Harga Karet Palembang

Harga Karet Rendah, Gapkindo Ungkap Faktor Penyebab Ekspor Karet Turun, Ada Ancaman Resesi Global

Harga karet rendah, Gapkindo mengungkap sejumlah faktor penyebab ekspor karet turun. Termasuk adanya ancaman resesi global 2023.

Penulis: Hartati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/HARTATI
Harga karet rendah, Gapkindo mengungkap sejumlah faktor penyebab ekspor karet turun. Hal ini disampaikan saat Konferensi Nasional Karet di Hotel Novotel, Rabu (12/10/2022). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Harga karet rendah menjadi pembahasan saat Konferensi Nasional Karet di Hotel Novotel, Rabu (12/10/2022).

Gabungan pengusaha karet Indonesia (Gapkindo) mengungkap sejumlah faktor penyebab ekspor karet turun. Termasuk adanya ancaman resesi global 2023. 

Resesi di Eropa dikhawatirkan akan membuat pangsa pasar ekspor karet tergerus karena daya beli turun sehingga mereka lebih memikirkan memenuhi kebutuhan konsumsi lebih utama dibanding yang lainnya.

Padahal pangsa pasar ekspor karet ke Eropa cukup tinggi

Ditambah lagi perang Rusia dan Ukraina juga akan mempengaruhi permintaan gas sebab Rusia menyetop pasokan gas ke Eropa sedangkan saat ini musim dingin.

Minimnya pasokan gas membuat pemerintah akan lebih memilih menggunakan gas untuk kepentingan rakyat dulu dibanding industri sehingga dikhawatirkan akan semakin banyak yang tidak beroperasi dan mengurangi potensi penjualan.

Baca juga: Pemilu 2024: Partai Demokat Sumsel Buka Pendaftaran Balon Legislatif , Ini Syaratnya

"Padahal pangsa pasar ekspor Indonesia saat ini banyak ke Eropa dan Amerika, jika resesi terjadi maka peluang ekspor kecil, belum lagi harus bersaing dengan Thailand yang juga saat menyasar pangsa pasar Amerika juga pasca China stop membeli karet," ujar Ketua Umum Gapkindo Alex K Eddy disela Konferensi Nasional Karet di Hotel Novotel, Rabu (12/10/2022).

Alex mengatakan secara umum ekspor karet 16:01 12/10/2022saat ini tidak terlalu bagus karena memang permintaan turun ditambah lagi produksi karet dalam negeri juga turun.

Dulunya saat harga karet bagus 1,5 dolar per kg saat Thailand banjir produksi karet dalam negeri secara keseluruhan yakni 3,2 juta ton namun kemudian produksi turun menjadi 2,9 juta ton.

Sumsel sendiri menjadi daerah dengan pemasok karet terbesar di tanah air karena lebih dari 1 juta ton karet bisa diproduksi setiap tahun.

Namun kini jumlahnya turun dan hingga penghujung tahun nanti diprediksi hanya mampu mencapai 900 ribu ton saja.

Penurunan produksi karet ini dikatakan Alex bisa saja karena banyak petani yang memilih mengalihkan produksi karet menjadi sawit atau karena harga karet rendah membuat petani berhenti menyadap karet atau karena faktor lainnya.

Berkurangnya produksi karet saat ini juga berdampak pada gulung tikar perusahaan karet di Sumsel karena bahan baku berkurang sehingga biaya produksi lebih besar karena terpaksa harus impor bahan baku untuk memenuhi daya terpasang mesin produksi.

Di Sumsel sendiri sejak pandemi Covid -19 membuat lima perusahaan karet terpaksa gulung tikar karena bahan baku kurang, biaya produksi tinggi, harga karet rendah.

Sementara itu Direktur Utama PT Riset Perkebunan Nusantara Dr Imam Yani Harahap mengatakan saat ini produksi karet terus turun sekitar 1 ton hektare. Sedangkan biaya produksinya saat ini semakin tinggi sedangkan harganya semakin turun.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved