Berita Muratara
Banyak Siswa Kelas 6 SD Belum Bisa Balistung, Ini Langkah Disdik Muratara
Banyak siswa kelas 6 SD belum bisa membaca, menulis, dan berhitung (Balistung), Disdik Muratara menyiapkan metode baru pembelajaran.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Rahmat Aizullah
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Bupati Musi Rawas Utara (Muratara), Devi Suhartoni mengungkapkan banyak menerima laporan dari guru bahwa masih ada siswa kelas 6 SD belum bisa membaca, menulis, dan berhitung (Balistung).
"Banyak laporan guru, siswa kelas enam (SD) belum bisa baca tulis, ini akan kita benahi secara perlahan, berproses," kata Devi saat rapat koordinasi bersama seluruh Kepala SD-SMP se-Muratara di gedung BPKAD, Senin (22/8/2022).
Devi meminta Dinas Pendidikan Muratara menaruh perhatian serius untuk sekolah-sekolah yang siswanya masih banyak belum bisa menulis, membaca, maupun berhitung.
"Saya minta sekolah membuat laporan tertulis, kendalanya apa, apa karena SDM gurunya, apa karena fasilitas, apa karena anaknya, nanti Dinas Pendidikan yang urus, kita juga minta orangtua turut berperan aktif mendidik anaknya," ujar Devi.
Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Muratara, Zazili mengungkapkan, banyaknya siswa kelas 6 SD yang belum bisa membaca, menulis, maupun berhitung tersebut ditemukan setelah masuk ke jenjang SMP.
"Kalau jumlahnya masih kita data, kita melihat di tingkat SMP, ada di salah satu SMP dia ada kelas khusus yang memang mereka itu tidak bisa baca, artinya dari SD-nya tidak bisa baca, ini akan kita benahi, berproses, perlahan," katanya.
Zazili mengungkapkan, pihaknya baru saja menerima masukan dari salah seorang guru SD mengenai solusi bagaimana mengatasi permasalahan tersebut.
Kata Zazili, ada satu metode pembelajaran bagi tenaga pendidik untuk bagaimana mengajarkan anak didik supaya lebih cepat pandai membaca, menulis, dan berhitung.
Baca juga: 8 Ton Biosolar Habis Sehari, 4 Ton Dexlite Sebulan Tak Habis-habis di SPBU Rupit Muratara
Metode tersebut nantinya akan diujicoba diterapkan di beberapa SD sebagai contoh, dan tentu bakal dievaluasi selama tiga bulan untuk melihat bagaimana perkembangannya.
"Ada guru yang membuat metode baru, dia ada videonya, ada modulnya juga. Nah ini akan kita lihat kuat apa tidak metodenya itu, kalau berhasil, akan kita tarapkan di seluruh SD," ujar Zazili yang baru saja menjabat Plt Kepala Dinas Pendidikan Muratara ini.