Harga Sawit Palembang
Harga Sawit Palembang, Harga TBS Sumsel Rp 2.000-an, Apkasindo Minta Segera Bangun Pabrik
Harga sawit Palembang, harga TBS Sumsel periode ke dua Agustus dibandrol Rp 2.189,82, Apkasindo Sumsel berharap segera bangun pabrik kepala sawit.
Penulis: Hartati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Harga sawit Palembang, update harga tandan buah segar (TBS) sawit Provinsi Sumatera Selatan periode 2 Agustus 2022 resmi ditetapkan Dinas Perkebunan Sumsel.
Harga sawit Palembang, harga TBS Sumsel umur 10 hingga 20 tahun naik tipis dibanding harga pada periode pertama Agustus.
Harga TBS Sumsel periode ke dua Agustus dibandrol 2.189,82 atau naik tipis Rp 323,70 per kg dibanding harga periode pertama Agustus lalu yang dibandrol Rp 1.865 per kg.
Sementara itu harga sawit Palembang dengan umur lebih rendah harganya sedikit lebih rendah dibanding harga sawit dengan umur tanam tua.
Lalu untuk harga TBS tahun tanam 3 tahun Rp 1.911 per kg, tahun tanam 4 tahun Rp 1.960 per kg, tahun tanam 5 tahun Rp 2.004 per kg , tahun tanam 6 tahun Rp 2.044 per kg, tahun tanam 7 tahun Rp 2.080 per kg, tahun tanam 8 tahun Rp 2.112 per kg , dan tahun tanam 9 tahun Rp 2.140 per kg.
Kemudian, tahun tanam 10-20 tahun Rp 2.189 per kg, tahun tanam 21 tahun Rp 2.161 per kg, tahun tanam 22 tahun Rp 2.136 per kg , tahun tanam 23 tahun Rp 2.107 per kg, tahun tanam 24 tahun Rp 2.074 per kg dan tahun tanam 25 tahun Rp 2.001 per kg.
Baca juga: Harga Karet Palembang: Update Harga Karet OKU Timur Sumsel, Tertinggi Rp 11 Ribu
Sementara itu Wakil Ketua Apkasindo Sumsel M Yunus mengatakan perkuat rencana pembangunan Pabrik Kepala Sawit (PKS)
"Masih kita upayakan agar PKS petani dapat segera dibangun di Sumsel," ujar Yunus.
Cara Pengendalian Hama Kumbang Tanduk Pada Tanaman Kelapa Sawit
Hama kumbang tanduk menjadi persoalan serius dihadapi petani di Muratara.
Kebun kelapa sawit milik Edi, petani mandiri di Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) pernah diserang hama kumbang tanduk. Akibatnya, hasil panen tak maksimal dan harga sawit pun jatuh.
Edi mengungkapkan cara yang dilakukannya dalam mengendalikan hama kumbang tanduk dengan obat-obatan yang dijual di toko pertanian. Hama pun hilang dan harga sawit pun kembali terdongkrak.
"Banyak pelepah sawit saya patah, ada yang sampai busuk, ada beberapa juga yang mati," ungkap petani sawit, Edi kepada Tribunsumsel.com, Jumat (19/8/2022).
Agar tidak bertambah banyak kematian terhadap tanaman sawitnya, Edi membasmi hama kumbang tanduk tersebut memakai obat merk marshal.
Ia terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan agar produksi sawitnya tetap normal.
"Untungnya baru sedikit sawit saya mati, supaya tidak sampai nambah banyak, jadi saya kasih obat marshal," katanya.
Edi mengungkapkan hama kumbang tanduk ini biasanya menyerang tanaman kelapa sawit yang baru ditanam sampai berumur 2,5 tahun.
Namun tak jarang juga menyerang kelapa sawit yang sudah menghasilkan dengan umur cukup tua.
"Tanaman sawit saya ini sudah tua tapi masih diserangnya, biasanya memang menyerang tanaman yang masih muda," katanya.
Petani sawit lainnya, Hengki mengungkapkan ada beberapa tanaman sawitnya juga mati diyakini akibat serangan hama kumbang tanduk.
"Kalau malam hari jelas sekali suara kumbang itu banyak terbang-terbang. Saya yakin ada sawit saya mati mungkin karena kumbang tanduk itulah," katanya.
Hengki mengatakan akibat dari serangan hama kumbang tanduk tersebut, dirinya mengalami kerugian meskipun tidak terlalu besar.
Namun demikian, ia tetap melakukan antisipasi agar serangan hama kumbang tanduk terhadap kebunnya tidak bertambah banyak.
"Ya kalau ditanya kerugian pasti ada, tapi tidak banyak, maka harus cepat kita atasi, jangan sampai makin parah," ujarnya.