Harga Sawit Palembang
Harga Sawit Palembang: Harga TBS di Sumsel Hari Ini Naik Rp 254,92 per Kg, Rincian Usia Tanam
Harga sawit Palembang, harga TBS sawit Agustus 2022 ini mengalami kenaikan Rp 254,92 per kg atau saat ini posisi harga TBS Rp 1.865 per kg.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Harga sawit Palembang, harga tandan buah sawit segara (TBS) sawit Agustus 2022 ini mengalami kenaikan dibandingkan harga Juli 2022 periode kedua.
Kenaikan harga sawit Palembang Rp 254,92 per kg atau saat ini posisi harga TBS Rp 1.865 per kg.
Terjadinya kenaikan harga sawit Palembang ini tentu saja menunjukkan perkembangan yang baik. Meskipun memang masih di bawah harga sejumlah provinsi lain penghasil sawit seperti Jambi Rp 2.136,72 per Kg dan Riau 2.232,93 per Kg
"Untuk harga TBS sawit pada Agustus periode pertama tahun 2022 Rp 1.865 per kg, atau naik Rp 254,92 per kg dibandingkan Juli periode kedua di 2022," kata Analis PSP Madya Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Rudi Arpian SP MSi, Selasa (9/8/2022)
Harga TBS saat ini Rp 1.865 per kg untuk tahun tanam 10-20 tahun, harga ini naik Rp 254,92 per kg dari periode sebelumnya.
Baca juga: Harga Karet Palembang: Harga Karet di Empat Lawang Sumsel, Rp 7.000 sampai Rp 12.000 per Kg
Lalu untuk harga TBS tahun tanam 3 tahun Rp 1.628, tahun tanam 4 tahun Rp 1.670, tahun tanam 5 tahun Rp 1.708, tahun tanam 6 tahun Rp 1.742, tahun tanam 7 tahun Rp 1.772, tahun tanam 8 tahun Rp 1.800, dan tahun tanam 9 tahun Rp 1.823.
Kemudian, tahun tanam 10-20 tahun Rp 1.865, tahun tanam 21 tahun Rp 1.841, tahun tanam 22 tahun Rp 1.820, tahun tanam 23 tahun Rp 1.796, tahun tanam 24 tahun Rp 1.767 dan tahun tanam 25 tahun Rp 1.705.
"Dampak dari peniadaan pungutan ekspor (PE) CPO hingga 0 persen, mulai dirasakan petani sawit Sumsel. Walaupun kenaikan harga belum setinggi dibandingkan dengan harga TBS Provinsi tetangga yang sudah diatas Rp 2000 per kg pada minggu yang sama," katanya
Menurut Rudi, inilah perbedaan penetapan harga TBS Sumsel yang dilakukan 2 minggu sekali dibandingka dengan provinsi penghasil sawit yang penetapan harga TBS nya 1 minggu sekali.
Ketika harga TBS Jatuh pada tanggal yang sama Sumsel masih menerima harga yang cukup tinggi, Rp 1.860, pada periode I tanggal 11 Juli 2022 dan harga Rp 1.611 hingga periode II tanggal 21 Juli 2022 dibandingkan Provinsi lain pada minggu yang sama.
Perbedaan penetapan harga 2 minggu sekali ini belum menunjukkan harga rill yang berlaku minggu tanggal berjalan, tapi merupakan rata-rata penjualan 2 minggu sebelumnya.
"Inilah kenapa pada saat Provinsi lain sudah naik, Sumsel baru bergerak naik. Demikian juga sebaliknya ketika penetapan harga seminggu satu kali sudah turun, Sumsel baru bergerak turun," katanya
Menurut Rudi, hal ini selalu menjadi pertanyaan dari petani sawit Sumsel, sehingga dalam rapat juga sudah ada wacana dari peserta rapat untuk Sumsel agar bisa menyesuaikan penetapan harga TBS 1 minggu sekali, dan ini tentu memerlukan persiapan.
Agar Harga Sawit Tetap Stabil
Harga sawit Palembang, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) berencana membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Sumsel dalam waktu dekat dinilai bisa menjadi solusi mengatasi harga kelapa sawit yang anjlok di tingkat petani.
Meski pembangunan pabrik sawit ini solusi jitu, namun Kepala Dinas Perkebunan Sumsel Agus Darwa mengatakan ada hal lain yang perlu diperhatikan agar harga sawit Palembang tetap stabil.
Sebab jika tidak diperhatikan dengan baik tetap saja masalah harga sawit Palembang dan tandan buah sawit (TBS) tidak stabil akan terus berulang.
Hal yang harus diperhatikan agar harga sawit di Sumsel stabil itu yakni standar pengolahan minyak merah atau CPO yang dibuat apakah sama standarnya dengan kebutuhan CPO domestik atau ekspor. Sebab jika tidak sama maka tetap akan jadi masalah.
"Standarnya harus sama dengan yang dibutuhkan pasar jangan asal bangun saja karena memang bisa jadi solusi di tingkat petani namun mata rantainya kan panjang bukan cuma di tingkat petani saja, kalau hasil CPO tidak sesuai atau tidak standar sama saja, tangki pabrik penuh dan tidak bisa dijual, ujung-ujungnya pabrik tidak bisa membeli TBS lagi dan harga akan tetap anjlok," ujar Agus, Senin (8/8/2022).
Agus juga mengatakan sebenarnya harga sawit di tingkat petani mandiri juga tidaklah terlalu buruk karena hanya selisih ratusan rupiah saja dari harga yang dirilis Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, namun harga anjlok bahkan di bawah Rp 1.000 per kg pada tingkat petani.
Dia mengatakan penyebabnya adalah karena "permainan" tengkulak yang membeli dengan harga jauh di bawah harga yang sudah ditetapkan pemerintah.
Tengkulak pastinya ingin untuk dan juga sudah tahu standar harga sawit tersebut misalnya kualitas buah tidak merata atau tidak sesuai standar, jarak panen ke kebun terlalu jauh dan akses jalan rusak.
Buah yang rontok juga dihargai lebih murah dibanding buah utuh yang masih melekat pada tanda sawit.
Baca berita lainnya langsung dari google news.