Berita Nasional

NasDem Disebut Pamit Dari Kabinet Usai Surya Paloh Temui Jokowi di Istana, Isu Reshuffle Berhembus

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh berpamitan kepada Presiden Joko Widodo karena berbeda arah pilihan politik.

Editor: Slamet Teguh
KOMPAS.com/SABRINA ASRIL
NasDem Disebut Pamit Dari Kabinet Usai Surya Paloh Temui Jokowi di Istana, Isu Reshuffle Berhembus 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Isu reshuffle kabinet kini kembali berhembus di pemerintah Presiden Jokowi.

Yang terbaru, dikabarkan jika NasDem pamit dari kabinet Presiden Jokowi.

Hal tersebut terjadi usai Ketum NasDem Surya Paloh telah berpamitan dengan Presiden Jokowi.

Seperti diketahui, Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam mengungkapkan munculnya informasi mengenai Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh berpamitan kepada Presiden Joko Widodo karena berbeda arah pilihan politik.

Kabar tersebut berhembus setelah Surya Paloh bertemu dengan Jokowi di Istana Merdeka kemarin.

"Kemarin itu Pak Surya Paloh bertemu dengan Presiden di Istana dan muncul sejumlah informasi bahwa pertemuan tersebut meskipun diklaim oleh teman-teman dari NasDem Itu adalah sebuah pertemuan rutin," ujar Khoirul Umam dalam diskusi daring Polemik Trijaya, bertajuk 'Menakar Gagasan dan Visi Capres 2024', Sabtu (20/8/2022).

"Tetapi konon kabarnya Itu adalah sebuah pertemuan yang menyampaikan sejumlah informasi yang cukup valid yang intinya adalah sebagai sebuah bentuk pamitan secara politik. Sebagai penegasan dari titik beda, dari arah perjuangan menuju di 2024 mendatang," tambah Khoirul Umam.

Dia mengatakan jika pertemuan tersebut adalah langkah pamitan NasDem sebagai partai politik pendukung pemerintah maka koalisi yang terjalin dengan PKS dan Partai Demokrat akan terwujud.

Menurut Khoirul Umam, ketiga partai tersebut akan membentuk kutub baru kekuatan politik.

"Kalau benar informasi itu tidak spekulatif dan kemudian memang terjustifikasi maka besar kemungkinan kutub kekuatan baru yang dimotori oleh Nasdem, Demokrat, dan PKS," tutur Khoirul Umam.

Khoirul Umam menilai deklarasi koalisi tiga partai tersebut akan dideklarasikan dalam waktu dekat.

"Akan segera dideklarasikan pada waktu terdekat.  Oleh karena itu ini harus terus dimaintain," pungkas Khoirul Umam.

Baca juga: PDIP Beri Bocoran Reshuffle Kabinet, Prabowo dan Airlangga Hartarto Disebut Bakal di Reshuffle

Baca juga: Bocoran Istana, Presiden Jokowi Akan Reshuffle Kabinet Bareng dengan Pelantikan Menpan RB dari PDIP

Sejam Surya Paloh Temui Jokowi

Kemarin, Ketua Umum NasDem Surya Paloh temui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Paloh datang pukul 16.30 WIB melalui gerbang Sekretariat Negara menggunakan mobil Minivan hitam Mercedes Benz V Class.

Ia kemudian masuk ke dalam komplek istana kepresidenan, Jakarta melalui pintu Bali persis di samping masjid Baiturrahim.

Pintu masuk tersebut biasanya digunakan tamu tamu VVIP yang akan melakukan pertemuan intern dengan Presiden.

Pertemuan berlangsung kurang lebih satu setengah jam.

Paloh yang mengenakan kemeja putih lengkap dibalut jas hitam tersebut keluar dari pintu Bali sekitar pukul 17.59 WIB.

Paloh kemudian keluar dari Istana melalui pintu gerbang utama, Jalan Medan Merdeka Utara.

Di Tengah Isu Reshuffle Kabinet

Sebelumnya diberitakan perombakan alias reshuffle kabinet pemerintahan Jokowi sangat memungkinkan terjadi dalam waktu dekat.

Pasalnya, masih ada pos menteri yang kosong, yakni Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi (PANRB) yang ditinggalkan almarhum Tjahjo Kumolo.

Faldo Maldini, Staf Khusus Sekretaris Negara, saat dikonfirmasi mengakui jika reshuffle masih memungkinkan dilakukan oleh presiden.

"Semuanya sangat memungkinkan. Apalagi masih ada pos menteri yang kosong hingga hari ini. Ya pasti akan diisi. Pasti ada reshuffle," kata Faldo saat dimintai konfirmasi Tribunnews.com, Jumat (19/8/2022).

Presiden Jokowi, kata Faldo, sudah memiliki hitungan mengenai formasi kabinetnya dalam menghadapi sejumlah tantangan pembangunan, seperti sejumlah krisis akibat ketidakpastian global.

“Presiden tentu sudah punya hitungan. Menghadapi berbagai ketidakpastian global, krisis pangan dan energi menjadi perhatian."

"Butuh solusi untuk itu, maka perombakan pun dapat dilakukan bila dibutuhkan,” tuturnya.

Faldo mengatakan pemerintah terus berupaya memberikan yang terbaik bagi rakyat Indonesia.

Sebagaimana pidato Presiden pada 16 Agustus lalu, sejumlah capaian diraih di tengah kondisi sulit yang tentunya harus dipertahankan bahkan ditingkatkan.

“Tentu butuh tim yang mampu mempertahankan, bahkan membawa lompatan lebih tinggi,” ucapnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved