Berita Juventus

Berita Juventus : Mengenal Lebih Dalam Pengeritan dari 'Fino Alla Fine', Juventini Wajib Tahu

Fino Alla Fine memiliki arti "jangan pernah berhenti sampai akhir" yang ditunjuk bagi para punggawa Juventus.

Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com
Berita Juventus : Mengenal Lebih Dalam Pengeritan dari 'Fino Alla Fine', Juventini Wajib Tahu 

TRIBUNSUMSEL.COM - Mengenal lebih dalam pengeritan dari Fino Alla Fine, kata penyemat bagi para skuad Juventus.

Kata Fino Alla Fine selalu terdenger setiap Juventus bertanding. Kata ini merupakan sebuah kata penyemata.

Kata Fino Alla Fine merupakan salah satu bagian dari Juventus yang merupakan salah satu tim terbaik yang ada di dunia.

Fino Alla Fine memiliki arti "jangan pernah berhenti sampai akhir" yang ditunjuk bagi para punggawa Juventus.

Tak hanya skuad Juventus.

Kata Fino Alla Fine juga sangat melekat bagi para penggemar Juventus.

Setiap melakukan kegiatan ataupun acara mendukung Juventus.

Kata Fino Alla Fine selalu muncul.

Kini kata Fino Alla Fine harus terus berkumandang.

Pasalnya, saat ini Juventus tengah dalam tren yang negatif.

Di Liga Italia sendiri Juventus berada diperingkat ke 8.

Sementara di Liga Champions, Juventus berada diperingkat ketiga.

Juventus terancam terlempar ke Liga Europa.

Namun, dengan kembalinya sejumlah pemain yang cedera.

Diharapkan penampilan Juventus bisa kembali apik, dan meraih hasil yang positif.

Baca juga: Profil Pemain Juventus di Piala Dunia 2022 di Qatar : ada Danilo yang Kawal Lini Belakang Brasil

Baca juga: Profil Pemain Juventus di Piala Dunia 2022 di Qatar: Gleison Bremer Bakal Kawal Lini Belakang Brasil

Semboyan ‘Fino alla fine’ begitu akrab dengan Juventus. Frasa tersebut acap kali dikumandangkan para Juventini kala La Vecchia Signora bertanding.

Dalam Bahasa Indonesia, ‘Fino alla fine’ mengandung arti ‘Jangan pernah berhenti sampai akhir’.

Maksudnya, terus bertarung di lapangan hingga pertandingan benar-benar usai.

Konon, ‘Fino alla fine’ merupakan jargon yang kerap kali digunakan Presiden Juventus, Andrea Agnelli, ketika menutup pidatonya di hadapan Juventini.

Popularitas frasa tersebut kian menanjak setelah Agnelli menggunakannya sebagai penutup dalam pidato singkatnya dalam peresmian Stadion Juventus Arena (Allianz Stadium) pada September 2011 lalu.

Jelang bergulirnya musim 2014/15, sebuah gebrakan dilakukan manajemen Juventus.

Kala itu, manajemen berencana mengubah frasa ‘La vittoria non e importante, ma e l`unica cosa che conta’ – yang diperkenalkan legenda Juventus, Giampiero Boniperto. Sebelumnya semboyan ini tersemat di bagian kerah jersey klub.

Dalam menentukan frasa baru yang akan dipilih, manajemen Juventus menggelar jajak pendapat dengan para suporter melalui media sosial.

Awalnya ada lebih dari 6000 frasa yang kemudian terkurasi menjadi lima: ‘Fino alla fine’, ‘Bianco che abbraccia il nero’, ‘Writing history, chasing victory’, ‘We live our lives in color, but Dreams are Made in black&white’, dan ‘Storia di un grande amore’.

Para penggemar diberi kebebasan untuk memilih satu dari lima frasa tersebut.

Sepekan setelah jajak pendapat dibuka, ‘Fino alla fine’ konsisten memimpin poling hingga berakhirnya jajak pendapat tersebut.

Sesuai dengan hasil jajak pendapat yang dilakukan manajemen dan para penggemar, pada musim 2014/15, Juventus resmi menggunakan ‘Fino alla fine’ sebagai slogan yang tercantum di kerah jersey mereka.

Bagi Juventus dan para penggemarnya, ‘Fino alla fine’ bukan sekadar kata atau slogan pemberi semangat kala Bianconeri bertarung di lapangan hijau.

Lebih dari pada itu, ungkapan tersebut mengandung makna yang menggambarkan karakter Juventus sebagai kesebelasan yang tak pernah mengenal kata menyerah.

Terus bertarung, hingga akhir walau dalam kondisi sesulit apapun.

Penggambaran sempurna ‘Fino alla fine’ sebagai slogan yang mendarah daging sebagai karakter Juventus tampak dalam beberapa momentum perjalanan klub tertua ketiga di Italia itu.

Paling terlihat, saat mereka tersandung kasus Calciopoli pada akhir musim 2005/06.

Akibat kasus tersebut, dua gelar juara yang diraih Juventus di musim 2004/05 dan 2005/06 diputihkan Federasi Sepakbola Italia (FIGC).

Paling parah dari sanksi yang diterima Bianconeri adalah terdegradasi ke Serie B untuk kali pertama dalam sejarah perjalanan klub.

Setelahnya Juventus berada di titik terendah. Kondisi diperparah setelah mereka ditinggal banyak pemain bintangnya kala itu. Beruntung, sosok legendaris seperti Gianluigi Buffon, Alessandro Del Piero, David Trezeguet dan Pavel Nedved masih setia berseragam Juventus walau mentas di Serie B.

Semusim berselang, Juventus akhirnya kembali ke Serie A, setelah menjuarai Serie B musim 2006/07.

Namun kembali ke Serie A tak otomatis menjadikan Juventus menjadi kesebelasan papan atas seperti sedia kala.

Bahkan untuk berlaga di kompetisi Eropa pun sebuah tantangan yang terbilang sulit.

Tapi Juventus tak menyerah. Mereka terus berupaya mengonsolidasi kekuatan agar bisa kembali menancapkan dominasinya di kompetisi domestik maupun Eropa.

Bongkar pasang skuat dan pergantian pelatih pada setiap musimnya dilakukan. Hingga pada akhir musim 2011/2012, Juventus kembali pada jalur kejayaan.

Sejak musim 2011/12 hingga 2016/17 Juventus kembali menancapkan dominasinya di kompetisi domestik.

Dalam kurun waktu tersebut, enam scudetto diraih Juventus secara beruntun. Tapi dalam perjalanannya mencapai kejayaan tersebut beberapa kali Juventus menemui jalan terjal dalam perebutan gelar juara.

Misalnya pada musim 2015/16, mengawali musim tersebut dengan performa inkonsisten Juventus bahkan sempat terlempar ke posisi 12 pada pekan ke-10 Serie A.

Saat itu, AS Roma dan Napoli bergantian menempati posisi puncak klasemen. Saat Roma dan Napoli mulai sempoyongan, Juventus terus melaju. Perlahan namun pasti, mereka merangkak ke papan atas.

Dari pekan ke-26 hingga akhir musim, Juventus terus merajai puncak klasemen Serie A. Tapi itu justru membuktikan bahwa "Fino alla fine", tanpa disadari, telah menjadi karakter Juventus.

Koreo `Fino alla fine` pada final Liga Champions 2015 saat Juventus menghadapi Barcelona (corriere dello sport)

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved