Profil dan Biodata Artis
Sosok Andi Bachtiar Sutradara Diduga Tampar Kru Perempuan hingga Dipecat dari IFDC, Klarifikasinya
Berikut Sosok Andi Bachtiar Selaku Sutradara 'Ganteng' Yang Tampar Kru Perempuan Putus Kerjaan Dipecat Dari IFDC....
Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
TRIBUNSUMSEL.COM - Sosok Andi Bachtiar sutradara diduga tampar seorang kru perempuan.
Andi Bachtiar kini dikabarkan diputus kontrak kerja oleh Paragon Pictures usai tampar kru di lokasi syuting.
Tak hanya itu, Andi Bachtiar juga dipecat dari keanggotaan Indonesian Film Directors Club (IFDC) usai diduga lakukan kekerasan terhadap kru.
Baca juga: Momen Baby Adzam Menatap Haru Frans Faisal, Putra Nathalie Holscher Rindu Sosok Ayah ?
Atas hal tersebut sejumlah netizen pun sontak merasa penasaran dengan sosok Andi Bachtiar.
Baca juga: Sinopsis Cinta Setelah Cinta 3 September 2022 : Ayu Sebut Kandungannya Anak Niko, Starla Ngamuk
Berikut Sosok Andi Bachtiar, Sutradara Ganteng Tampar Kru Perempuan Putus Kerjaan Dipecat Dari IFDC
Andi Bachtiar Yusuf merupakan seorang sutradara sekaligus penulis skenario yang lahir di Jakarta, pada 25 Januari 1974.
Pria yang akrab disapa Ucup ini diketahui merupakan seorang alumni dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.
Ia dikenal memiliki ketertarikan di dunia videografi dan memutuskan masuk di jurusan Jurnalistik.
Kemampuan Andi Bachtiar pun mampu membuatnya beasiswa ke Jerman lewat program Berlinale Talent Campus.
Setelah menyelesaikan pendidikan di bangku kuliah, pria berusia 48 tahun ini mengawali kariernya dengan membuat sejumlah film pendek sejak 2003.
Baca juga: Beredar Video Lawas Tangis Mertua Vanessa Angel saat Menantu Ditahan Tinggalkan Gala Sky
Bahkan salah satu film pendeknya yang terkenal adalah Hardline di tahun 2004 dan berhasil terpilih jadi perwakilan Indonesia di kumpulan film pendek untuk Piala Dunia 2006.
Selain memiliki ketertarikan di dunia videografi, Andi Bachtiar punya hobi dalam sepak bola.
Hal tersebut membuat Yusuf dikenal sebagai sutradara yang kerap menyisipkan unsur olahraga, dalam setiap karya buatannya.
Sosok Andi Bachtiar semakin terkenal berkat filmnya, The Conductors, yang berhasil meraih penghargaan Festival Film Indonesia kategori Film Dokumenter Terbaik pada 2008.
Selain itu, nama Andi Bachtiar juga masuk nominasi sebagai Penulis Skenario Asli Terbaik di FFI lewat film Love For Sale.
Terkait kehidupan pribadinya, Andi Bachtiar Yusuf diketahui sudah menikah dan dikaruniai 3 orang anak.
Anak pertamanya ia beri nama Abigail Maryam Luz de Luna Siswo yang lahir pada tahun 2007.
Selanjutnya, Adeline Zulaikha Angel di Maria Siswo lahir pada tahun 2010.
Serta anak bungsunya, bernama Nathaniel Arkadiusz Ibrahim Siswo yang lahir pada tahun 2016.
Baca juga: Profil Jefri Nichol Minta Maaf Soal Cuitan di Twitter : Ternyata Orang Random
Beberapa film hasil karya Andi Bachtiar lainnya adalah:
Jakarta Is Mine (2003)
Hardline (2004)
To Die For (2005)
60 Years (2005)
Live Under The Same Sun (2006)
The Jak (2007)
The Conductors (2008)
Romeo and Juliet (2009)
Hope (2010)
Hari Ini Pasti Menang (2013)
Garuda 19 (2014)
Hujan Bulan Juni (2017)
Mata Dewa (2018)
Love for Sale (2018)
Pariban: Idola Tanah Jawa (2019)
Bridezilla (2019)
Love for Sale 2 (2019)
Menantu Pilihan Bapak (2021)
Ulang Tahun Pernikahan (2021)
Baby Blues (2022)
Serial Web
Namanya Juga Mertua (2019)
Star Stealer (2020)
Para Pencari Kiblat (2020)
Hijrah ke Timur (2021)
Catatan Akhir Sekolah (belum resmi rilis)
Penghargaan :
Film THE CONDUCTORS meraih penghargaan Special Mention Award di Pusan International Film Festival 2008
(Korea Selatan),
Film THE CONDUCTORS meraih pemenang kategori Film Dokumenter Terbaik pada pemenang Festival Film Indonesia (2008)
Film Love for Sale menang Skenario Terbaik JAFF Indonesia Screen Awards (2018)
Film Love for Sale menang Skenario Asli Terpilih ajang Piala Maya (2019).
Saat ini nasib karier sutradara Andi Bachtiar bak di ujung tanduk.
Pasalnya, Andi Bachtiar telah resmi dipecat dari Indonesian Film Directors Clubs.
Namanya telah dikeluarkan dari IFDC lantaran kasus dugaan kekerasan yang Andi Bachtiar lakukan pada kru film.
Andi Bachtiar merasa kecewa lantaran tak diberi kesempatan untuk melakukan mediasi atau memberikan klarifikasi atas kasus yang menimpanya.
Klarifikasi Andi Bachtiar
Sempat bungkam, Andi Bachtiar akhirnya muncul menanggapi kasus kekerasan di lokasi syuting berberapa waktu lalu.
Melalui unggahan akun Instagram pribadinya @andibachtiar, Jumat (2/9/2022).
Pemilik nama lengkap Muhammad Andi Bachtiar Yusuf Siswo menulis surat klarifikiasnya yang berjudul 'Surat Cinta Untuk Teman-Teman'.
Andi Bachtiar mengungkap kronologi terjadinya dugaan kekerasan terhadap kru film di lokasi syuting.
Menurut Andi Bachtiar, semua bermula dari kurangnya persiapan produksi.
Kejadian tersebut terjadi di lokasi syuting serial Catatan Akhir Sekolah.
Dengan segala keterbatasan yang ada, proses produksi serial tersebut terus berjalan.
"Kami mengalami byk hal dalam persiapan, hal-hal yang sering terjadi di sebuah produksi.
Persiapan yang praktis pas2an sampai tentu saja haskah (yang ditulis oleh Utiuts dkk) harus dipangkas tuntas demi bisa diproduksi dalam segala keterbatasan," tulis Andi dalam surtanya.
Andi mengaku jika produksi serial ini merupakan impiannya sejak tahun 10 tahun silam.
Banyak kenangan masa putih abu-abu yang ingin dimasukkan Andi dalam serial ini.
Sayangnya tak semua kenangan itu bisa diimplementasikan dalam serial ini.
Awalnya, proses produksi berjalan lancar meski tanpa ada kehadiran line producer (pimpro) sepanjang produksi.
"Produksi berjalan selayaknya produksi kecil lainnya, kecuali ketiadaan Line Producer (pimpro) sepanjang produksi semua berjalan sebagaimana mestinya.
Kami sama sekali tidak pernah hutang scene dan selalu menuntaskan tugas dengan baik," lanjut Andi.
Masalah bermula ketika kekurangan pemain figuran untuk adegan pentas seni (pensi).
Menurut Andi, masalah tersebut bisa tidak terjadi jika persiapan produksi sudah matang.
"Sampai kemudian terjadilah situasi yang seharusnya bisa diantisipasi di masa persiapan produksi.
Suatu hari kami merasa kekurangan figuran dan saya merasa permintaan akan jumlah serta seperti apa pakaian mereka sudah terdata setidaknya H-2 sebelum produksi," ungkap Andi.
Andi tak mau memaksakan proses syuting dengan jumlah figuran yang terbatas.
Alasannya, ia pernah melakukan hal serupa namun hasilnya jauh dari kata sempurna.
Bapak dua anak ini akirnya memaksa untuk menggenapi jumlah pemain sesuai dengan kesepakatan awal.
"Saya pernah memaksakan shooting dgn jumlah figuran terbatas, hasilnya buruk dan tentu saja nama saya ada dlm tekanan dan catatan.
Makanya saya memaksa untuk menggenapi jmlh sesuai dengan kesepakatan," aku Andi.
Andi membenarkan dirinyalah yang memaksa talent coordinator untuk melengkapi jumlah pemain.
Karena kesal, ia mendorong tubuh kru tersebut untuk menjauh darinya.
Hal itu sengaja dilakukan Andi agar kru tersebut terhindar hari amukannya yang tengah diselimuti amarah.
Andi membantah tudingan menampar kru tersebut, ia yakin jika yang dilakukan hanyalah mendorong.
"Saya kesal dan memaksa talent coordinator (sebut saja "kru") utk melengkapi jumlah, saya dorong agar menjauh karena saya sangat kesal," jelas Andi.
"Sebagai orang yg percaya bhw kekerasan sebaiknya hanya terjadi di film aksi, saya yakin betul bahwa adalah DORONGAN yang saya lakukan, bukan TAMPARAN," tegas Andi.
Ia juga menjelaskan jika situasi tersebut tak berlangsung lama.
Setelah kejadian tersebut ia langsung melanjutkan proses syuting.
Andi merasa keputusannya tersebut adalah bentuk dari profesionalitas kerja.
"Kami kemudian melanjutkan pekerjaan, sempat menari di areal panggung pensi berslamdancing, moshpitting serta tentu saja membentuk circle of death
seperti di masa 2 lalu saya sungguh bahagia, masa remaja seperti datang kembali…..memori dan kehidupan tapa beban," lanjut Andi.
Andi Sudah Minta Maaf ke Ayah Korban
Aksi Andi mendorong salah seorang krunya menimbukan reaksi dari ayah korban.
Ayah korban menuding Andi telah melakukan tindak kekerasan terhadap anaknya.
"Selepas beberapa scene (adegan) itu saya sempat menerima komplen dari seseorang yang merasa tidak terima karena beranggapan saya telah melakukan kekerasan pada anaknya," papar Andi.
Andi yakin dirinya langsung menyampaikan permintaan maafnya terhadap korban dan sang ayah.
Tapi ayah korban tak terima terhadap perlakukan Andi pada putrinya.
"Saya ingat betul saat itu selain tentu menyampaikan maaf, saya juga bilang bahwa "Mungkin dorongan saya terlalu keras, saya minta maaf."
"si bapak tampaknya tidak terima, ia blg ia tak pernah memarahi anaknya dan saya tentu sudah punya anak."
"Saya ingat saya jawab "ya memang pak, saya punya 2 anak perempuan dan sayapun tak ingin ada kekerasan dalam hidup dia," jelas Andi.
Tak puas dengan jawaban Andi, ayah korban terus mengajaknya berbicara.
Di sisi lain Andi merasa harus melanjutkan pekerjaannya.
Dengan terpaksa Andi memutuskan untuk meninggalkan korban dan ayahnya untuk kembali bekerja.
"Tampaknya si bapak kurang puas dan terus memaksa saya untuk tetap berbicara dengannya sementara say pikir hari sudah semakin siang dan pekeriaan harus dituntaskan."
"la menarik saya dan-dengan segala hormat pada sang bapak-saya mengabaikannya dan memilih untuk kembali memaksa tim saya untuk kembali bekerja," tutup Andi.
Baca juga berita lainnya di Google News