Berita Viral

Analisa Mantan Kepala Badan Intel TNI di Kasus Penembakan Brigadir J, Ada Sesuatu yang Disembunyikan

Sejumlah kejanggalan kasus penembakan Brigadir J atau Brigadir Novriansyah Yoshua dikuak mantan kepala badan intelijen startageis TNI laksaman

Editor: Moch Krisna
ist
Tempat kejadian perkara (TKP) Brigadir J tewas di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo menerapkan scientific crime investigation (SCI). 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Sejumlah kejanggalan kasus penembakan Brigadir J atau Brigadir Novriansyah Yoshua dikuak mantan kepala badan intelijen startageis TNI laksamana muda (purn) Soleman B Ponto.

Kasus penembakan tersebut dinilai Soleman B Ponto kini sudah melebar dari pembunuhan menjadi pelecehan seksual.

Menurut Soleman B Ponto, kasus ini berawal dari tembak menembak antara anggota kepolisian.

“Yang nembak-menembak, polisi nembak polisi di rumah polisi, ditangkap oleh polisi yang mati CCTV. Tiba-tiba Kapolri polisi membentuk tim. Kompolnas masuk. Judulnya polisi semua,” kata Laksamana Muda (Purn) Soleman B Ponto dalam acara Crosscheck by Medcom.id, dikutip Minggu (17/7/2022).

“Ya jadi liar apa gara-gara ini sendiri. Padahal kan kalau kita kembali lagi ke fakta itu hanya pembunuhan saja, titik. Kenapa jadi belok ke sana ke mari,” ujarnya menambahkan.

Baca juga: Susno Duadji Sebut Kasus Penembakan Brigadir J Oleh Bharada E Layaknya Bom Atom, Berdampak Panjang

Atas melebarnya spekulasi ini, Soleman pun menduga ada sesuatu hal yang disembunyikan.

“Nah dari situ, lagi-lagi intelejen melihat, ada sesuatu yang disembunyikan,” ujarnya.

Brigadir J tewas ditembak rekannya, Bharada E, di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022).
Brigadir J tewas ditembak rekannya, Bharada E, di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022). (via TribunJambi.com)

Padahal, sambung dia, jika kasus pembunuhan, cukup hanya melibatkan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Selain itu sejumlah fakta menunjukkan adanya hasil autopsi atas peristiwa penembakkan yang menwaskan Yoshua.

Namun, sambung Soleman, hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.

“Kalau autopsi oleh penembakkan, maka kita jangan bicara dulu itu pelecehan seksual, kita bicara aja penembakkan. Kan, harus konsisten dong,” ucapnya.

“Logika waras publik ini sekarang teracak-acak dengan penyampaian-penyampaian ini. Lalu tiba-tiba Kapolri juga masuk (membentuk tim). Lah sekarang bagaimana mau percaya masyarakat,” sambung dia.

Soleman pun lantas membandingkan dengan kasus kopi sianida yang melibatkan Jessica Wongso yang merupakan sahabat Wayan Mirna Salihin sendiri.

Polisi memutuskan Jessica Wongso bersalah dan menjadi tersangka dalam kasus kopi Sianida tersebut.

Dalam kasusnya, Mirna dinyatakan dibunuh walaupun tidak ada bukti yang menjelaskan ada yang memasukkan sianida ke dalam minumannya. Menurut dia, kasus Yosua sama dengan Mirna.

Baca juga: Brigadir J Mati Ditembak di Rumah Polisi, Ayah Brigadir J Buat Laporan Pembunuhan ke Bareskrim

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved