Berita Nasional
Keluarga Simpan Pesan Terakhir Brigadir J Sebagai Bukti Kasus Pembunuhan, Minta Hal Ini
Nelson Simanjuntak menjelaskan maksud pesan terakhir dari Brigadir J yang jadi bukti.
Penulis: M Fadli Dian Nugraha | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Pengacara Brigadir J terus berusaha membongkar kasus pembunuhan kliennya.
Walaupun rumit, Kamaruddin Simanjuntak selaku pengacara mengumpulkan bukti-bukti pembunuhan Brigadir J.
Selain itu Nelson Simanjuntak pengacara keluarga Brigadir J mendapatkan pesan terakhir dari Brigadri J yang dianggap barang bukti penting.
Nelson Simanjuntak menjelaskan maksud pesan terakhir dari Brigadir J.
Baca juga: Pengacara Sebut Squad Pembunuh Dibuat Iri Brigadir J, Sudah Identifikasi Sosok Squad: Mereka Paham
Brigadir J menghubungi orang terdekatnya pada 8 Juli pagi hari.
Nelson Simanjuntak menyoroti pesan terakhir dari Brigadir J yang dianggap penting,dilansir Youtube TribunnewsSelasa(2/8/2022).
Disebutkan keluarga kalau isi pensan pentingnya Brigadir J meminta tidak diganggu karena sedang mengantarkan pimpinan.
Saat itu Brigadir J mengatakan sedang ada di Magelang.
Nelson Simanjuntak juga menyebutkan selang tujuh jam Brigadir J tidak bisa dihubungi, namun justru terlibat baku tembak.
Keluarga pun punya spekulasi lain atas pesan yang didapatkan.

Kini publik menunggu bagaimana kelanjutan kasus Brigadir J.
Putri Candrawathi Menangis Lunglai Melihat Brigadir J Sudah Tewas, Komnas HAM : CCTV Sangat Clear
20 rekaman CCTV dari 27 titik di sekitar rumah dinas Irjen Ferdy Sambo dikuak.
Brigadir J tewas setelah terlibat adu tembak dengan Bharada E di rumah tersebut.
Adapun Brigadir J dituding melakukan tindakan pelecehan terhadap Putri Candrawathi istri Irjen Ferdy Sambo.
Melansir dari Tribunnews,com, Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik menjelaskan kronologi dari isi CCTV yang dikuak.
Diketahui awalnya rombongan Putri Candrawathi dan para ajudan termasuk Brigadir J dan Bharada E pulang dari Magelang pukul 10.00 WIB, Jumat (8/7/2022)
Kemudian, Putri Candrawathi dan ajudan pun sampai di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada pukul 15.40 WIB.
Sementara itu, Ferdy Sambo sudah lebih dulu tiba di rumah sekira pukul 15.29 WIB lantaran naik pesawat dari Yogyakarta.
Lantaran baru pulang dari luar kota, rombongan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi beserta ajudannya langsung melakukan tes PCR.
"Kelihatan ada Bharada E, ada almarhum Yosua ( Brigadir J), ada asisten rumah tangga, dan ada 2 lagi stafnya termasuk ADC senior," tutur Taufan Damanik, dikutip dari Youtube MteroTVNews.
Menurut anggota Komnas HAM yang lain, ketika pulang dari Magelang ke Jakarta, kondisi Brigadir J ini masih hidup dan sehat walafiat.
"Dan di situ terlihat ada bu Putri, ada Yosua almarhum ( Brigadir J) masih hidup saat dia sampai di Duren Tiga.
Semuanya dalam kondisi hidup dan sehat, tidak kurang dari satu apapun," lanjut Choirul Anam.
Setelah tes PCR, Putri Candrawathi beserta para ajudan, kecuali asisten rumah tangga pergi ke rumah dinas di Duren Tiga, tak jauh dari lokasi rumah pribadi, pada pukul 16.07 WIB.
Namun katanya, Ferdy Sambo justru tidak menyusul istrinya tapi ke arah lain bersama ADC dan motor Patwal yang sama.
Hingga kemudian, tiba-tiba Ferdy Sambo mendapat telepon dari istrinya, Putri Candrawathi.
"Baru berapa menit berjalan, kelihatan motor Patwal berhenti, mobil berhenti. Kata penyidik, itu karena ada telepon dari ibu ( Putri Candrawathi) ke Pak Ferdy yang menjelaskan ada masalah itu," jelas Damanik.
Ferdy Sambo Lari ke Rumah Dinas, Istri Menangis Lihat Jasad Brigadir J
Setelah menerima telepon dari istri, Damanik menjelaskan mobil Ferdy Sambo pun berusaha berbalik bersama dengan motor Patwal.
Hanya saja, mobil rombongan Ferdy Sambo itu kesulitan karena jalan yang sempit.
Damanik pun mengungkapkan setelah mengetahui hal itu, Ferdy Sambo pun langsung berlari ke rumah dinas.
Baca berita lainnya di Google News