Arti Kata
Arti Mabrur Adalah Apa? Kosa Kata Populer Bagi Orang yang Akan Berangkat Haji
Kata "Mabrur" dikenal oleh masyarakat luas, terutama yang umat muslim. Namun tidak banyak yang mengetahui arti dari kata Mabrur ini.
Penulis: Novaldi Hibaturrahman | Editor: Novaldi Hibaturrahman
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Hampir semua orang mengenal kata Mabrur.
Ya, kata ini populer bagi orang-orang yang akan berangkan menunaikkan ibadah haji e tanah suci.
Meski kata "Mabrur" bersifat universal dan dikenal oleh masyarakat luas, namun tidak banyak yang mengetahui apa makna dan arti dari kata ini.
Lantas tahukah kamu apa yang dimaksud dengan kata "Mabrur" ini?
Defenisi Mabrur
Dilansir dari kemenag.go.id kata al mabrur adalah isim maf’ul dari akar kata al birru.
Sedangkan kata Al birru berarti kebaikan atau kebajikan.
Al birru juga berasal dari kata barra-yabirru-birrun yang artinya berbuat baik atau patuh.
Dengan demikian, al hajjul mabruru artinya haji yang diberikan kebaikan dan kebajikan.
Dari sisi istilah, haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah, kemudian berdampak pada kebaikan diri, serta bermanfaat bagi orang lain.
Kata Mabrur juga sudah terindeks dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) baik cetak maupun versi daringnya.
Berdasarkan KBBI, Mabrur diartikan sebagai diterima Allah; baik diidentikan dengan ibadah haji yang sempurna syarat serta rukunnya.
Baca juga: Kumpulan Doa Untuk Keluarga dan Saudara yang Berangkat Haji, Lengkap Tulisan Latin dan Terjemahan
Baca juga: Arti Kata Barakallah Adalah Apa? Berikut Penjelasannya Secara Bahasa, Populer di Media Sosial
Baca juga: Arti Lailaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadhdhalimin Adalah, Doa Nabi Yunus AS
Mabrur tidak datang tiba-tiba, melainkan harus diusahakan dan dipersiapkan, mulai dari sebelum, saat, dan setelah pelaksanaan ibadah haji.
Terkait dengan persiapan, ketika kita ingin mencapai haji mabrur, tentu kita harus melakukan aktivitas yang mendukung pencapaian haji mabrur. Persiapan itu antara lain:
Pertama, memahami ajaran agama Islam dengan baik, termasuk juga manasik hajinya. Karena amalan ibadah yang tidak disertai dengan ilmu, maka ia dapat sia-sia.
Kedua, harus dipastikan rejekinya halal. Jangan sampai berangkat ibadah haji menggunakan uang hasil curian. Ini tidak diterima. Tidak boleh menggunakan uang curian untuk kepentingan ibadah.
Ketiga, meningkatkan amal ibadah. Kita harus menyiapkan diri dengan meningkatkan dan menyempurnakan amal ibadah.
Demikian defenisi dari kata mabrur, yang populer penyebutannya saat ibadah haji.
Baca artikel dan berita lainnya langsung dari google news