Dahulukan Puasa Syawal atau Bayar Hutang Ramadhan Dulu? Begini Penjelasan Wakil Ketua MUI
Umat muslim tetap bisa berpuasa di bulan Syawal yakni melaksanakan ibadah puasa Syawal dan Ayyamul Bidh. Namun bagaimana dengan yang memiliki hutang?
Penulis: Novaldi Hibaturrahman | Editor: Novaldi Hibaturrahman
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Ramadhan telah berlalu, kini umat muslim menjalani bulan Syawal.
Pada bulan ke-10 di kalender hijriah ini, umat muslim tetap bisa melaksanakan ibadah puasa, yakni puasa Syawal dan Ayyamul Bidh.
Meski begitu, bagi umat muslim yang melewatkan puasa Ramadhan dikarenakan uzur tertentu harus menggganti ibadahnya sebanyak yang ditinggalkan.
Mengganti puasa Ramadhan biasa dikenal dengan meng-qadha puasa.
Akan tetapi, saat bulan Syawal datang, banyak yang ingin melaksanakan puasa Syawal.
Lantas bagaimana jika masih memiliki utang puasa? Ibadah mana yang harus didahulukan?
Baca juga: 3 Amalan Utama Bulan Syawal Sesuai Hadits, yang Bisa Dilaksanakan Umat Muslim
Baca juga: Bacaan Doa Agar Suami Istri Terhindar Dari Perselingkuhan Berdasarkan Al Quran
Baca juga: Surat Al Mulk Lengkap 30 Ayat Beserta Tulisan Latin dan Arti, Amalan Malam Jumat Sebelum Tidur
Menurut Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas, sebaiknya bagi yang memiliki utang puasa, utang tersebut diganti terlebih dahulu.
"Meng-qadha puasa didahulukan baru puasa Syawal," kata Anwar dikutip dari Kompas.com, Jumat (6/5/2022).
Dia menjelaskan, hal itu dikarenakan puasa Ramadhan hukumnya wajib, sedangkan puasa Syawal hukumnya sunnah.
"Bila berbenturan antara yang wajib dengan yang sunnah maka yang didahulukan adalah yang wajib," ujar Anwar.
Anwar juga mengatakan perlu diusahakan keduanya tetap bisa dikerjakan.
"Untuk itu, perlu diusahakan meng-qadha-nya tuntas dan puasa 6 hari di bulan Syawal juga terkerjakan," pungkas Anwar.
Demikian penjelasan mengenai pelaksanaan puasa qadha dan puasa Syawal.
Baca artikel dan berita lainnya langsung dari google news