Berita Palembang

Melihat Centra Tenun Tajung, Pengrajin Kain Tenun Khas Palembang Sejak 38 Tahun Lalu

Pengrajin Kain Tenun Khas Palembang centra tenun tajung Jl. Aiptu A Wahab No.36 Palembang telah bertahan 38 Tahun

TRIBUNSUMSEL.COM/LINDA
Centra Tentu Tajung yang ada di Jalan Aiptu Wahab, Tuan Kentang, Selasa (11/10/2022) 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - H Udin Abdillah dan Yati merupakan pengusaha tenun di Palembang.

Berbagai produk tenun khas Palembang dihasilkan di Centra Tenun Tajung milik H Udin yang ada di Jalan Aiptu Wahab, Tuan Kentang.

"Produk unggulan kita ada tenun tajung dan blongsong. Kalau tajung untuk bapak dan blongsong untuk ibu," kata H Udin saat diwawancarai di Centra Tenun Tajung di Jalan Aiptu Wahab, Tuan Kentang, Selasa (11/10/2022).

Menurut, untuk tajung ini berupa kain yang seperti sarung yang bisa digunakan untuk salat, acara pernikahan, acara seremonial, akad nikah dan lain-lain.

Untuk motifnya juga banyak ada motif limar, bunga tabur, kotak, lepus, mawar, mawar kandang, mangga dan lain-lain.

"Yang paling banyak diminati motif limar dan ini juga motif yang paling rumit, karena motifnya full. Untuk harga mulai dari Rp 275 ribu per meter," kata H Udin yang sudah memiliki usaha Tenun Tajung sejak 38 tahun lalu.

Menurut H Udin yang merupakan penerus generasi kedua usaha Tenun Tajung ini, untuk blongsong banyak digunakan ibu-ibu atau wanita, yang bisa untuk selendang ataupun bawah.

Untuk harganya ratusan ribu juga. 

"Selain tenun tajung dan blongsong, kita juga ada songket, jumputan dan lain-lain. Hanya saja kalau tenun tajung dan blongsong kita buat sendiri ada alat dan tempat khusus sendiri. Sedangkan kalau songket dan jumputan kita pekerjaan masyarakat sekitar, dan bisa dikerjakan di rumah masing-masing," katanya

Menurut H Udin, untuk bahan yang digunakan juga diimport dari China dan India.

Kalau China bahan sutra dan India bahan katun.

Produk-produk tenun yang dihasilkan di Centra Tenun Tajung ini rata-rata handmade dan berkualitas.

H Udin menceritakan orangtuanya yang memulai usaha tenun sejak 1984

Kemudian lama-lama ia pun membuka usaha sendiri.

Kini anak-anak H Udin juga meneruskan usaha tenun tersebut.

"Kita sering mendapatkan kunjungan dari para pejabat seperti hari ini ada kunjungan dari Komisi IX DPR RI, terkait tenaga kerja. Untuk di sini kita menyerap tenaga kerja dari warga sekitar, dan cukup banyak," katanya

Menurutnya, untuk yang dipekerjakan khusus tenun saja ada 15 orang, belum untuk jumputan, songket dan lain-lain. Tentunya ini cukup membantu warga sekitar. Untuk tenun ini rata-rata satu hari satu bahan untuk satu orang.

 

Saran Komisi Anggota DPR RI

 

 Tim komisi IX DPR RI melakukan peninjauan, bidang ketenagakerjaan di pengerjaan tenun yang ada di Jalan Aiptu Wahab, Tuan Kentang yaitu Centra Tenun Tajung.

"Kita pilih Centra Tenun ini karena yang masih buka ini. Kita berikan saran dan masukan kepada mereka, bahwa perlu disesuaikan dengan kemajuan teknologi," kata Komisi IX Suir Syam usai melakukan peninjauan di Centra Tenun Tajung, Jalan Aiptu Wahab, Tuan Kentang, Selasa (11/10/2022)

Menurutnya, perlu disesuaikan dengan kemajuan teknologi karena untuk menghasilkan bahan tenun, satu meter saja butuh satu hari membuatnya

Sedangkan satu baju saja setidaknya butuh 2,5 meter dan harga jualnya juga lumayan tinggi yaitu Rp 300 ribu. 

"Sedangkan di era global dari mana saja bisa masuk barang, apalagi China saja bisa jual Rp 100 ribu dengan warna dan bentuk yang sama. Itu bisa jadi pertimbangan, karena jarang orang yang menghargai itu," ungkapnya

Menurutnya, nantinya informasi yang didapatkan dari hasil kunjungi ini akan dibawa rapat ke DPR.

Itulah yang akan dibicarakan dengan kementerian terkait, langkah -langkah apa yang harus dilakukan.

"Kalau dari segi kerajinan nya bagus, hanya khawatirnya nanti lama-lama tidak laku karena banyak kompetitor terlebih terkait harga. Karena masyarakat ini kan banyak nyari yang murah," cetusnya

Baca juga: Jadwal Konser MLTR di Palembang, Lengkap Dengan Kisaran Harga Tiket Masuknya

Menurutnya, meskipun begitu memang tetap perlu ada beberapa pengrajin yang membuat produk lokal secara handmade. Sebab masih ada juga masyarakat yang suka dengan produk lokal atau handmade.

"Saya melihat Palembang ini sangat maju kearifan lokalnya, seperti songket masuk kemana - mana," katanya 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved