, Sumatera Selatan.
LRT Palembang belakangan jadi sorotan usai dikritik oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sepi penumpang.
Bagaimana sejarah LRT Palembang sebenarnya ?
LRT Palembang merupakan kereta api ringan pertama di Indonesia.
Lintasan LRT Palembang dibangun membentang dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin sampai dengan Komplek Olahraga Jakabaring sepanjang 23,40 kilometer.
Baca juga: Fakta-fakta LRT Palembang yang Disebut Ridwan Kamil Sepi Penumpang
Jalur lintasan LRT melintasi Sungai Musi dengan bentang sungai 435 meter sejajar dengan Jembatan Ampera.
Kereta ini ditargetkan menjadi kendaraan massal yang sangat baik dalam mengurangi kemacetan di Kota Palembang.

Apalagi saat itu, Palembang juga merupakan tuan rumah pesta olahraga Asia, Asian Games 2018 bersama Jakarta, tentu akan sangat terbantu penyelanggaraannya jika didukung sistem transportasi massal yang baik.
Selama penyelenggaraan Asian Games mulai tanggal 18 Agustus - 2 September total jumlah atlet dan masyarakat yang menggunakan layanan LRT Sumsel mencapai 53.969 penumpang.
Diantaranya sekitar 2.900 atlet atau official yang berasal dari 32 negara peserta Asian Games.
Semula yang akan dibangun adalah monorel, karena dianggap kurang ekonomis maka dipilihlah LRT.
Baca juga: Netizen Kritik Ridwan Kamil Sebut LRT Palembang Sepi Penumpang : Jangan Gitu Atuh Kang
Pembangunan infrastruktur proyek LRT Palembang dikerjakan oleh perusahaan konstruksi dalam negeri, PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Dikutip dari Kppip.com, Kota Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia yang tengah bertumbuh pesat.

Keberadaan transportasi umum massal diperlukan sebagai upaya preventif prediksi peningkatan kepadatan lalu lintas di Kota Palembang.
LRT Palembang dilengkapi dengan 13 stasiun. Adapun 13 stasiun tersebut antara lain, Stasiun Sultan Mahmud Badaruddin II, Stasiun Asrama Haji, Stasiun Telkom, Stasiun RSUD, Stasiun Polda.
Selanjutnya, Stasiun Demang Lebar Daun, Stasiun Palembang Icon, Stasiun Besar/Kominfo, Stasiun Pasar Cinde, Stasiun Jembatan Ampera, Stasiun Polresta, hingga Stasiun Stadion Jakabaring dan Stasiun Ogan Permata Indah (OPI).
Selama empat tahun operasi, ongkos LRT Palembang Tahun 2022 tidak naik masih sama sejak pemberlakuan resmi tarif. Namun, memang ada penyesuaian untuk membayar LRT.
Ongkos naik LRT Sumsel sendiri, tarifnya sebesar Rp 10 ribu setiap penumpang, untuk tujuan dari dan ke Bandara.
Sementara selain tujuan dan dari stasiun Bandara hanya Rp 5.000.
Empat tahun LRT Sumsel beroperasi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Sumsel khususnya Kota Palembang, bersama Balai Pengelelola Kereta Api Ringan Sumsel (BPKARSS) PT KAI selaku operator berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa LRT diantaranya mempercepat jarak tempuh.
Baca juga: Link Streaming Serial Drama India Ishq Mein Marjawan 2 23 Oktober 2022: Virhaan Curi Identitas Vans
Presiden Joko Widodo sempat meninjau pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang yang saat itu didampingi Alex Noerdin yang sata itu masih menjadi Gubernur Sumsel dan sejumlah menteri terkait, Kamis (3/3/2016).
Pada kesempatan itu Jokowi juga menyampaikan sejarah proyek ini hadir di Palembang.
"September 2015. Gubernur (Alex Noerdin) sampaikan ke saya bahwa di Palembang sudah sebagian ruas jalan macet. Jadi ada usulan dari airport ke kota ada transportasi massal," kata Jokowi.
Kereta LRT didesain untuk kecepatan mencapai 100 km perjam, tapi kecepatan operasional secara maksimum adalah 85 km perjam, mengingat banyaknya lengkungan lintasan.
Mesin penggerak kereta ada dua yakni berada di depan dan di belakang sehingga kereta nantinya dapat maju dan mundur.
Pembuatan rangkaian kereta LRT Palembang dilakukan oleh PT Industri Kereta Api (PT INKA) di Madiun, Jawa Timur.
Spesifikasi satu gerbong (car) LRT produksi PT INKA tersebut memiliki lebar rel 1.067 mm, panjang 12 meter, lebar 2,6 meter, tinggi 3,6 meter, kapasitas 534 orang, warna biru, hitam dan putih, kecepatan 80km/jam, beroperasi 18 jam setiap harinya dan akan berhenti 30 detik di setiap stasiun.
LRT sebenarnya bukan moda transportasi baru, negara tetangga seperti Singapura saat ini sudah terdapat tiga rute LRT sedang Kuala Lumpur sudah ada lima rute LRT.
Secara kasat mata LRT sama dengan moda transportasi lain berbasis rel, seperti MRT arau KRL karena digerakkan oleh aliran listrik dari bagian atas.
Baca berita lainnya di google news